H MAKKIYAH DAN MADANIYAH. Sebagaimana diketahui bahwa sebagian dari keistimewaan 31Musthafa Dib Al-Bugha, Al-Wadih Fi ‘Ulum Al-Qur’an, (Damsyiq: Dar al-Kalim al-Tayib, 1998), h. 51. sya riat Islam adalah proses berangsurangsur dalam menentu kan hukum. Kemudian beberapa surah di dalam AlQur’an dan ayatnya terkait dengan turunnya
1 Turunnya al-Qur’an dan tempat-tempat turunnya. 2) Urut-urutan ayat-ayat yang turun di Mekkah pada masa permulaan, pertengahan, dan penghabisannya. Demikian pula ayat-ayat yang turun di Madinah pada masa permulaan, pertengahan, penghabisannya. 3) Ayat-ayat yang turun di Mekkah sedang hukumnya termasuk Madaniyah.
11 Jelaskan makna beriman kepada malaikat-malaikat Allah SWT.! Jawaban: beriman kepada malaikat-malaikat Allah berati percaya akan keberadaan dan tugas-tugas para malaikat Allah. 12. Jelaskan perbedaan manusia dan malaikat! Jawaban: a. Malaikat di ciptakan dari cahaya, sedangkan manusia dari tanah. b. malaikat makhluk ghaib, sedangkan manusia
Makkiyahadalah ayat- ayat yang turun sebelum Nabi hijrah, sedangkan Madaniyah adalah ayat-ayat yang turun setelah hijrah (al-Qattan, 2001, hal. Kedua, Makkiyah adalah ayat-ayat yang turunnya di Makkah dan sekitarnya meskipun setelah hijrahnya Nabi. Penjelasan:
Soalessay tentang makkiyah dan madaniyah. Dengan menelisik, apakah ayat tersebut termasuk dalam makkiyah atau madaniyah, maka akan membantu untuk mengetahui keadaan sosial, politik dan lainnya. Tujuan mempelajari makiyyah dan madaniyah dipresentasikan pada 11 nopember 2014 di staim tulungagung oleh: Pertanyaan tentang ilmu makkiyah dan
u0L9n0W. The Qur'an revealed to this world is a guide and a mercy to humans in this world, because the Qur'an is solely to help mankind as a guide for their life. People who read the Qur'anul Karim are expected not only to know how to read it but are also expected to be able to understand the contents of the content, therefore, the methodology of understanding the Qur'an needs to be known and studied in order to have more faith in the Qur'an. 'an is getting stronger. In terms of verse division, the scholars classify the verses in the Qur'an, there are differences in determining the verses and letters that were revealed in the city of Mecca and the verses that were revealed in the city of Medina so that they the scholars define Makkiyah and Madaniyah. Makkiyah is what was revealed in Mecca, even though it was revealed after the hijrah, Madaniyah is what was revealed in the city of Medina so that from this definition the word contains three elements, namely 1 Time, 2 Location and 3 The target of the verses and letters that were revealed. Place criteria as the basis for classification without considering its effect on the text in terms of content and form. In addition to the criteria above, there are other criteria that are used to distinguish between makki and civil. Keywords Makki, Madani Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Katagorisasi Ayat Makki Dan Madani Pengertian, Ciri, Hikmah Dan Cara Mengetahui Makkiyah Dan Madaniyah Abd Halik Institut Agama Islam Negeri Madura 4h4lik Abd Haris Universitas Islam Madura alfarobiy3112 Supandi Universitas Islam Madura Abstract The Qur'an revealed to this world is a guide and a mercy to humans in this world, because the Qur'an is solely to help mankind as a guide for their life. People who read the Qur'anul Karim are expected not only to know how to read it but are also expected to be able to understand the contents of the content, therefore, the methodology of understanding the Qur'an needs to be known and studied in order to have more faith in the Qur'an. 'an is getting stronger. In terms of verse division, the scholars classify the verses in the Qur'an, there are differences in determining the verses and letters that were revealed in the city of Mecca and the verses that were revealed in the city of Medina so that they the scholars define Makkiyah and Madaniyah. Makkiyah is what was revealed in Mecca, even though it was revealed after the hijrah, Madaniyah is what was revealed in the city of Medina so that from this definition the word contains three elements, namely 1 Time, 2 Location and 3 The target of the verses and letters that were revealed. Place criteria as the basis for classification without considering its effect on the text in terms of content and form. In addition to the criteria above, there are other criteria that are used to distinguish between makki and civil. Keywords Makki, Madani Katagorisasi Ayat Makki Dan Madani Pengertian, Ciri, Hikmah Dan Cara Mengetahui Makkiyah Dan Madaniyah 73 V o l u m e 0 8 / N o 0 2 / Agustus 2 0 2 2p - I S S N 2 4 6 0 - 3 8 3 X , e - I S S N 2 4 7 7 - 8 2 4 9Abstrak al-Qur’an diturunkan kedunia ini merupakan petunjuk dan rahmat kepada manusia di muka ini, karena al-Qur’an semata-mata hanya untuk membantu umat manusia sebagai pedoman hidup mereka. Orang yang membaca al-Qur’anul karim diharapkan bukan hanya mengetahi cara membacanya saja akan tetapi diharapkan akan bias memahami isi kandungannya, oleh karena itu, maka metodelogi pemahaman terhadap al-Qur’an perlu untuk diketahui dan dipelajari agar lebih keimanan terhadap al-Qur’an tersebut semakin