Alatperaga edukatif dari bahan limbah. Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat volume 7 No. 2 2017 halaman 84-91 85 A. Limbah benang di sentra industri rajut Binong Hati memiliki potensi ekonomis di antaranya untuk dibuat alat permainan edukatif di PAUD. Biasanya alat peraga ini berupa alat permainan edukatif yang dapat dimainkan anak anak. ContohRPPM Paud Kurikulum 2013 Tema Alam Semesta Semester 2. Penyusunan untuk Rencana program mingguan atau RPPM terlebih harus merujuk pada setiap keluasan muatan materi ajar pada Silabus Paud juga Program Semester Paud, mengenai beberapa indikator materi Kompetensi Dasar untuk suatu Tema Pokok, karena itu pendidik perlu memahami setiap isi PAUDdan guru sentra bahan alam 2. Insanul Kamilah S I PG PAUD Guru sentra balok dan sentra persiapan 3. Syamsiah SMA Darussalam Guru sentra bermain peran dan sentra agama . 46 Sumber: Dokumentasi Kepsek PAUD Bina Harapan Berbasis Karakter Desa Kandangan Lama Tahun 2014 7. Keadaan Murid PAUD Bina Harapan Berbasis Karakter Desa HasilGambar Untuk Alat Permainan Edukatif Dari Barang Bekas Kardus Alam Kertas. Katalog Alat Peraga Edukatif 081 229 290 900 Hafara Mebel Toys And Frame. Wa 0878 348 70674 Ape Paud Alat Permainan Edukatif Paud Home Facebook. Alat Peraga Edukatif Lotto Warna Jual Murah Model Terbaru Madaniah. Alatperaga merupakan salah satu faktor penunjang keberhasilan Plastik dan logam merupakan suatu jenis bahan yang tidak dapat terurai dalam waktu yang singkat. Sampah plastik membutuhkan waktu 200 sampai Mengajarkan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dengan Menggunakan “Discovery” dan “Inquiry”. Jakarta: Direktorat Jenderal 64Q4AB. Sebutan “Sentra Bahan Alam” dalam Model Sentra bisa dikatakan sebagai peng-Indonesia-an bukan penerjemahan dari Sensory Center, yang di dalamnya tersedia kesempatan bagi anak untuk “main berantakan” messy play. Bahan-bahan dan alat-alat main yang digunakan di Sentra Bahan Alam memungkinkan organ-organ sensorimotor anak bekerja untuk mengenal, mengeksplorasi dan menemukan pengetahuan atau konsep yang berkaitan dengan benda-benda yang ada di sekitarnya. Anak berkesempatan mengenal sifat-sifat benda, mengamati, menyentuh, memegang, merasakan teksturnya, juga menemukan pengalaman-pengalaman konkret tentang kejadian dan hubungan sebab-akibat melalui interaksi dengan bahan-bahan dan alat-alat. Sentra Bahan Alam memang disediakan untuk memfasilitasi dorongan ingin tahu curiosity anak pada benda-benda. Anak usia dini sejak masa paling awal kehidupannya adalah peneliti. Bayi yang menggenggam jari ibundanya sesungguhnya ia sedang belajar. Kulit tangannya yang halus menyerap informasi tentang tekstur dan informasi itu terekam dalam otaknya. Ada dorongan dalam dirinya untuk mengarahkan benda yang dia pegang ke mulutnya untuk mengeksplorasi lebih jauh. Karena itu, para Bunda yang mengasuh bayi perlu berhati-hati agar tidak memenggal upaya eksplorasi sang buah hati. Meskipun ia bayi yang baru berusia seminggu, ajaklah berbicara dengan nada suara yang nyaman dan menyenangkan. Terangkan banyak informasi tentang apa yang dia pegang. Sebisa mungkin ungkapkan dengan kata-kata setiap hal yang Bunda lakukan saat berada bersama bayi. Termasuk meminta izin, jika Bunda ada keperluan untuk meninggalkannya sesaat, misalnya untuk ke kamar mandi. Sebab, informasi-informasi dan kosakata yang Bunda ucapkan akan membantu bayi berlatih membangun pengetahuan dan konsep. Seiring dengan proses penyempurnaan fungsi-fungsi panca indera, bagian-bagian tubuh dan organ-organ tubuhnya, kemampuan anak untuk menyerap informasi dan belajar itu terus meningkat kualitasnya. Modal naluri untuk meneliti dan belajar itu oleh pemikir Swiss, Jean Piaget, dinamakan schema, yang meningkat melalui proses asimilasi dan adaptasi. Baca juga posting terdahulu berjudul, “Bermain itu Belajar”. Peningkatan kualitas schema berarti bertambah pula moda-moda belajar anak, seiring dengan bertambahnya keragaman informasi dan pengetahuan yang telah diserapnya. Anak usia dini selalu ingin tahu, terus meneliti dan membutuhkan pengalaman-pengalaman konkret. Sentra Bahan Alam memfasilitasinya melalui bermacam-macam kegiatan main. Anak bisa bermain isi-tuang air ke dan dari jerigen, baik dengan gelas dan corong maupun dengan hand-pump, menghasilkan gelembung busa sabun dengan alat pengocok, atau memindahkan air dengan spons. Anak juga bisa bermain finger painting dengan bahan dari tepung maizena, main ublek, bereksperimen bentuk-bentuk geometri atau bentuk apapun dalam imajinasinya dengan playdough, melukis dengan kuas, bermain pasir dengan eksperimen alat-alat ukur dan lain-lain. Tak pelak, kegiatan-kegiatan main itu berisiko membuat anggota tubuh atau pakaian anak anak-anak menjadi basah atau belepotan. Itu sebabnya permainannya dinamakan “messy play”. Sentra Bahan Alam memberi kesempatan anak-anak bereksplorasi seluas-luasnya, kalau perlu dengan risiko basah atau belepotan. Tapi, pada saat yang sama, risiko itu sekaligus juga menjadi peluang untuk membangun sikap tanggungjawab, memahami aturan main dan mengerti konsekuensi perbuatan melalui pengalaman-pengalaman main yang konkret. Anak-anak belajar mengenal batasan-batasan, aturan, konsekuensi, dan karena itu belajar mengontrol diri, sikap serta gerakan. Anak-anak yang mendapat giliran bermain di Sentra Bahan Alam, terutama yang masih Play Group dan TK-A, selalu membawa pakaian ganti. Namun, ketika sudah memasuki TK-B mereka biasanya tidak memerlukan pakaian ganti, karena gerakan-gerakan dan sikap-sikap mereka sudah terkontrol. Mereka mengerti, ada konsekuensi bila terlalu asyik dan tidak dapat mengontrol diri saat “messy play”. Bisa-bisa kesempatan bermain dengan permainan yang “kering” menjadi berkurang, atau bahkan tidak ada lagi. Permaian yang “kering” itu antara lain menyendok dan menuang jagung dengan alat takar berbagai ukuran, menggambar dengan krayon/pensil warna pada kertas, menyetrika baju-baju dengan setrika mainan dan