kuat. Dari sisi pembagian ayat, para ulama’ mengklasifikasi ayat dalam al-Qur’an, terdapat perbedaan untuk menentukan ayat-ayat dan surat-surat yang diturunka dikota Mekkah dan ayat-ayat yang diturunkan dikota Madinah sehingga mereka para ulama mendefinisikan Makkiyah dan Madaniyah. Makkiyah adalah yang diturunkan di Mekkah, sekalipun turunnya sesudah hijrah, Madaniyah adalah yang diturunkan dikota Madinah sehingga dari definisi tersebut maka kata tersebut mengandung tiga unsur yang diantaranya 1 Masa, 2 Lokasi dan 3 Sasaran ayat dan surat yang diturunkan. Kriteria tempat sebagai dasar klasifiasi tanpa mempertimbangkan pengaruhnya terhadap teks dari segi isi maupun bentuknya. Selain kreteria di atas, ada kreteria lain yang di pergunakan untuk membedakan antara yang makki dan madani. Kata kunci Makki, Madani Prolog Semua bangsa berusaha keras untuk melestarikan warisan pemikiran dan sendi-sendi kebudayaannya. Demikian juga umat Islam sangat melestarikan risalah Muhammad yang memuliakan semua umat manusia. Itu disebabkan risalah Muhammad bukan sekedar risalah ilmu dan pembaharuan yang hanya diperhatikan sepanjang diterima akal dan mendapat respon manusia. Dakwah menuju kejalan Allah swt itu memerlukan metode tertentu dalam berusaha menghadapi kerusakan aqidah. al-qur’an diturunkan kedunia manusia semata-mata hanya untuk membantu manusia sebagai pedoman hidup mereka. Orang yang membaca al-Qur’anul karim diharapkan bukan hanya mengetahi cara membacanya saja akan tetapi diharapkan akan bias memahami isi kandungannya, maka dari itu metodelogi pemahaman terhadap al-Qur’an tersebut juga Katagorisasi Ayat Makki Dan Madani Pengertian, Ciri, Hikmah Dan Cara Mengetahui Makkiyah Dan Madaniyah 74 V o l u m e 0 8 / N o 0 2 / Agustus 2 0 2 2p - I S S N 2 4 6 0 - 3 8 3 X , e - I S S N 2 4 7 7 - 8 2 4 9dipandang perlu untuk mengetahui sebab musabab dan dimana al-Qur’an itu diturunkan. al-Qur’an secara umum diturunkan di dua tempat yaitu di kota Mekkah dan di kota Madinah. Surat dan ayat yang diturunkan di kota Mekkah dinamakan ayat atau surat Makkiyah sedangkan surat dan ayat yang diturunkan di kota Madinah dinamakan ayat atau surat Madaniyah. Para ulama mufassir al-Qur’an menjelaskan beberapa metode pendekatan khususnya metodologi pengetahuan untuk mengetahui jenis ayat Makkiyah maupun Madaniyah, karena dengan mengetahui jenis-jenis Makkiyah maupun Madaniyah akan dapat dengan muda kita memahami atau menafsirkan dan memahami isi dari kandungan al-Qur’an tersebut. Para ulama berbeda pendapat khususnya dalam mendefinisikan dan mengklasifikasikan suatu ayat atau surat Makkiyah maupun Madaniyah, namun dari beberapa definisi para ulama tentang ayat ataupun surah makkiyah dan madaniyah itu ditinjau dari segi tempat dimana al-Qur’an itu diturunkan. Tentu dalam penafsiran dan mendefinisikan suatu ayat makkiyah ataupun madaniyah tesebut mengalami sudut pandang yag tentunya akan berbeda pula dalam pengambilan suatu kesimpulan, maka dari itu makalah ini akan berusaha untuk membedah dan membahas dan memberikan gambaran secara gambling terkait dengan hal-hal yang sekiranya penting untuk diketahui, sehingga nanti kami berharap tulisan ini akan bermanfaat bagi kita selaku para pencari ilmu amien. Pengertian Makkiyah dan Madaniyah Ilmu makki dan ilmu madani adalah sebuah ilmu yang membahas tentang surat-surat dan ayat-ayat yang diturunkan di kota mekkah dan yang diturunkan dikota madinah, terdapat perbedaan yang dasar tentang kreteria pembedaan untuk menentukan Makkiyah dan Madaniyah suatu surat ataupun suatu ayat. Sebagian para ulama’ terdapat perbedaan untuk menentukan ayat-ayat dan surat-surat yang diturunka dikota Mekkah dan ayat-ayat yang diturunkan dikota Madinah sehingga mereka para ulama mendefinisikan Makkiyah dan Madaniyah sebagai berikut Katagorisasi Ayat Makki Dan Madani Pengertian, Ciri, Hikmah Dan Cara Mengetahui Makkiyah Dan Madaniyah 75 V o l u m e 0 8 / N o 0 2 / Agustus 2 0 2 2p - I S S N 2 4 6 0 - 3 8 3 X , e - I S S N 2 4 7 7 - 8 2 4 9 Makkiyah adalah yang diturunkan di Mekkah, sekalipun turunnya sesudah hijrah, Madaniyah adalah yang diturunkan dikota pula ulama yang mendefinisikan al-Makkiyah dan Madaniyah itu seperti Makkiyah adalah kitabnya seruannya jatuh pada penduduk Mekkah dan Madinah ialah yang kitabnya seruannya jatuh pada penduduk Madinah. Ada pula beberapa para ulama yang mendefinisikan bahwa masa turunnya ayat dan surat menjadikan penentu Makkiyah dan Madaniyahnnya itu seprti Makkiyah ialah yang diturunkan sebelum Nabi Hijrah ke Madinah sekalipun turunnya diluar Mekkah dan Madaniyah ialah yang diturunkan sesudah Nabi Hijrah meskipun turunnya di Madinah. Definisi ini adalah definisi yang mashur dan banyak digunakan oleh para Ulama’ karena mengandung pembagian Makkiyah dan Madaniyah secara abad dan fase waktu tertentu. Dari definisi-definisi yang tersebut di atas maka masing-masing mengandung tiga unsur yang diantaranya 1. Masa, 2. Lokasi, dan 3. Sasaran ayat dan surat yang diturunkan. Ciri-ciri makkiyah dan madaniyah Ulama’ al-Qur’an menurut pengertian diatas menggunakan kriteria tempat dalam membedekan antara yang Makki dan Madani. Oleh karena tempat komunikasi dan wahyu Zuhdi Masfjuk, Pengantar Ulumul Qur’an Surabaya Abditama 1997, hlm, 64. Masjfuk Zuhdi, Penganat Ulumul al Qur,a>n, Karya Abditama 1997, 66, Katagorisasi Ayat Makki Dan Madani Pengertian, Ciri, Hikmah Dan Cara Mengetahui Makkiyah Dan Madaniyah 76 V o l u m e 0 8 / N o 0 2 / Agustus 2 0 2 2p - I S S N 2 4 6 0 - 3 8 3 X , e - I S S N 2 4 7 7 - 8 2 4 9selalu tergantung dengan tempat penerima pertama wahyu yang hijrah dari mekkah ke madinah, Kemudian kembali ke Mekkah sebagai penakluk, dan setelah itu hilir mudik ke mekkah untuk berziarah atau berhaji maka sebagian ulama berpendapat bahwa”ayat Makki adalah ayat yang di turunkan di Mekkah meskipun setelah peristiwa hijrah dan Madani adalah yang di turunkan di Madinah”. Sebagian lagi bersikap berlebihan dalam membedakan aspek tempat, mereka membuat klasifikasi khusus mengenai ayat apa saja yang di turunkan di antara mekkah dan madinah dalam perjalanan-perjalanan Rasulullah saw, ayat apa saja yang di turunkan setelah hijrah, sewaktu melakukan penaklukan, atau ibadah haji. Mereka juga memberikan perhatiannya terhadap ayat apa saja yang di turunkan di luar mekkah dan madinah, ayat apa saja yang di turunkan di gunung di antara langit dan bumi, ayat apa saja yang di turunkan di dalam gua di bawah tanah. Mereka membuat pembedaan antara ayat yang di turunkan ketika dalam perjalanan safari dan tidak dalam perjalanan hadhar’i, antara ayat yang di turunkan pada malam dan siang hari, dan ayat yang di turunkan di langit dan bumi. Semua pembagian yang detil ini di dasarkan pada kreteria tempat sebagai dasar klasifiasi tanpa mempertimbangkan pengaruhnya terhadap teks dari segi isi maupun bentuknya. Selain kreteria di atas, ada kreteria lain yang di pergunakan untuk membedakan antara yang makki dan madani, yaitu kreteria” sasaran pembicaraan / mukhattab’’ teks pada umumnya dalam setiap fase ini penganut kreteria ini berpendapat bahwa’ makki adalah ayat/ surat yang sasarannya di tujukan kepada penduduk mekkah, dan madani adalah ayat/ surat yang sasarannya di tujukan kepada penduduk madinah. Satu-satunya tanda model pembagian ini adalah bahwa”setiap surat. Hikmah Mengetahui Makkiyah Dan Madaniyah Adapun kegunaan atau faedah mempelajari ilmu Makkiyah dan Madaniyah adalah banyak sekali, dalam hal ini al-Zarqoni menerangkan sebagian kegunaan ilmu ini yaitu Pertama; Dapat mengetahui dan membedakan ayat yang nasikh Dalam kitabnya Minahilul irfan Katagorisasi Ayat Makki Dan Madani Pengertian, Ciri, Hikmah Dan Cara Mengetahui Makkiyah Dan Madaniyah 77 V o l u m e 0 8 / N o 0 2 / Agustus 2 0 2 2p - I S S N 2 4 6 0 - 3 8 3 X , e - I S S N 2 4 7 7 - 8 2 4 9dan masukh, yaitu apaila tedapat dua ayat atau lebih mengenai suatu masalah, sedangkan hukum yang terkandung dalam ayat tersebut bertentangan. Kemudian dapat diketahui, bahwa ayat yang satu Makkiyah dan satu Madaniyyah, maka sudah tentu ayat yang makiyah itulah yang dinasakh oleh ayat yang madaniyah, karena ayat yang madaniyah adalah yang terakhir turunnya. Kedua; Dapat mengetahui sejarah sejarah hukum Islam dan perkembangannya, dengan demikian kita dapat meningkatkan keyakinan kita terhadap ketinggian dan kebijaksanaan Islam dalam mendidik manusia baik secara individu maupun masyarakat. Ketiga; Dapat meningkatkan keyakinan terhadap kebesaran, kesucian dan keasliyan al-Qur’an, karena dengan melihat kebesaran perhatian umat Islam terhadap hal-hal yang berhubungan dengan al-Qur’an sampai dengan hal-hal yang sedeteil mungkin. Cara Mengetahui Surat-Surat al-Qur’an Makkiyah Dan Madaniyah Menurut al-Jabiri, untuk mengetahui Makkiyah dan Madaniyah surat al-Qur’an itu ada dua cara yaitu 1 Sama’ie jalan riwayat2 Qiyasi membending-bandingkan ayat satu dengan ayat yang lainSelain dengan kedua cara yang ditawarkan oleh al-Jabiri itu adalah dengan berusaha untuk mengetahu ciri-ciri khusus yang ada dalam surat al Makki dan Madani adalah sebagai berikut 1. Cirri has untuk surat Makkiyah a. Ciri has yang besifat qat’ie Ada ciri has yang bersifat qat’ie bagi surat Makkiyah diantaranya 1 Setiap surat yang terdapat ayat sajdah didalamnya, adalah makkiyah sebagian ulama mengatakan bahwa jumlah ayat makkiyah jumlah ayatnya sejumlah 16 ayatAl-Jabari menjelaskan yang dimaksud dengan sama’ie adalah yang sampai berita turunya kepada kita dengan salah satu dari pada dua jalan itu. Sedangkan yang dimaksud dengan qiyasi beliau menjelaskan dengan cara membandingkan contoh-contoh yang diberikan oleh al-Qur’an dan kemudian memakai Qiyas dhabit atau qiyasan yang besifat anlogis, selain itu kita juga bias mengetahui Makkiyah dan madaniyah itu dengan cara mengetahui cirri-ciri yang has dalam suatu surat baik makkiyah ataupun madaniyah Katagorisasi Ayat Makki Dan Madani Pengertian, Ciri, Hikmah Dan Cara Mengetahui Makkiyah Dan Madaniyah 78 V o l u m e 0 8 / N o 0 2 / Agustus 2 0 2 2p - I S S N 2 4 6 0 - 3 8 3 X , e - I S S N 2 4 7 7 - 8 2 4 92 Setiap surat yang didalamnya terdapat kata “Kalla” adalah makkiyah. al-Umamimenerangkan bahwa sebagian separo dari al-Qur’an yang teerdapat itu sebgian besar diturunkan dikota mekkah dan sasarannya pada umumnya golongan-golongan yang keras kepala atau yang menentang ajaran Islam maka lafal “Kalla” digunakan untuk member peringatan yang jelas dank eras kepal seperti mereka. 