lain-lain. Begitulah kekayaan fasilitas pembelajaran dalam Sentra Bahan Alam, meskipun bahan-bahan dan alat-alat mainnya cukup sederhana. Anak-anak berkesempatan belajar tentang konsep-konsep dasar matematika dan sains, sekaligus membentuk sikap-sikap positif yang mereka butuhkan untuk kehidupan mereka saat dewasa. Mereka belajar mengenal dan memahami secara logis aturan main dan batasan-batasan serta belajar menjalankannya. Mereka juga membangun keterampilan sosial selama berinteraksi dengan teman-teman bermain. Tak kalah pentingnya, Sentra Bahan Alam juga membangun kekuatan otot-otot motorik kasar anak, yang dibutuhkan antara lain untuk bisa memegang alat tulis dan menulis. Di dalam Sentra Bahan Alam ada harmoni pembangunan otot-otot dasar kehidupan anak usia dini, yang tidak boleh dilewatkan selama periode usia emas golden age. Sebab, pembangunan otot-otot dasar kehidupan itu pada hakikatnya adalah pembangunan struktur otak, yang 80 persennya selesai pada periode usia dini. Kegiatan-kegiatan bermain seperti di atas bisa saja diulang pada usia berapa saja, tapi tidak pernah ada kesempatan kedua untuk membangun struktur otak. Jadi, wahai ayahanda-bunda, berhentilah menuntut guru TK/RA/PAUD mengajari putera-puteri kita baca-tulis-hitung. Banyak hal yang jauh lebih penting dari sekadar kemampuan calistung pada anak usia dini. Sebab, jika kesempatan emas itu terlewatkan dan otot-otot dasar kehidupan mereka tidak terbangun secara terpadu dan menyeluruh, maka putera-puteri kita akan mengalami kesulitan besar dalam menghadapi berbagai tantangan di masa dewasanya kelak.Emelda Kelas Baby House di Sentra Bahan Alam Sebutan “Sentra Bahan Alam” dalam Metode Sentra bisa dikatakan sebagai peng-Indonesia-an bukan penerjemahan dari Sensory Center, yang di dalamnya tersedia kesempatan bagi anak untuk “main berantakan” messy play. Bahan-bahan dan alat-alat main yang digunakan di Sentra Bahan Alam memungkinkan organ-organ sensorimotor anak bekerja untuk mengenal, mengeksplorasi dan menemukan pengetahuan atau konsep yang berkaitan dengan benda-benda yang ada di sekitarnya. Anak berkesempatan mengenal sifat-sifat benda, mengamati, menyentuh, memegang, merasakan teksturnya, juga menemukan pengalaman-pengalaman konkret tentang kejadian dan hubungan sebab-akibat melalui interaksi dengan bahan-bahan dan alat-alat. Sentra Bahan Alam memang disediakan untuk memfasilitasi dorongan ingin tahu curiosity anak pada benda-benda. Anak usia dini sejak masa paling awal kehidupannya adalah peneliti. Bayi yang menggenggam jari ibundanya sesungguhnya ia sedang belajar. Kulit tangannya yang halus menyerap informasi tentang tekstur dan informasi itu terekam dalam otaknya. Ada dorongan dalam dirinya untuk mengarahkan benda yang dia pegang ke mulutnya untuk mengeksplorasi lebih jauh. Karena itu, para Bunda yang mengasuh bayi perlu berhati-hati agar tidak memenggal upaya eksplorasi sang buah hati. Meskipun ia bayi yang baru berusia seminggu, ajaklah berbicara dengan nada suara yang nyaman dan menyenangkan. Terangkan banyak informasi tentang apa yang dia pegang. Sebisa mungkin ungkapkan dengan kata-kata setiap hal yang Bunda lakukan saat berada bersama bayi. Termasuk meminta izin, jika Bunda ada keperluan untuk meninggalkannya sesaat, misalnya untuk ke kamar mandi. Sebab, informasi-informasi dan kosakata yang Bunda ucapkan akan membantu bayi berlatih membangun pengetahuan dan konsep. Seiring dengan proses penyempurnaan fungsi-fungsi panca indera, bagian-bagian tubuh dan organ-organ tubuhnya, kemampuan anak untuk menyerap informasi dan belajar itu terus meningkat kualitasnya. Modal naluri untuk meneliti dan belajar itu oleh pemikir Swiss, Jean Piaget, dinamakan schema, yang meningkat melalui proses asimilasi dan adaptasi. Baca juga posting terdahulu berjudul, “Bermain itu Belajar”. Peningkatan kualitas schema berarti bertambah pula moda-moda belajar anak, seiring dengan bertambahnya keragaman informasi dan pengetahuan yang telah diserapnya. Anak usia dini selalu ingin tahu, terus meneliti dan membutuhkan pengalaman-pengalaman konkret. Sentra Bahan Alam memfasilitasinya melalui bermacam-macam kegiatan main. Anak bisa bermain isi-tuang air ke dan dari jerigen, baik dengan gelas dan corong maupun dengan hand-pump, menghasilkan gelembung busa sabun dengan alat pengocok, atau memindahkan air dengan spons. Anak juga bisa bermain finger painting dengan bahan dari tepung maizena, main ublek, bereksperimen bentuk-bentuk geometri atau bentuk apapun dalam imajinasinya dengan playdough, melukis dengan kuas, bermain pasir dengan eksperimen alat-alat ukur dan lain-lain. Tak pelak, kegiatan-kegiatan main itu berisiko membuat anggota tubuh atau pakaian anak anak-anak menjadi basah atau belepotan. Itu sebabnya permainannya dinamakan “messy play”. Sentra Bahan Alam memberi kesempatan anak-anak bereksplorasi seluas-luasnya, kalau perlu dengan risiko basah atau belepotan. Tapi, pada saat yang sama, risiko itu sekaligus juga menjadi peluang untuk membangun sikap tanggungjawab, memahami aturan main dan mengerti konsekuensi perbuatan melalui pengalaman-pengalaman main yang konkret. Anak-anak belajar mengenal batasan-batasan, aturan, konsekuensi, dan karena itu belajar mengontrol diri, sikap serta gerakan. Anak-anak yang mendapat giliran bermain di Sentra Bahan Alam, terutama yang masih Play Group dan TK-A, selalu membawa pakaian ganti. Namun, ketika sudah memasuki TK-B mereka biasanya tidak memerlukan pakaian ganti, karena gerakan-gerakan dan sikap-sikap mereka sudah terkontrol. Mereka mengerti, ada konsekuensi bila terlalu asyik dan tidak dapat mengontrol diri saat “messy play”. Bisa-bisa kesempatan bermain dengan permainan yang “kering” menjadi berkurang, atau bahkan tidak ada lagi. Permaian yang “kering” itu antara lain menyendok dan menuang jagung dengan alat takar berbagai ukuran, menggambar dengan krayon/pensil warna pada kertas, menyetrika baju-baju dengan setrika mainan dan lain-lain. Begitulah kekayaan fasilitas pembelajaran