3 Setiap surat yang didalamnya terdapat lafat “ya ayyuhannas” dan tidak ada lafat “ya ayyuhal al ladhina amanu” adalah Makkiyah kecuali surat al-hajj. Walaupun didalamnya terdapat kalimat “ya ayyuhal al ladhina amanu”. 4 Setiap surat yang terdapat kisah-kisah nabi dan umat manusia yan terdahulu adalah Makkyah kecuali surat al-Baqarah. 5 Setiap surat yang terdapat didalamnya terdapat kisah Nabi Adam dan Iblis adalah Makkiyah kucuali surat al-Imron dan al-Baqoroh. 6 Setiap surat yang dimulai dengan huruf Tahajji huruf abjad adalah makkiyah. b. Ciri has yang bersifat aghlabi Ada beberapa ciri has lagi bagi surat makkiyah tetapi hanya bersifat ablaghi artinya pada umumnya cirri tersebut menunjukkan makkiyah yaitu 1 Ayat-ayat dan surat-suratnya pendek ijaz nada perkataannya keras dan bersajak. 2 Mengandung seruan untuk beriman kepada Allah swt dan hari kiamat dan menggambarkan keadaan surga dan neraka. 3 Mengajak manusia untuk beraklak mulia dan berjalan di atas jalan yang baik dan benar. 4 Membantah orang-orang musyrik dan menerangkan kesalahan kepercayaan dan perbuatannya. 5 Terdapat banyak lafal sumpah. 2. Ciri khas untuk surat Madaniyah a. Ciri surat madaniyah yang besifat qodhi’ 1 Setiap surat mengandung ijin berjihad, Baca al-itqon Juz I halaman 29. Kitabnya al-mursydu fil waqfi inda tila>watil qur’an. Katagorisasi Ayat Makki Dan Madani Pengertian, Ciri, Hikmah Dan Cara Mengetahui Makkiyah Dan Madaniyah 79 V o l u m e 0 8 / N o 0 2 / Agustus 2 0 2 2p - I S S N 2 4 6 0 - 3 8 3 X , e - I S S N 2 4 7 7 - 8 2 4 92 Setiap surat membuat penjelasan secara rinci tentang hokum pidana, faroid dan hal-hal yang berhubungan dengan kemasyarakatan, 3 Setiap surat yang menyinggung hal-ihwal orang-orang mukmin adalah madaniyah kecuali surat al-angkabut yang diturunkan di Mekkah, 4 Setiap surat yang membantah kepercayaan pendirian, tata keagamaan ahlul kitab yang dipandang mengajak mereka agar tidak berlebihan dalam menjalankan keagamaannya. b. Ciri surat madaniyah yang bersifat aghlabi 1 Sebagian surat-suratnya panjang dan hukum-hukumnya cukup jelas menerangkan hukum-hukum agama, 2 Menerangkan secara rinci bukti dan dalil-dalil yang menunjukkan hakikat keagamaan, 3 Sasaran dakwah berbeda dan memerlukan pendekatan metode dan materi dakwah yang berbeda, Epilog Untuk mengetahui antara makki dan madani, yaitu dengan cara mengetahui kreteria sasaran pembicaraan atau mukhattab teks pada umumnya, maka dapat dipahami makki adalah ayat atau surat yang sasarannya di tujukan kepada penduduk mekkah , sementara Madani adalah ayat atau surat yang sasarannya di tujukan kepada penduduk madinah. Adapun kegunaan atau faedah mempelajari ilmu Makkiyah diantaranya adalah pertama, dapat mengetahui dan membedakan ayat yang nasikh dan masukh; kedua, dapat mengetahui sejarah sejarah hukum Islam dan perkembangannya; ketiga, dapat meningkatkan keyakinan terhadap kebesaran, kesucian dan keaslian al-Qur’an. Daftar Pustaka Mustamir. Sembuh dan Sehat dengan Mukjizat al-qur’an, Yogyakarta Lingkaran, 2007. Sayid Muhammad Husain Thabathaba’i, Tafsir Al-Mizan, JakartaLentera, 2010. Teungku Muhammad Hasbi Ash Shiddieqy, Sejarah dan Pengantar bIlmu al-Qur’an dan Tafsir, SemarangPT. Pustaka Rizki Putra, 2000 Katagorisasi Ayat Makki Dan Madani Pengertian, Ciri, Hikmah Dan Cara Mengetahui Makkiyah Dan Madaniyah 80 V o l u m e 0 8 / N o 0 2 / Agustus 2 0 2 2p - I S S N 2 4 6 0 - 3 8 3 X , e - I S S N 2 4 7 7 - 8 2 4 9Zainal Abidin S. Seluk Beluk al-Quran, Jakarta Rieneka Cipta, 1997. Zuhdi Masfjuk, Pengantar Ulumul Qur’an, Surabaya Abditama 1997. ResearchGate has not been able to resolve any citations for this has not been able to resolve any references for this publication.
Para ulama terdahulu sangat memandang penting pembahasan Makkiyah dan Madaniyah. Bahkan mereka mengelompokkan kajian-kajian mendalam dalam hal Makkiyah dan Madaniyah ini. Ada pun objek kajian para ulama tentang surat atau ayat yang diturunkan di Mekkah atau Madinah serta yang menjadi perselisihan yaitu Ayat-ayat Makkiyah dalam surat-surat Madaniyah Tidak mesti dalam surat Madaniyah semua ayat-ayatnya Madaniyah, begitu pula sebaliknya. Ada beberapa surat Madaniyah terdapat ayat Makkiyah dan ada pula surat Makkiyah terdapat di dalamnya ayat Madaniyah. Seperti surat Al-Hajj, dia merupakan surat Madaniyah di dalamnya terdapat empat ayat Makkiyah, yaitu ayat 52-55. وَمَآ أَرۡسَلۡنَا مِن قَبۡلِكَ مِن رَّسُولٖ وَلَا نَبِيٍّ إِلَّآ إِذَا تَمَنَّىٰٓ أَلۡقَى ٱلشَّيۡطَٰنُ فِيٓ أُمۡنِيَّتِهِۦ فَيَنسَخُ ٱللَّهُ مَا يُلۡقِي ٱلشَّيۡطَٰنُ ثُمَّ يُحۡكِمُ ٱللَّهُ ءَايَٰتِهِۦۗ وَٱللَّهُ عَلِيمٌ حَكِيمٞ ٥٢ Sampai kepada perkataan Allah SWT, وَلَا يَزَالُ ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ فِي مِرۡيَةٖ مِّنۡهُ حَتَّىٰ تَأۡتِيَهُمُ ٱلسَّاعَةُ بَغۡتَةً أَوۡ يَأۡتِيَهُمۡ عَذَابُ يَوۡمٍ عَقِيمٍ ٥٥ Contoh lain terdapat dalam surat Al-Anfal yang merupakan Madaniyah terdapat satu ayat makiyah yaitu ayat 30. Surat At-Taubah yang merupakan surat Madaniyah terdapat 2 ayat Makkiyah yaitu 2 ayat terakhir di surat tersebut. Ayat-ayat Madaniyah dalam surat Makkiyah Misalnya surat Al-An’am. Ibnu Abbas berkata surat ini diturun sekaligus di Mekah, maka ia adalah Makkiyah, kecuali tiga ayat yang diturunkan di Madinah, yaitu ayat 151 – 153. ۞قُلۡ تَعَالَوۡاْ أَتۡلُ مَا حَرَّمَ رَبُّكُمۡ عَلَيۡكُمۡۖ أَلَّا تُشۡرِكُواْ بِهِۦ شَيۡٔٗاۖ وَبِٱلۡوَٰلِدَيۡنِ إِحۡسَٰنٗاۖ وَلَا تَقۡتُلُوٓاْ أَوۡلَٰدَكُم مِّنۡ إِمۡلَٰقٖ نَّحۡنُ نَرۡزُقُكُمۡ وَإِيَّاهُمۡۖ وَلَا تَقۡرَبُواْ ٱلۡفَوَٰحِشَ مَا ظَهَرَ مِنۡهَا وَمَا بَطَنَۖ وَلَا تَقۡتُلُواْ ٱلنَّفۡسَ ٱلَّتِي حَرَّمَ ٱللَّهُ إِلَّا بِٱلۡحَقِّۚ ذَٰلِكُمۡ وَصَّىٰكُم بِهِۦ لَعَلَّكُمۡ تَعۡقِلُونَ ١٥١ وَلَا تَقۡرَبُواْ مَالَ ٱلۡيَتِيمِ إِلَّا بِٱلَّتِي هِيَ أَحۡسَنُ حَتَّىٰ يَبۡلُغَ أَشُدَّهُۥۚ وَأَوۡفُواْ ٱلۡكَيۡلَ وَٱلۡمِيزَانَ بِٱلۡقِسۡطِۖ لَا نُكَلِّفُ نَفۡسًا إِلَّا وُسۡعَهَاۖ وَإِذَا قُلۡتُمۡ فَٱعۡدِلُواْ وَلَوۡ كَانَ ذَا قُرۡبَىٰۖ وَبِعَهۡدِ ٱللَّهِ أَوۡفُواْۚ ذَٰلِكُمۡ وَصَّىٰكُم بِهِۦ لَعَلَّكُمۡ تَذَكَّرُونَ ١٥٢ وَأَنَّ هَٰذَا صِرَٰطِي مُسۡتَقِيمٗا فَٱتَّبِعُوهُۖ وَلَا تَتَّبِعُواْ ٱلسُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمۡ عَن سَبِيلِهِۦۚ ذَٰلِكُمۡ وَصَّىٰكُم بِهِۦ لَعَلَّكُمۡ تَتَّقُونَ ١٥٣ Juga terdapat di surat Al-Hajj adalah Makkiyah. Tetapi, ada tiga ayat yang Madaniyah, yaitu ayat 19-21. Contoh lain di surat Al-A’rof 163, surat Ibrahim 28-29, surat An-Nahl 1-41, Al-Isra 76, dan surat Al-Kahfi 28. Ayat-ayat tersebut merupakan ayat Madaniyah yang terdapat dalam surat Makkiyah.[1] Ayat yang diturun di Mekah namun hukumnya Madaniyah. Misalnya surat Al-Hujurat; Ayat 13, يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ إِنَّا خَلَقۡنَٰكُم مِّن ذَكَرٖ وَأُنثَىٰ وَجَعَلۡنَٰكُمۡ شُعُوبٗا وَقَبَآئِلَ لِتَعَارَفُوٓاْۚ إِنَّ أَكۡرَمَكُمۡ عِندَ ٱللَّهِ أَتۡقَىٰكُمۡۚ إِنَّ ٱللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٞ ١٣ Ayat ini diturunkan di Mekah pada hari penaklukan kota Mekah, tetapi sebenarnya Madaniyah karena diturunkan setelah hijrah. Disamping itu, seruannnya pun bersifat umum. Ayat ini oleh para ulama dinamakan Makkiyah dan juga dinamakan Madaniyah secara pasti. Tetapi mereka mengatakan; ayat yang diturunkan di Mekah namunnya Madaniyah. Misal yang lain terdapat dalam surat Al-Maidah ayat 3 turun pada Rasulullah SAW di Mekah, tetapi hukumnya Madaniyah karena turun setelah hijrah. Dan surat An-Nisaa ayat 58, ayat ini juga turun pada peristiwa fathu Mekah namun tetap hukumnya Madaniyah karena turun setelah hijrah. Ayat yang diturunkan di Madinah tetapi hukumnya Makkiyah. Mereka memberi contoh dengan surat Al-Mumtahanah. Surat ini diturunkan di Madinah dilihat dari segi tempat turunnya, tetapi seruannya ditujukan kepada orang musyrik penduduk Mekah. Juga seperti permulaan surat Bara’ah At-Taubah yang diturunkan di Madinah, tetapi seruannya ditujukan kepada orang-orang musyrik penduduk Mekah. Ayat yang serupa dengan yang diturunkan di Mekah dalam kelompok Madaniyah. Yang dimaksud para ulama disini adalah ayat-ayat yang terdapat pada Madaniyah tetapi mempunyai gaya bahasa dan ciri seperti Makkiyah. Contohnya firman Allah SWT dalam surat Al-Anfal ayat 32 yang Madaniyah. وَإِذۡ قَالُواْ ٱللَّهُمَّ إِن كَانَ هَٰذَا هُوَ ٱلۡحَقَّ مِنۡ عِندِكَ فَأَمۡطِرۡ عَلَيۡنَا حِجَارَةٗ مِّنَ ٱلسَّمَآءِ أَوِ ٱئۡتِنَا بِعَذَابٍ أَلِيمٖ ٣٢ Hal ini dikarenakan permintaan kaum musyrikin untuk disegerakan azab adalah di Mekah. Ayat yang serupa dengan yang diturunkan di Madinah dalam kelompok Makkiyah Yang dimaksud ulama disini kebalikan dari sebelumnya. Mereka mencontohkan dalam surat An-Najm. Ayat 32 ٱلَّذِينَ يَجۡتَنِبُونَ كَبَٰٓئِرَ ٱلۡإِثۡمِ وَٱلۡفَوَٰحِشَ إِلَّا ٱللَّمَمَۚ إِنَّ رَبَّكَ وَٰسِعُ ٱلۡمَغۡفِرَةِۚ هُوَ أَعۡلَمُ بِكُمۡ إِذۡ أَنشَأَكُم مِّنَ ٱلۡأَرۡضِ وَإِذۡ أَنتُمۡ أَجِنَّةٞ فِي بُطُونِ أُمَّهَٰتِكُمۡۖ فَلَا تُزَكُّوٓاْ أَنفُسَكُمۡۖ هُوَ أَعۡلَمُ بِمَنِ ٱتَّقَىٰٓ ٣٢ Ayat yang dibawa dari Mekah ke Madinah Contohnya ialah dalam surat Al-A’la. Dari hadits riwayat Al-Bukhari dari Bara’ah bin Azib yang mengatakan, “Bahwa yang pertama kali datang kepada kami dikalangan sahabat Nabi adalah Mush’ab bin Umair dan Ibnu Ummi Maktum. Keduanya membacakan Al-Qur’an kepada kami, setelah itu datanglah Ammar, Bilal, dan Sa’ad. Kemudian datang pula Umar bin Khattab sebagai orang nomor yang kedua puluh. Baru setelah itu datang Nabi. Aku melihat penduduk Madinah bergembira setelah aku membaca “Sabbihisma robbikal a’la”. Ini artinya membenarkan apa yang dibawa oleh Kaum Muhajirin dari Al-Qur’an dan mengajarkan Kaum Anshar. Ayat yang dibawa dari Madinah ke Mekah Contohnya dari awal surat Bara’ah, yaitu ketika Rasulullah memerintahkan kepada Abu Bakar untuk pergi haji pada tahun ke sembilan dan hal ini pun disampaikan kepada kaum Musyrikin bahwa tahun itu tidak seorang pun orang musyrik boleh berhaji. Ayat yang turun di waktu malam dan waktu siang Kebanyakan ayat turun pada siang hari dan yang diturunkan pada malam hari, Abu Qosim Al-Hasan bin Muhammad bin Habib An-Naisaburi telah menelitinya. Contoh diantaranya adalah bagian-bagian akhir surat Ali Imron, bagian awal surat Al-Fath. Ayat yang turun di musim panas dan musim dingin Para ulama memberi contoh ayat yang turun di musim panas ayat tentang Kalalah’ yang terdapat di akhir surat An-Nisa’. Contoh lain ialah ayat-ayat yang turun dalam perang Tabuk, yang terjadi pada musim panas yang berat sekali seperti yang dinyatakan dalam Al-Qur’an surat At-Taubah ayat 81. Sedangkan musim dingin mereka mencontohkan dengan ayat-ayat mengenai “tuduhan bohong” yang terdapat dalam surat An-Nur “Sesungguhnya orang-orang yang membawa berita bohong itu adalah darigolongan kamu….” Sampai dengan bagi mereka ampunkan dan rezeki yang mulia. An-Nur 11-26[2] Ayat yang turun di waktu menetap dan perjalanan Mayoritas ayat-ayat dan surat-surat Al-Qur’an turun pada saat Nabi Muhammad SAW dalam keadaan menetap. Akan tetapi, karena kehidupan Rasulullah SAW tidak pernah lepas dari jihad dan peperangan di jalan Allah, maka wahyu pun pernah turun dalam peperagan tersebut. Contohnya awal surat Al-Anfal yang turun pada waktu perang Badar.