dalam Sentra Bahan Alam, meskipun bahan-bahan dan alat-alat mainnya cukup sederhana. Anak-anak berkesempatan belajar tentang konsep-konsep dasar matematika dan sains, sekaligus membentuk sikap-sikap positif yang mereka butuhkan untuk kehidupan mereka saat dewasa. Mereka belajar mengenal dan memahami secara logis aturan main dan batasan-batasan serta belajar menjalankannya. Mereka juga membangun keterampilan sosial selama berinteraksi dengan teman-teman bermain. Tak kalah pentingnya, Sentra Bahan Alam juga membangun kekuatan otot-otot motorik kasar anak, yang dibutuhkan antara lain untuk bisa memegang alat tulis dan menulis. Di dalam Sentra Bahan Alam ada harmoni pembangunan otot-otot dasar kehidupan anak usia dini, yang tidak boleh dilewatkan selama periode usia emas golden age. Sebab, pembangunan otot-otot dasar kehidupan itu pada hakikatnya adalah pembangunan struktur otak, yang 80 persennya selesai pada periode usia dini. Kegiatan-kegiatan bermain seperti di atas bisa saja diulang pada usia berapa saja, tapi tidak pernah ada kesempatan kedua untuk membangun struktur otak. Jadi, wahai ayahanda-bunda, berhentilah menuntut guru TK/RA/PAUD mengajari putera-puteri kita baca-tulis-hitung. Banyak hal yang jauh lebih penting dari sekadar kemampuan calistung pada anak usia dini. Sebab, jika kesempatan emas itu terlewatkan dan otot-otot dasar kehidupan mereka tidak terbangun secara terpadu dan menyeluruh, maka putera-puteri kita akan mengalami kesulitan besar dalam menghadapi berbagai tantangan di masa dewasanya kelak. Sumber Dimensi Panjang 27 cm ; Lebar 14 cm ; Tinggi 16 cm Terdiri atas mobil truk, 18 pasak, 1 palu, dan 1 obeng Daftar Rincian Harga Alat Peraga Pendidikan APE – PAUD NO NAMA BARANG QTY HARGA TOTAL HARGA SENTRA BALOK 1 BALOK UNIT NATURAL 200 1 Set 3,180,000 3,180,000 2 KERETA BALOK SIRKUS 1 Set 408,000 408,000 3 BALOK HURUF 1 Set 600,000 600,000 4 ASESORIS BALOK 1 Set 360,000 360,000 5 ASESORIS BALOK MASJID 1 Set 792,000 792,000 6 BALOK KASTIL 1 Set 900,000 900,000 7 BALOK WARNA MOBIL 1 Set 312,000 312,000 8 CITY BLOCK 40 1 Set 312,000 312,000 SENTRA KESIAPAN 9 HAMMER JUNGKAT JUNGKIT 1 Set 240,000 240,000 10 HAMMER SEGITIGA 1 Set 168,000 168,000 11 SLIDING SEASHORE 1 Set 408,000 408,000 12 MERONCE 1 Set 456,000 456,000 13 MERONCE BENDA LAUT 1 Set 477,600 477,600 14 KERETA WARNA 1 Set 192,000 192,000 15 POHON HURUF 1 Set 290,400 290,400 16 BELAJAR MEMBACA 1 Set 216,000 216,000 17 GEO SUSUN 5 BENTUK 1 Set 180,000 180,000 18 SANGKAR PENGENAL BENTUK 1 Set 192,000 192,000 19 PASAK 16 GEOMETRI 1 Set 216,000 216,000 20 PASAK SILINDER BERTINGKAT 1 Set 216,000 216,000 21 PASAK KUNCI 1 Set 144,000 144,000 22 RUMAH ANGKA PELANGI 1 Set 276,000 276,000 23 WIRE GAME KUPU-KUPU 3 KAWAT 1 Set 288,000 288,000 24 JAM KAYU 1 Set 204,000 204,000 25 ANGKA DIGITAL 1 DIGIT 1 Set 120,000 120,000 26 POHON ANGKA 1 Set 240,000 240,000 SENTRA MAIN PERAN 27 SAYURAN POTONG 1 Set 228,000 228,000 28 PERALATAN TUKANG / CREATIVE TOOL SET 1 Set 348,000 348,000 29 MOBIL BONGKAR PASANG 1 Set 228,000 228,000 30 RAMBU-RAMBU LALU LINTAS 1 Set 192,000 192,000 31 BONEKA TANGAN PROFESI 1 Set 768,000 768,000 32 BONEKA TANGAN KELUARGA 1 Set 576,000 576,000 33 PANGGUNG BONEKA MEJA 1 Set 432,000 432,000 34 SEPASANG BONEKA ADAT 1 Set 480,000 480,000 35 BONEKA TANGAN BINATANG 1 SET 1 Set 360,000 360,000 36 SLIDING CAR RAKIT 1 Set 240,000 240,000 37 IRISAN BUAH 1 Set 240,000 240,000 38 IRISAN ROTI 1 Set 192,000 192,000 39 PERALATAN MEMASAK 1 Set 168,000 168,000 SENTRA BAHAN ALAM 40 ALAT UNTUK BERMAIN BAHAN ALAM 1 Set 2,520,000 2,520,000 41 KOLAM AIR 1 Buah 336,000 336,000 SENTRA IMTAQ 42 MINIATUR TEMPAT IBADAH MASJID 1 Set 324,000 324,000 43 MINIATUR TEMPAT IBADAH GEREJA 1 Set 324,000 324,000 44 MINIATUR TEMPAT IBADAH PURA 1 Set 324,000 324,000 45 MINIATUR TEMPAT IBADAH WIHARA 1 Set 324,000 324,000 46 MINIATUR TEMPAT IBADAH KELENTENG 1 Set 324,000 324,000 47 GAMBAR PAJANG RUMAH IBADAH 1 Set 240,000 240,000 SENTRA MUSIK 48 KENDANG/JIMBE 1 Buah 288,000 288,000 49 ANGKLUNG 1 Set 264,000 264,000 50 OKULELE 1 Buah 288,000 288,000 51 KEYBOARD 1 Buah 648,000 648,000 52 DRUM SET 1 Set 648,000 648,000 SENTRA SENI 53 BERKREASI DENGAN KAIN FLANEL 1 Set 480,000 480,000 54 BERKREASI DENGAN KOKORU 1 Set 480,000 480,000 ANEKA PUZZLE PENUNJANG TEMA 55 PUZZLE BABY ANIMAL 1 Set 144,000 144,000 56 PUZZLE GEO 3 BENTUK 1 Set 156,000 156,000 57 PUZZLE BENDERA RI 1 Set 96,000 96,000 58 PUZZLE GARUDA 1 Set 96,000 96,000 59 PUZZLE PERALATAN SEKOLAH 1 Set 84,000 84,000 60 PUZZLE PERALATAN KEBERSIHAN 1 Set 84,000 84,000 61 PUZZLE TEMA BODY PARTS 1 Set 96,000 96,000 62 PUZZLE TRANSPORTASI 1 Set 96,000 96,000 63 PUZZLE KAYU HURUF KECIL 1 Set 240,000 240,000 64 PUZZLE KAYU HURUF BESAR 1 Set 240,000 240,000 65 PUZZLE KAYU ANGKA 1 Set 200,000 200,000 MEUBELAIR 66 MEJA ANAK 20 Set 936,000 18,720,000 67 KURSI ANAK 20 Set 360,000 7,200,000 68 RAK SEPATU 2 Set 3,600,000 7,200,000 69 RAK KABINET 1 Set 2,640,000 2,640,000 70 RAK BUKU 1 Set 1,920,000 1,920,000 71 RAK APE 2 Set 2,640,000 5,280,000 Total 68,144,000 Jual Alat Peraga Olahraga, Paket Alat Olahraga, Harga Alat Peraga Pendidikan, Daftar Harga Alat Peraga, Harga Paket Alat Peraga Pendidikan, alat peraga ipa biologi, distributor alat peraga pendidikan, alat peraga ipa daur ulang, jual alat laboratorium fisika, alat ipa smp. harga alat peraga ips smp, daftar harga alat peraga sd 2016, harga alat peraga ipa sd 2017, harga alat peraga matematika, harga alat peraga ips, harga alat peraga gerhana, harga alat peraga tata surya, alat peraga sekolah dasar, contoh alat peraga, macam alat peraga, makalah alat peraga, pengertian alat peraga, pengertian alat peraga matematika, alat peraga pembelajaran, perbedaan alat peraga dan media pembelajaran, alat peraga pendidikan, distributor alat peraga pendidikan ArticlePDF AvailableAbstractCentral learning is a learning model that provides an opportunity for children to play with various rides in accordance with activities that have been designed by the teacher. Center learning aims to stimulate aspects of child development in accordance with their growth. One of the centers that are the focus of this article is the center of BAC Liquid Natural Materials, which is learning that uses liquid natural materials as teaching materials. Learning is designed to involve children directly in making work with facilities provided by the teacher. The results of the study explained that the BAC center discussion at RA Ar-Rasyid Kartasura was carried out with four stages of footing namely the playing environment, footing before playing, footing while playing, and footing after playing. RA Ar-Rasyid Kartasura applies the BAC Liquid Natural Materials center to develop children's creativity. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for freeAuthor contentAll content in this area was uploaded by Al Athfal on Jan 10, 2019 Content may be subject to copyright. Al-Athfal Jurnal Pendidikan Anak, 2018 ISSN p 2477-4715; ISSN e 2477-4189 Volume 4 Nomor 2, Desember 2018, Halaman 161-176 DOI This work is licensed under Creative Commons Attribution-NonCommercial International License Available online on Pembelajaran Sentra BAC Bahan Alam Cair untuk Mengembangkan Kreativitas Anak; Studi Kasus RA Ar-RasyidKhasan Ubaidillah Institut Agama Islam Negeri Surakarta Email addamawy94gmail Diterima 21 November 2018 Direvisi 28 Desember 2018 Disetujui 29 Desember 2018 © 2018 Program Studi Pendidikan Islam Anak Usia Dini Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, Indonesia Abstract Central learning is a learning model that provides an opportunity for children to play with various rides in accordance with activities that have been designed by the teacher. Center learning aims to stimulate aspects of child development in accordance with their growth. One of the centers that are the focus of this article is the center of BAC Liquid Natural Materials, which is learning that uses liquid natural materials as teaching materials. Learning is designed to involve children directly in making work with facilities provided by the teacher. The results of the study explained that the BAC center discussion at RA Ar-Rasyid Kartasura was carried out with four stages of footing namely the playing environment, footing before playing, footing while playing, and footing after playing. RA Ar-Rasyid Kartasura applies the BAC Liquid Natural Materials center to develop children's creativity. [Pembelajaran sentra merupakan model pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada anak untuk bermain dengan berbagai wahana sesuai dengan kegiatan yang sudah dirancang oleh guru. Pembelajaran sentra bertujuan untuk menstimulus aspek perkembangan anak sesuai dengan pertumbuhannya. Salah satu sentra yang menjadi fokus dalam artikel ini adalah sentra BAC Bahan Alam Cair, yaitu Pembelajaran yang menggunakan bahan alam cair sebagai bahan ajar. Pembelajaran didesain untuk melibatkan anak secara langsung dalam membuat karya dengan fasilitas yang diberikan oleh guru. Hasil penelitian menjelaskan bahwa Pembelaaran sentra BAC di RA Ar-Rasyid Kartasura dilaksanakan dengan empat tahapan pijakan yaitu pijakan lingkungan main, pijakan sebelum main, pijakan saat main, dan pijakan setelah main. RA Ar-Rasyid Kartasura menerapkan sentra BAC Bahan Alam Cair untuk mengembangkan kreativitas anak. Abstrak berisi pernyataan ringkas dan padat tentang ide-ide yang paling penting.]Keywords Central learning, Liquid natural materials central, Children creativity. Pendahuluan Masa usia dini adalah masa yang paling penting dalam membentuk potensi yang dimiliki oleh dari potensi jasmani, potensi rohani, maupun potensi akal dan keterampilan akan berkembang menjadi lebih baikketika dibina sejak dini. Oleh karena itu, orang tua sebagai penanggung Al-Athfal Jurnal Pendidikan Anak, Vol. 4 2, Desember 2018, 161-176 162 jawab pertama dan utama perlu menyadari dan memahami pentingnya pendidikan sejak usia dini Helmawati, 2015, p. 41. Pendidikan yang dilaksanakan untuk anak seyogyanya dilakukan melalui pemberian pengalaman dan rangsangan yang kaya dan maksimal. Oleh karena itu, diperlukan lingkungan yang kondusif bagi pertumbuhan dan perkembangan anak. Pemberian rangsangan pendidikan untuk anak usia dini yang kondusif dapat dilaksanakan secara efektif dengan bantuan lembaga-lembaga pendidikan yang memberikan layanan wahana bermain untuk anak-anak sebagai taman pendidikan Muhtar Latif, 2013, p. 5. Lembaga PAUD sebagai penyelenggara dan komponen pendidikan, perlu menyediakan berbagai kegiatan yang dapat mengembangkan berbagai aspek perkembangan seperti aspek agama dan moral, kognitif, fisik motorik, bahasa, sosial-emosional, dan seni. Kemampuan seorang pendidik dalam merancang model pembelajaran yang memberikan dampak positif terhadap anak didik menjadi sangat penting, karena dengan kreativitas dalam mengkreasikan model pembelajaran tersebut akan membantu anak dalam mengembangkan seluruh aspek pada dirinya, selain itu anak juga merasakan kenyamanan dan kebahagiaan saat belajar. Model pembelajaran sentra dapat dijadikan rujukan oleh para lembaga dan guru untuk mengembangkan proses belajar mengajar demi tercapainya pembelajaran yang menyenangkan salah satunya anak dapat aktif dalam mengembangkan ide serta kreativitasnya. Di samping menyenangkan, model pembelajaran sentra ini juga memberikan pijakan-pijakan bagi anak guna mengembangkan aspek-aspek perkembangannya Mulyasa, 2012, p. 149. Model pembelajaran sentra adalah pembelajaran yang dilakukan di dalam “lingkaran” Circle Times dan sentra bermain. Lingkaran adalah saat di mana guru duduk bersama anak dengan posisi melingkar untuk memberikan pijakan kepada anak yang dilakukan sebelum dan sesudah bermain Diana Mutiah, 2010, p. 133. Sentra bermain adalah zona atau area bermaian anak yang dilengkapi dengan seperangkat alat bermain yang berfungsi sebagai pijakan lingkungan yang diperlukan untuk mengembangkan seluruh potensi dasar anak didik dalam berbagai aspek perkembangan. Dalam pembelajaran sentra, anak dirangsang untuk aktif belajar melalui kegiatan bermain. Seluruh kegiatan pembelajaran berfokus pada anak sebagai subjek pembelajar, sedangkan pendidik lebih banyak berperan sebagai motivator dan fasilitator dengan memberikan pijakan-pijakan Scaffolding untuk mendukung perkembangan anak, yaitu pijakan lingkungan main, pijakan sebelum main, pijakan selama main, dan pijakan setelah main Rumanda & hikmah, 2011, p. 23 Al-Athfal Jurnal Pendidikan Anak, Vol. 4 2, Desember 2018, 161-176 163 Dalam pembelajaran sentra terdaat beberapa jenis antara lain sentra sentra peran, sentra persiapan, sentra imtaq, dan sentra bahan alam. Salah satu sentra yang sudah di sebutkan ada sentra bahan alam. Sentra bahan alam merupakan sentra yang memberikan kesempatan kepada anak untuk berinteraksi langsung dengan berbagai macam bahan untuk mendukung sensorimotor, self control, dan sains. Sentra bahan alam cair merupakan kegiatan bermain bagi anak yang bertujuan memberikan kesempatan bagi anak untuk membangun kemampuan dengan berbagai macam bahan alam yang berbeda seperti daun, ranting kayu, pasir, biji-bijian, rumput, tanah liat, air, dan sebagianya. Selain itu, sentra bahan alam juga memberikan kesempatan kepada anak untuk bereksplorasi dengan berbagai bahan yang ada di alam untuk mengembangkan kreativitas anak. Muhtar Latif, 2013, p. 132. Kreativitas anak usia dini adalah kreativitas yang dibawa sejak lahir, dan merupakan kemampuan untuk menghasilkan pemikiran-pemikiran yang asli, tidak biasa, dan sangat fleksibel dalam merespons dan mengembangkan pikiran dan kreativitas. Kreativitas alami anak usia dini terlihat dari rasa ingin tahunya yang besar. Dengan kata lain, kreativitas merupakan kemampuan anak menciptakan sesuatu yang baru berupa suatu produk kreatif hasil pemikiran Novi Mulyani, 2017, p. 77. Salah satu lembaga PAUD yang telah menerapkan model pembelajaran sentra bahan alam cair adakah RA Ar-Rasyid Ngemplak, Kartasura, Sukoharjo. Pengembangan kreativitas anak di RA Ar-Rasyid dimasukan dalam kegiatan sentra, salah satunya di sentra BAC Bahan Alam Cair. Sentra BAC dapat meningkatkan kreativitas anak dengan mengenalkan anak pada lingkungan nyata, karena di sentra BAC anak diberikan kesempatan untuk bermain dan bereksplorasi dengan berbagai macam bahan alam seperti daun, pasir, biji-bijian, rumput, tanah, air, dll. Selain itu, anak juga dapat menghasilkan produk kreativitas seperti membuat bingkai dari daun kering. Dalam proses pembelajarannya guru mengacu pada RPPH yang sudah dibuat sebelum pembelajaran sentra uraian di atas, penulisi tertarik untuk mengkaji tentang Pengembangan Kreativitas Anak dalam Pembelajaran Sentra BAC RA Ar Rasyid Kartasura. Metode Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif- yang dilaksanakan di RA Ar-Rasyid Kartasura. Subjek penulisan ini adalah guru sentra BAC dan anak kelompok A. Informan dalam penulisan ini adalah Kepala RA dan guru pendamping. Teknik pengumpulan data menggunakan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi. Pemeriksaan keabsahan Al-Athfal Jurnal Pendidikan Anak, Vol. 4 2, Desember 2018, 161-176 164 data menggunakan trianggulasi sumber dan metode. Sedangkan teknik analisis data menggunakan model analisis interaktif, yang terdiri dari reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Pembahasan Pengembangan Kreativitas Anak Kreativitas adalah kemampuan untuk menciptakan atau menghasilkan sesuatu yang baru, hasil karya atau ide-ide yang baru itu sebelumnya tidak dikenal oleh orang lain. Kemampuan ini merupakan aktivitas imajinatif yang hasilnya merupakan pembentukan kombinasi dari informasi yang diperoleh dari pengalaman-pengalaman sebelumnya menjadi hal baru, berarti, dan bermanfaat Novi Mulyani, 2017, p. 97. Kreativitas pada intinya adalah kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata, yang relatif berbeda dengan yang telah ada sebelumnya Ahmad Susanto, 2011, p. 114. Anak-anak secara alamiah pada dasarnya kreatif, ini berarti bahwa apa yang mereka lakukan adalah unik dan berguna bagi diri mereka sendiri dan bagi orang lain. Krativitas berarti memiliki kekuatan atau kualitas untuk mengekspresikan diri dengan cara anak sendiri, mereka selalu mengadakan perubahan yang dilakukan setiap saat, dan semua dilakukan oleh mereka sendiri. Kreativitas anak adalah proses yang dilalui oleh anak dalam rangka melakukan, mempelajari, dan menemukan sesuatu yang baru yang berguna bagi kehidupan dirinya dan orang lain Wahyudin, 2007, p. 15. Kreativitas anak dikoordinasi oleh keunikan gagasan dan tumbuhnya imajinasi serta fantasi Novi Mulyani, 2017, p. 104. Anak-anak yang kratif, sangat sensitif akan adanya stimulasi. Dalam mengaplikasikan sifat kreatifnya, anak tidak dibatasi oleh frame-frame apapun. Artinya mereka mempunyai kebebasan dan keleluasaan dalam beraktivitas kreatif Mayesty Bambang Sujiono dan Yuliani Nurani Sujiono, 2010, p. 39. Berdasarkan beberapa definisi para ahli di atas, bahwa anak pada dasarnya kreatif, kemampuan berpikir anak dalam melahirkan gagasan yang luwes, perinci, baru, dan asli dapat menghasilkan pemecahan masalah yang relatif berbeda dengan apa yang telah ada sebelumnya. Ciri-ciri kreativitas dapat dikelompokkan dalam dua kategori, kognitif, dan nonkognitif. Ciri kognitif di antaranya orisinalitas, fleksibilitas, kelancaran, dan elaborasi. Sedangkan ciri nonkognitif di antaranya motivasi sikap dan kepribadian kreatif Yeni Rachmawati dan Euis Kurniati, 2010, p. 15. Kedua ciri ini sama pentingnya, kecerdasan yang tidak ditunjang dengan kepribadian kreatif tidak akan menghasilkan apapun. Kreativitas hanya dapat dilahirkan dari orang cerdas yang memiliki kondisi psikologis Al-Athfal Jurnal Pendidikan Anak, Vol. 4 2, Desember 2018, 161-176 165 yang sehat. Kreativitas tidak hanya perbuatan otak saja namun variabel emosi dan kesehatan mental sangat berpengaruh terhadap lahirnya sebuah karya kreatif. Kecerdasan tanpa mental yang sehat sulit