[3] [1] Amir Abdul Aziz, Dirasaat Fii Uluum Al-Qur’an Beirut, Daar Al-Furqon, 1983 hal 62-63. [2] hal. 57 [3]Hasbi As-Shidiqi, Sejarah dan Pengantar Ilmu Al-Qur’an/ Tafsir Jakarta Bulan Bintang,1990, hal. 64
Alquran merupakan pedoman hidup seluruh umat Muslim hingga akhir zaman. Allah Ta’ala menurunkan Alquran melalui Nabi Muhammad SAW secara bertahap dengan tujuan untuk memudahkan manusia dalam membaca dan SWT berfirman, yang artinya “Dan Alquran itu telah Kami turunkan dengan berangsur-angsur agar kamu membacakannya perlahan-lahan kepada manusia dan Kami menurunkannya bagian demi bagian” QS. Al Israa` 106.Karena hal inilah para ulama membagi ayat Alquran menjadi dua macam, yaitu ayat makkiyah dan madaniyah. Mengutip buku Pengantar Studi Al-Qur'an oleh Abdul Hamid, ayat makkiyah berarti ayat yang diturunkan di Makkah, sedangkan madaniyah merupakan ayat yang turun di lebih paham, simak perbedaan dan contoh ayat makkiyyah dan madaniyah selengkapnya dalam artikel di bawah Ayat Makkiyah dan MadaniyahMerujuk buku Ulumul Quran Telaah tekstualitas dan Kontekstualitas Alquran oleh Drs. Ahmad Izzan, ayat yang turun di Makkah sebelum hijrah Makkiyah dan yang turun di Madinah sesudah hijrah Madaniyyah mempunyai konteks, baik dari sisi psikososial maupun sosiantropologis, yang seperti masyarakat Makkah yang sangat menolak, masyarakat Madinah justru menerima risalah dan ajaran Nabi Muhammad SAW. Karena itu, kedua kelompok ayat tersebut mempunyai beberapa perbedaan yang sangat khusus, yaitu sebagai berikutAyat dan surat Makkiyah umumnya pendek-pendek, sedangkan ayat dan surat Madaniyah umumnya dan surat Makkiyah umumnya dimulai dengan sapaan ya ayyuhannas hai sekalian manusia, sedangkan ayat dan surat Madaniyyah dimulai oleh ungkapan ya ayyuha al-aladzina amanii hai orang-orang yang beriman.Ayat dan surat Makkiyah umumnya berbicara tentang ketauhidan iman, sedangkan ayat dan surat Madaniyyah umumnya berbicara tentang sosial-kemasyarakatan dan surat yang di dalamnya mengandung ayat sajdah berarti termasuk Makkiyah, sedangkan setiap surat yang mengandung kata kalla jangan begitu adalah yang mengandung kisah-kisah para nabi dan umat terdahulu, kecuali surat Al-Baqarah, adalah surat yang didahului oleh huruf-huruf muqaththa'ah, kecuali surat Al-Baqarah dan Ali Imran, adalah Makkiyah; sedangkan surat Ar-Ra'd masih diperselisihkan oleh ulama Ayat Makkiyah dan MadaniyahDijelaskan dalam buku Ulumul Qur’an Prinsip-Prinsip dalam Pengkajian Ilmu Tafsir Al-Qur’an oleh Badrudin, sebenarnya tidak mudah mengidentifikasikan ayat makkiyah dan madaniyyah dalam Alquran. Namun, para ulama tafsir berusaha mengidentifikasinya menjadi dua acara, yaitu 1 memperoleh informasi dari para sahabat nabi tentang turunnya ayat-ayat dalam Alquran; dan 2 memperhatikan ciri-ciri ayat makkiyah dan ini beberapa contoh ayat makkiyah dan madaniyyah dalam Alquran seperti yang dinukil dari buku Pengantar Studi Ilmu Al-Qur'an oleh Syaikh Manna السَّاعَةُ وَانْشَقَّ الْقَمَرُArtinya “Telah dekat datangnya saat itu dan telah terbelah bulan.” QS. Al Qamar 1.يٰٓاَيُّهَا الْمُدَّثِّرُۙ Artinya "Wahai orang yang berkemul berselimut." QS. Al Mudassir 1.يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَوْفُوا بِالْعُقُودِ ۚ أُحِلَّتْ لَكُمْ بَهِيمَةُ الْأَنْعَامِ إِلَّا مَا يُتْلَىٰ عَلَيْكُمْ غَيْرَ مُحِلِّي الصَّيْدِ وَأَنْتُمْ حُرُمٌ ۗ إِنَّ اللَّهَ يَحْكُمُ مَا يُرِيدُArtinya “Hai orang-orang yang beriman, penuhilah akad-akad itu. Dihalalkan bagi kalian binatang ternak, kecuali yang akan dibacakan kepada kalian. Yang demikian itu dengan tidak menghalalkan berburu ketika kalian sedang mengerjakan haji. Sesungguhnya Allah menetapkan hukum-hukum menurut yang dikehendaki-Nya.” QS. Al Maidah 1.۞ قُلْ تَعَالَوْا اَتْلُ مَا حَرَّمَ رَبُّكُمْ عَلَيْكُمْ اَلَّا تُشْرِكُوْا بِهٖ شَيْـًٔا وَّبِالْوَالِدَيْنِ اِحْسَانًاۚ وَلَا تَقْتُلُوْٓا اَوْلَادَكُمْ مِّنْ اِمْلَاقٍۗ نَحْنُ نَرْزُقُكُمْ وَاِيَّاهُمْ ۚوَلَا تَقْرَبُوا الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَۚ وَلَا تَقْتُلُوا النَّفْسَ الَّتِيْ حَرَّمَ اللّٰهُ اِلَّا بِالْحَقِّۗ ذٰلِكُمْ وَصّٰىكُمْ بِهٖ لَعَلَّكُمْ تَعْقِلُوْنَArtinya “Katakanlah Muhammad, “Marilah aku bacakan apa yang diharamkan Tuhan kepadamu. Jangan mempersekutukan-Nya dengan apa pun, berbuat baik kepada ibu bapak, janganlah membunuh anak-anakmu karena miskin. Kamilah yang memberi rezeki kepadamu dan kepada mereka; janganlah kamu mendekati perbuatan yang keji, baik yang terlihat ataupun yang tersembunyi, janganlah kamu membunuh orang yang diharamkan Allah kecuali dengan alasan yang benar. Demikianlah Dia memerintahkan kepadamu agar kamu mengerti.” QS. Al An’am 151.