sekali dapat menghasilkan karya kreatif. Karakteristik kreativitas anak diantaranya adalah 1Kelancaran. Anak memiliki selera humor dalam kesehariannya, anak mengekspresikan imajinasi secara verbal seperti anak membuat kata-kata lucu atau cerita fantastis, anak tertarik pada berbagai hal, memiliki rasa ingin tahu dan senang bertanya ; 2Kelenturan. Anak berkeinginan mengambil resiko berperilaku berbeda dan mencoba hal-hal yang baru dan sulit, anak menyukai untuk menggunakan imajinasinya dalam bermain terutama dalam bermain pura-pura, anak bersifat fleksibel, dan berbakat dalam mendesain sesuatu; Keaslian. Anak berkeinginan untuk mengambil resiko berperilaku berbeda dan mencoba hal-hal yang baru dan sulit, anak bersifat nonkonfermis, yaitu melakukan hal-hal dengan caranya sendiri, anak menjadi inovatif, penemu, dan memiliki banyak sumber daya; 3Elaborasi. Anak menjadi terarah sendiri dan termotivasi, anak memiliki imajinasi dan menyukai fantasi, anak terlibat dalam eksplorasi yang sistematis dan anak bereksplorasi, bereksperimen dengan objek, contoh memasukan atau menjadikan sesuatu sebagai bagian dari tujuan; 4Keuletan dan kesabaran. Anak berpendirian tegas, terang-terangan, berkeinginan untuk bicara secara terbuka dan bebas, anak berkeinginan mengambil resiko, berperilaku berbeda dan mencoba hal-hal yang baru dan sulit Bambang Sujiono dan Yuliani Nurani Sujiono, 2010, p. 40. Berdasarkan paparan di atas bahwa potensi kreativitas yang dimilki oleh masing-masing anak hanya dapat dikembangkan melalui proses kreatif dengan memberikan kesempatan anak untuk beraktivitas melalui kegiatan bermain yang memungkinkan memunculkan krativitas pada anak usia dini. Sehubung dengan pengembangan kreativitas pada anak, perlu memperhatikan penjelasan dari Utami Munandar Ahmad Susanto, 2011, pp. 128–129 menyebutkan empat aspek kreativitas yang dapat diperhatikan dalam pengembangan kreativitas anak, antara lain 1Pribadi person. Kreativitas adalah ungkapan dari keunikan individu dalam interaksi dengan lingkungannya. Ungkapan kreativitas adalah yang mencerminkan orisinalitas dari individu ini. Dari pernyataan pribadi yang unik inilah dapat diharapkan timbulnya ide-ide baru dan produk produk yang inovatif. Oleh kareana itu, guru hendaknya membantu anak menemukan bakat-bakatnya serta mengembangkan seoptimal mungkin ; 2Pendorong press. Bakat kreatif seseorang akan berkembang bila didukung oleh lingkungannya dan juga tidak terlepas dari dukungan intern yang datang dari dalam dirinya sendiri untuk menghasilkan sesuatu. Jika Al-Athfal Jurnal Pendidikan Anak, Vol. 4 2, Desember 2018, 161-176 166 tidak bisa menyeleksi dengan baik, lingkungan dapat mendukung atu menghambat bakt-bakat kreativitas ; 3Proses process. Dalam rangka mengembangkan kreativitas, anak perlu dikembangkan untuk menyibukkan dirinya secara kreatif. Guru hendaknya dapat merangsang anak didik dalam kegiatan kreatif dengan membantu mengusahakan sarana dan prasarana yang diperlukan; 4Produk product. Kondisi yang memungkinkan seseorang menciptakan produk kreatif yang bermakna adalah kondisi pribadi dan lingkungan, sejauh mana keduanya mendorong untuk melibatkan dirinya dalam proses kreatif. Dengan dimilikinya bakat dan ciri-ciri kreatif, dan dengan dorongan untuk berbuat kreatif maka produk-produk kreatif yang bermakna dengan sendirinya akan muncul. Guru hendaknya menghargai produk kreatif anak sehingga dapat menggugah minat anak untuk mengembangkan daya kreativitasnya. Pengembangan kreativitas membutuhkan strategi yang tepat agar tujuan tercapai secara optimal. Adapun beberapa strategi yang dapat digunakan untuk mengembangkan kreativitas anak diantaranya adalah 1Pengembangan kreativitas melalui menciptakan produk hasta karya, Pengembangan kreativitas pada anak melalui kegiatan hasta karya memiliki posisi penting dalam berbagai aspek perkembangan anak. Tidak hanya kreativitas yang akan berkembang, tetapi juga kemampuan kognitif anak. Dalam kegiatan hasta karya setiap anak akan menggunakan imajinasinya untuk membentuk suatu bangunan atau benda tertentu sesuai dengan khayalannya. Setiap anak bebas mengekspresikan kreativitasnya, sehingga akan memperoleh hasil yang berbeda antara satu anak dengan anak lainnya ; 2Pengembangan kreativitas melalui imajinasi, Imajinasi adalah kemampuan berfikir divergen seseorang yang dilakukan tanpa batas, seluas-luasnya, dan multiperspektif dalam merespons suatu stimulasi. Kemampuan ini sangat berguna untuk mengembangkan kreativitas anak. Dengan imajinasi anak dapat mengembangkan daya pikir dan daya ciptanya tanpa dibatasi kenyataan dan realita sehari-hari. Anak bebas berpikir sesuai pengalaman dan khayalannya Rachmawati dan Kurniati, 2010, 3Pengembangan kreativitas melalui eksplorasi, Ide kreatif sering kali muncul dari eksplorasi atau penjelajahan individu terhadap dapat memberikan kesempatan bagi anak untuk melihat, memahami, merasakan, dan pada akhirnya membuat sesuatu yang menarik perhatian mereka. Kegiatan seperti ini dilakukan dengan cara mengamati dunia sekitar sesuai dengan kenyataan yang ada secara langsung. Pengamatan tersebut bisa berupa lingkungan, diantaranya hutan, bukit, pasir, laut, kolam, dan lingkungan alam lainnya; 4Pengembangan kreativitas melalui eksperimen, Eksperimen yang dimaksud dalam hal ini bukanlah suatu proses rumit yang harus dikuasai anak sebagai suatu cara Al-Athfal Jurnal Pendidikan Anak, Vol. 4 2, Desember 2018, 161-176 167 untuk memahami konsep tentang sesuatu hal ataupun penguasaan anak tentang konsep dasar eksperimen, melainkan pada bagaimana mereka dapat mengetahui cara atau proses terjadinya sesuatu, dan mengapa sesuatu dapat terjadi serta bagaimana mereka dapat menemukan solusi terhadap permasalahan yang ada dan pada akhirnya mereka dapat membuat sesuatu yang bermanfaat dan kegiatan tersebut; 5Pengembangan kreativitas melalui proyek, Metode proyek dapat memberikan kesempatan kepada anak untuk mengekspresikan pola berpikir, keterampilan, dan kemampuannya untuk memaksimalkan sejumlah permasalahan yang dihadapi mereka sehingga mereka memiliki peluang untuk terus berkreasi dan mengembangkan diri seoptimal mungkin. Yeni Rachmawati dan Euis Kurniati, 2010, pp. 52–65. Model Pembelajaran Sentra BAC Pembelajaran adalah suatu pola atau rancangan yang menggambarkan proses perincian dan penciptaan situasi lingkungan yang memungkinkan anak berinteraksi dalam pembelajaran sehingga terjadi perubahan atau perkembangan Mulyasa, 2012, p. 148. Pembelajaran anak merupakan segala usaha guru untuk menerapkan berbagai metode pembelajaran dalam mencapai tujuan yang diharapkan Wiyani dan Barnawi, 2014, p. 119 Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran merupakan suatu rancangan yang dikerahkan demi menciptakan suatu lingkungan pembelajaran yang mampu mengembangkan potensi anak usia dini dengan beberapa komponen yang mendukung pembelajaran tersebut. Adapun model pembelajaran sentra merupakan pembelajaran yang dilakukan di dalam lingkaran dan sentra bermain. Lingkaran adalah saat dimana guru duduk bersama anak dengan posisi melingkar untuk memberikan pijakan kepada anak yang dilakukan sebelum dan sesudah bermain Diana Mutiah, 2010, p. 133. Sentra bermain adalah zona atau area bermain anak yang dilengkapi dengan seperangkat alat bermain yang berfungsi sebagai pijakan lingkungan yang diperlukan untuk mengembangkan seluruh potensi dasar anak didik dalam berbagai aspek perkembangan secara seimbang. Model pembelajaran sentra merupakan model yang paling mutakhir yang dilaksanakan di lingkungan pendidikan anak usia dini, dengan karakteristik utama memberikan pijakan untuk membangun konsep aturan, ide, dan pengetahuan anak serta konsep densitas dan intensitas bermain. Model pembelajaran ini berfokus pada anak yang dalam proses pembelajarannya berpusat di sentra bermain dan pada saat anak pada lingkaran Mulyasa, 2012, p. 149. Dari beberapa penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran sentra merupakan pembelajaran yang dilakukan di Al-Athfal Jurnal Pendidikan Anak, Vol. 4 2, Desember 2018, 161-176 168 dalam sebuah lingkaran, yaitu guru dan anak-anak duduk secara melingkar, guru memberikan pijakan-pijakan sebelum dan sesudah bermain untuk mengembangkan seluruh potensi anak. Sentra bahan alam merupakan sentra yang memfasilitasi anak untuk mengembangkan dan memperluas pengalaman bermain sensorimotor dengan memberikan banyak kesempatan pada anak untuk mengeksplorasi bahan-bahan alami dalam mengembangkan kematangan motorik halus yang diperlukan dalam proses kesiapan menulis, keterampilan berolah tangan, dan menstimulasi sistem kerja otak anak Diana Mutiah, 2010, p. 134. Sentra Bahan Alam guna merangsang dan mengembangkan kecerdasan anak melalui pemanfaatan bahan-bahan yang ada di lingkungan sekitar seperti daun, ranting kayu, pasir, biji-bijian, rumput, tanah liat, air, dan sebagainya Noorlaila, 2010, p. 74. Sentra bahan alam merupakan tempat dimana anak melakukan kegiatan dengan berbagai alat yang tepat sesuai dengan kebutuhan anak yang terdiri dari alat atau bahan kering dan alat atau bahan yang menggunakan air Sujiono dan Sujiono, 2010, p. 85. Sentra bahan alam merupakan sentra yang memberikan kesempatan kepada anak untuk memperluas pengalaman bermain untuk mengembangkan kecerdasan dan seluruh aspek perkembangannya melalui bereksplorasi dengan berbagai bahan alam sekitar baik bahan kering dan bahan yang menggunakan air, dan pada bahan kedua menggunakan air yang selanjutnya akan banyak dikembangkan dalam sentra BAC dengan segala varian permainan yang bisa digunakan dalam pembelajaran anak. Kegiatan yang dilakukan antara lain, dengan mencampur warna, memancing, meronce, dan menempel biji-bijian Suyadi, 2014, p. 50. Pengembangan Kreativitas Anak dalam Pembelajaran Sentra BAC RA Ar Rasyid Model pembelajaran sentra mulai diterapkan di RA Ar-Rasyid Ngemplak Kartasura Sukoharjo sejak tahun 2015 yang sebelumnya menerapkan model pembelajaran klasikal. Lembaga tersebut menerapkan empat jenis sentra antara lain sentra pembangunan, sentra peran, sentra persiapan, dan sentra BAC bahan alam cair yang dilaksanakan secara rutin mulai hari Senin sampai dengan hari Kamis. Masing-masing sentra mempunyai nama dan definisi yang berbeda-beda. RA Ar-rasyid memilih memakai model pembelajaran sentra karena dianggap sebagai model yang memberikan kesempatan anak untuk bermain tanpa tekanan dari guru, kegiatan belajar sudah dirancang oleh guru untuk menstimulasi aspek perkembangan anak usia dini, anak juga bebas menuangkan imajinasi serta kreativitasnya. Guru hanya sebagai motivator dan fasilitator anak dalam pembelajaran sehingga anak berkembang sesuai Al-Athfal Jurnal Pendidikan Anak, Vol. 4 2, Desember 2018, 161-176 169 dengan pertumbuhannya. Pengembangan kreativitas anak salah satunya dilakukan di sentra BAC karena dari empat sentra yang diterapkan anak lebih senang disentra tersebut dan anak banyak berinteraksi langsung dengan banyak bahan-bahan dari alam. Berikut pernyataan dari Bunda Siti selaku Kepala RA mengenai pembelajaran sentra BAC Model pembelajaran sentra memberikan kesempatan anak bermain dengan wahana yang dirancang guru untuk menstimulasi aspek perkembangan. Salah satunya sentra BAC anak bermain dengan berbagai bahan dari alam, sehingga imajinasi dan kreativitas anak akan berkembang. Wawancara, 4 Mei 2018. Penjelasan Bunda Siti di atas, dikuatkan oleh Bunda Mukti selaku guru sentra BAC mengenai sentra yaitu RA Ar-rasyid sudah menerapkan model sentra, salah satunya sentra BAC merupakan sentra yang lebih disukai anak, karena anak bermain langsung dengan bahan-bahan dari alam. Sehingga akan menumbuhkan rasa ingin tahu, serta kreativitas anak akan berkembang Wawancara, 9 Mei 2018. Dari hasil wawancara tersebut, desain pembelajaran yang dirancang oleh lembaga ini mengembangkan potensi dasar yang sudah dimiliki oleh anak. Anak ditempatkan sebagai bagian penting dalam pembelajaran bukan sebagai orang asing dalam pembelajaran. Pada bagian