Diantara bahasan dalam ilmu Al Qur’an adalah pembahasan mengenai Makiyyah dan Madaniyyah. Yaitu diantara surat-surat dalam Al Qur’an ada yang disebut sebagai surat Makiyyah dan ada yang disebut sebagai surat Madaniyah. Misalnya surat Al An’am dan Al A’raf adalah surat Makiyyah. Sedangkan Al Baqarah dan Al Imran adalah surat definisi dan apa saja perbedaannya? Insya Allah akan kita sebutkan secara ringkas dalam artikel ini. Dan yang akan kami sebutkan dalam artikel ini hanya muqaddimah atau pengenalan saja dari cabang ilmu Makki wal Madini yang merupakan cabang dari uluumul Qur’an ilmu-ilmu Al Qur’an.Dengan mengenal dan mempelajari ilmu ini juga, kita akan mengetahui betapa besar perhatian dan usaha para ulama dalam mempelajari serta menelaah Al Qur’anul Karim. Karena para ulama memberikan perhatian yang sangat besar dalam menganalisa mana yang surat atau ayat Makiyyah dan mana yang Madaniyyah. Mereka menganalisa ayat per ayat, surat per surat, lalu mengurutkan dan mengelompokkannya berdasarkan waktu, tempat dan mukhathab ayat atau surat tersebut diturunkan. Bukan hanya faktor waktu, tempat dan mukhathab sasaran pembicaran ketika ayat diturunkan yang menjadi patokan pengelompokan, namun terkadang mereka menggabungkan tiga faktor ini dalam pengurutan dan pengelompokkan ayat dan surat. Semuanya dilakukan dengan sangat teliti dan mendetail. Tentunya ini merupakan usaha yang berat dan besar yang telah dilakukan oleh para ulama kita, rahimahumullah jami’ Makiyyah dan MadaniyyahBagaimana para ulama mengetahui Makiyyah dan Madaniyyah?Kaidah dan Karakteristik Makiyyah dan MadaniyyahKaidah-kaidah MadaniyyahDefinisi Makiyyah dan MadaniyyahUlama berbeda pendapat dalam mendefinisikan Makiyyah dan Madaniyyah menjadi tiga pendapat. Yang khilaf ini merupakan khilaf isthilahiy karena masing-masing pendapat menggunakan pendekatan yang pertama, menggunakan pendekatan waktu. Makiyyah adalah surat atau ayat yang diturunkan sebelum hijrah walaupun bukan di Mekkah. Sedangkan Madaniyyah adalah surat atau ayat yang diturunkan setelah hijrah walaupun bukan di Madinah. Demikian juga ayat atau surat yang turun di Mekkah namun setelah hijrah, maka termasuk Madaniyyah. Contohnya ayatإِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُكُمْ أَنْ تُؤَدُّوا الْأَمَانَاتِ إِلَى أَهْلِهَا“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya” QS. An Nisa 58Ini ayat Madaniyyah karena ayat ini turun di Mekkah di sisi Ka’bah di tahun terjadinya Fathul Mekkah. Juga ayatالْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ دِينًا“Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agamamu” QS. Al Maidah 3.Ini adalah ayat Madaniyah walaupun turun di Mekkah, namun ia turun pada waktu haji Wada’.Pendapat ini adalah pendapat yang paling banyak dikuatkan karena batasannya jelas dan pembagiannya konsisten serta mencakup semua ayat dan surat, tidak sebagaimana dua pendapat lainnyaPendapat kedua, menggunakan pendekatan tempat. Makiyyah adalah surat atau ayat yang diturunkan di Mekkah, sedangkan Madaniyyah adalah surat atau ayat yang diturunkan di Madinah. Namun pembagian ini bermasalah ketika menemui fakta bahwa ada surat atau ayat yang diturunkan selain di Mekkah dan Madinah. Seperti surat atau ayat yang diturunkan di Tabuk, di Baitul Maqdis, dan lainnya, tidak masuk dalam pembagian. Demikian juga surat atau ayat yang di turunkan di Mekkah namun setelah peristiwa hijrah, konsekuensinya ia dikategorikan sebagai Makiyyah, padahal tidak sesuai dengan ciri dan sifat Makiyyah. Sehingga ada inkonsistensi di ketiga, menggunakan pendekatan mukhathab sasaran pembicaraan ayat. Makiyyah adalah surat atau ayat yang ditujukan bagi penduduk Mekkah, sedangkan Madaniyyah adalah surat atau ayat yang ditujukan bagi penduduk Madinah. Ulama yang berpegang pada pendapat ini, sebenarnya berpatokan pada kaidah jika surat atau ayat diawali “yaa ayyuhannaas” wahai manusia… maka ia Makiyyah, jika diawali “yaa ayyuhalladzina aamanu” wahai orang-orang yang beriman… maka ia para ulama mengetahui Makiyyah dan Madaniyyah?Bagaimana ulama bisa sampai pada kesimpulan bahwa ayat atau surat ini Makiyyah atau yang itu Madaniyyah? Mereka bertopang pada dua metode pokok1. Metode sima’i naqliYaitu dalam menentukan Makiyyah dan Madaniyyah mereka melihat kepada riwayat-riwayat dari Nabi shallallahu’alaihi wasallam yang shahih yang menjelaskan turunnya suatu ayat. Dan juga riwayat dari para sahabat Nabi yang mereka melihat, menyaksikan dan mengetahui secara jelas kapan, dimana, mengapa dan bagaimana ayat-ayat Al Qur’an turun. Demikian juga riwayat-riwayat dari para tabi’in yang mereka bertemu dan berguru kepada para sahabat dan mendapatkan informasi mengenai Al Qur’an dari para sahabat. Metode inilah yang menjadi metode utama dan sumber pengambilan utama untuk mengetahui Makkiyyah dan Metode qiyasi ijtihadiYaitu pada ayat dan surat yang tidak terdapat riwayat secara tegas yang menjelaskan mengenai waktu, tempat dan kondisi turunnya. Para ulama berpegang pada karakteristik ayat-ayat Makiyyah dan Madaniyyah yang terdapat riwayatnya kemudian meng-qiyaskannya dengan ayat dan surat selainnya. Jika suatu ayat mengandung karakteristik Makiyyah maka disebut sebagai ayat Makiyyah, demikian juga Madaniyyah. Oleh karena itu metode ini bersifat ijtihadiy, artinya bisa jadi antara ulama yang satu dengan yang lain berbeda ijtihadnya dalam menentukan Makiyyah dan Madaniyyah dengan metode dan Karakteristik Makiyyah dan MadaniyyahPara ulama setelah menelaah ayat-ayat Al Qur’an, mereka menyusun kaidah dan juga menemukan karakteristik yang khas untuk masing-masing surat dan ayat Makiyyah dan kaidah yang disusun oleh para ulama untuk memudahkan kita mengenal surat dan ayat Makiyyah dan Madaniyyah adalah sebagai berikutKaidah-kaidah MakiyyahSetiap surat yang terdapat ayat sajdah maka ia MakiyyahSetiap surat yang terdapat kata كلا kalla maka ia Makiyyah yang hanya terdapat di setelah pertengahan dari Al Qur’an. Terdapat 33 kata كلا kalla dalam Al Qur’an yang terdapat dalam 15 surat yang terdapat “yaa ayyuhannaas” namun tidak terdapat “yaa ayyuhalladzina aamanu” maka ia Makiyyah. Kecuali surat Al Hajj yang terdapat ayatيَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا ارْكَعُوا وَاسْجُدُوا“Hai orang-orang yang beriman, ruku’lah kamu, sujudlah kamu” namun para ulama tetap menganggap surat Al Hajj sebagai surat surat yang terdapat kisah para Nabi dan umat terdahulu maka ia surat Makiyyah kecuali Al surat yang terdapat kisah Nabi Adam dan iblis maka ia Makiyyah kecuali Al surat yang dibuka dengan huruf tahajji seperti “alif laam miim”, “alif laam raa”, “haa miim” dan semisalnya, adalah surat Makiyyah. Kecuali surat yang dijuluki zahrawain, yaitu Al Baqarah dan Al Imran. Adapun surat Ar Ra’du diperselisihkan apakah ia Madaniyyah atau MadaniyyahSetiap surat yang terdapat penjelasan tentang ibadah-ibadah wajib dan hukuman hadd, ia MadaniyyahSetiap surat yang terdapat penyebutan kaum munafik maka ia Madaniyyah kecuali Al surat yang terdapat bantahan terhadap Ahlul Kitab maka ia ulama juga setelah menelaah ayat dan surat dalam Al Qur’an menemukan bahwa masing-masing Makiyyah dan Madaniyyah memiliki ciri-ciri khusus dari sisi konten isi ayat atau surat, yang membedakan isi surat MakiyyahDakwah kepada tauhid dan beribadah kepada Allah semata, menetapkan risalah kerasulan, menetapkan hari kebangkitan dan ganjaran amalan, penyebutan kabar tentang hari kiamat, neraka, surga, dan bantahan terhadap kaum Musyrikin dengan logika Al Qur’an, serta ayat-ayat landasan-landasan umum syariat serta akhlak-akhlak mulia serta penyebutan akhlak-akhlak tercela serta kebiasaan-kebiasaan buruk kaum tentang para Nabi dan kaum terdahulu serta ganjaran bagi kaum fawashil susunan kalimat yang menyerupai sajak yang pendek-pendek namun dengan ungkapan yang kokoh namun istimewa yang mengena di hati dan menguatkan serta memotivasi isi surat MadaniyyahPenjelasan tentang ibadah, muamalah, hukuman hadd, aturan rumah tanga, aturan waris, keutamaan jihad, perbaikan masyarakat, perkara kenegaraan dalam keadaan tenang dan perang, serta kaidah-kaidah dan sanggahan untuk Ahlul Kitab, yaitu Yahudi dan Nasrani. Ajakan bagi mereka untuk masuk Islam, penjelasan bahwa mereka telah menyelewengkan kitab-kitab Allah, penyimpangan mereka dari kebenaran, dan penyelisihan mereka terhadap kebenaran setelah adanya bukti dan penjelasan yang tabiat kaum munafik dan menjelaskan bahayanya mereka bagi agamaPenyebutan ungkapan-ungkapan pendek secara sering dan berulang dalam rangka menegaskan dan menetapkan syariat dan menjelaskan artikel selanjutnya akan disebutkan surat mana saja yang Makiyyah dan mana saja yang Madaniyyah, insya Allah[bersambung]***Rujukan Mabahits fii Ulumil Qur’an, Syaikh Manna’ Khalil Al Qathan, hal. 51 – 64, cetakan Mansyurat Al Ashr Al HaditsPenyusun Yulian PurnamaArtikel
Al-Quran sebagai mukjizat terbesar Nabi Muhammad Saw selalu menarik untuk dikaji baik secara conten maupun secara historisitasnya. Berbagai kajian tafsir maupun ulum al-QurÉn telah telah dilalui oleh para ulama terdahulu maupun zaman sekarang dalam rangka untuk memahami al-Quran. Tentunya kajian Ilmu Makky dan Madany sebagai salah satu disiplin ilmu al-Quran juga turut menyertai setiap kajian ilmu al-QurÉn dan TafsÊr. Secara histori telah kita ketahui bersama bahwa Rasulullah Saw menghabiskan waktunya hidup di Makkah, baik sebelum diutus menjadi nabi dan Rasul maupun sesudahnya. Setelah adanya intimidasi dari kaum kafir Quraisy, beliau memutuskan untuk hijrah ke Madinah sampai beliau wafat. Sedangkan Diturunkan diturunkan saat Rasulullah Saw berada di kota-kota, pedesaan, gunung-gunung, bukit-bukit, lembah-lembah, lereng-lereng, serta dalam keadaan waktu yang berbeda, seperti malam, siang, musim dingin, musim panas maupun dalam keadaan damai atau bahkan saat Rasulullah berperang. Atas dasar inilah para ulama memberikan perhatian yang sangat besar terhadap al-QurÉn. Mereka meneliti Diturunkan ayat demi ayat dan surat demi surat untuk disusun sesuai dengan nuzulnya, dengan memperhatikan waktu, tempat dan pola kalimat. Bahkan lebih dari itu, mereka mengumpulkannya sesuai dengan waktu, tempat dan pola kalimat. Cara demikian merupakan ketentuan cermat yang memberikan gambaran mengenai penyelidikan ilmiah tentang ilmu Makki dan Madani. Perhatian terhadap ilmu Diturunkan menjadi bagian terpenting dibanding berbagai ilmu yang lain. Termasuk di dalamnya membahas tentang nuzulnya suatu ayat, tempat nuzulnya, urutan turunnya di Mekkah atau di Madinah, tentang yang diturunkan di Mekkah tetapi termasuk kelompok Madani atau ayat yang diturunkan di Madinah tetapi masuk dalam kategori Makki, dan sebagainya. Diantara perhatian yang luar biasa dalam memahami Makiyyah dan Madaniyah seperti yang dikatakan oleh Ibn Mas’Ëd “Demi Allah. Tidak Ada Tuhan selain Dia. Tidak diturunkannya satu ayat pun dari kitab Diturunkan, kecuali saya mengetahuinya. Di mana diturunkan, jika saya tahu, bahwa ada seseorang yang lebih tahu daripada saya tentang kitab Allah, meskipun misalnya itu disampaikan oleh Onta, niscaya saya akan mengunjunjunginya"
soal essay tentang makkiyah dan madaniyah