ini, keunikan, kekhasan dan orisinalitas anak menjadi sangat diperhatikan dalam pembelajaran karena aspek tersebut akan berkaitan dengan kreatifitas anak. Selain aspek kepribadian anak yang harus dimunculkan secara proporsional dalam pembelajaran penting untuk memperhatikan bagaimana proses pendampingan pada anak selama pembelajaran, karena dukungan lingkungan akan menjadi pendorong yang baik bagi penciptaan kreatifitas anak. Adapun langkah-langkah pembelajaran sentra BAC bahan alam cair dalam pengembangan kreativitas anak usia dini di RA Ar-Rasyid Kartasura adalah sebagi berikut 1. Pelaksanaan pembelajaran Dalam Pelaksanaan proses pembelajaran di RA Ar-Rasyid Ngemplak Kartasura, sebelum mengajar seorang guru harus mempersiapkan rencana yang matang. Setiap hari Sabtu Kepala RA dan guru berkumpul untuk membuat perencanaan pembelajaran yang terdapat pada RPPM rencana program pembelajaran mingguan dibuat menjadi skala kecil yaitu RPPH rencana program pembelajaran harian. Pembuatan RPPH rencana program pembelajaran harian dibuat untuk satu pekan, setelah itu di ACC oleh kepala RA. Wawancara, 8 Mei 2018 Al-Athfal Jurnal Pendidikan Anak, Vol. 4 2, Desember 2018, 161-176 170 Penjelasan di atas, juga dikuatkan wawancara penulis kepada Bunda Mukti selaku guru sentra BAC, beliau menjelaskan bahwa Setiap hari Sabtu, guru berkumpul menyusun RPPH rencana program pembelajaran harian sesuai dengan tema yang diambil dari RPPM rencana program pembelajaran mingguan. Bertujuaan mempermudahkan guru pada saat proses pembelajaran Wawancara, 11 Mei 2018. Kepala RA dan guru terlebih dahulu membuat perencanaan pembelajaran sebelum mengajar, agar pembelajaran berjalan dengan lancar dan baik. Dalam pembuatan RPPH guru mengacu pada RPPM yang dilakukan setiap hari Sabtu untuk digunakan dalam satu pekan, sesuai dengan STPPA. dalam perencanaan ini guru menggunakankurikulum 2013. Pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan di sentra BAC kelompok A di RA Ar-Rasyid Ngemplak Kartasura sudah sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran sentra. Sesuai dengan hasil wawancara Bunda Mukti yaitu Pelaksanaan pembelajaran sentra BAC di RA Ar-Rasyid yaitu melalui empat pijakan diantaranya pijakan lingkungan main, pijak an pengalaman sebelum main, pijakan pengalaman selama main, dan pijakan pengalaman setelah main Wawancara, 11 Mei 2018. Pelaksanaan proses pembelajaran dengan menggunakan empat pijakan tersebut diharapkan dapat menadikan anak-anak lebih semangat untuk belajar, namun jangan sangan sampai perhatian dalam empat hal tersebut membuat pembelajaran menjadi kaku, menjemukan dan hanya berorientasi pada karya yang beragam, langkah-langkah pembelajaran pada sentra BAC sesuai dengan RPPH sentra sebagai berikut a. Pijakan lingkungan main Media pembelajaran sentra BAC merupakan media yang tidak membahayakan ketika anak melakukan kegiatan main. Media tersebut seperti alat peraga, papan tulis, spidol, penghapus, pasir, daun kering, cat air, plastisin, kertas, pewarna, ranting, air, pelapah pisang, dan lain sebaginya yang dapat mendukung pembelajaran di sentra BAC Dokumentasi RPPH, 3 April 2018. Sebelum anak-anak masuk kelas, guru sentra BAC terlebih dahulu menyiapkan media atau bahan yang akan digunakan dalam kegiatan sentra BAC untuk kelompok A di RA Ar-Rasyid Ngemplak Kartasura yang disesuaikan dengan jumlah anak. Guru menyiapkan berbagai jenis bahan seperti buku cerita, air, tanah, nampan, soda, cuka, pewarna, kertas lipat, dan lain sebagainya untuk digunakan dalam kegiatan main anak Observasi, 3 April 2018 Al-Athfal Jurnal Pendidikan Anak, Vol. 4 2, Desember 2018, 161-176 171 Dari hasil observasi di atas, penulis melakukan wawancara dengan Bunda Mukti selaku guru sentra BAC yaitu Sebelum anak masuk kelas, guru meyiapkan media. Hal tersebut bertujuan untuk memfasilitasi perkembangan anak salah satunya pengembangan kreativitas Wawancara, 11 Mei 2018 Guru sentra menyiapkan tempat belajar anak yang mampu mendukung proses belajar anak. Desain lingkungan main yang dibuat sesuai dengan kebutuhan anak untuk membuat anak tetap belajar dalam dunianya yang memang tetap dalam lingkup permainan. Dukungan lingkungan yang sudah disiapkan oleh guru akan menjadi daya dorong bagi anak untuk mengembangkan imajinasinya sehingga diharapkan mampu membuat anak merasa nyaman dan produktif selama mengikuti aktivitas pembelajaran. Bahan alam yang tersedia tersebut aman serta tidak berbahaya bagi anak, seperti penyediaan pewarna sudah memperhatikan kandunganya, jangan sampai menimbulkan efek negatif seperti alergi pada kulit anak. penyediaan bahan alam yang berupa daun, ranting kayu juga harus diperhatikan kebersihanya. Sehingga diharapkan dalam pembelajaran bisa benar-benar mendukung aktivitas belajar anak dan bukan malah menghadirkan masalah bagi pembelajaran anak b. Pijakan sebelum main Dalam Pijakan sebelum main di sentra BAC, guru membuka kegiatan pembelajaran dengan memberi salam dan memberi stimulus kepada anak agar anak siap dan bersemangat untuk mengikuti kegiatan pembelajaran. Setelah anak sudah siap, selanjutnya guru bercerita mengenai materi yang akan dipelajari, seperti benda-benda alam dan manfaatnya. Guru memberikan kosa kata baru contohnya “matahari, gunung, bulan”. Kemudian guru mengenalkan kepada anak alat dan bahan yang akan digunakan dalam kegiatan di sentra BAC, mendiskusikan aturan main, dan guru memberikan kesempatan kepada anak untuk bertanya. Guru menjelaskan materi, aturan main, dan guru memberikan kesempatan kepada anak untuk bertanya. Kegiatan tersebut bertujuan agar anak menghasilkan banyak gagasan dan dengan bercerita serta mengenalkan bahan kepada anak kreativitas anak akan berkembang Wawancara, 11 Mei 2018. Setelah guru sudah menjelaskan semua dan dirasa anak sudah paham, kemudian guru melanjutkan mengenalkan kepada anak kegiatan main di sentra BAC, guru menjelaskan dan memberi contoh kegiatan main di sentra BAC. Al-Athfal Jurnal Pendidikan Anak, Vol. 4 2, Desember 2018, 161-176 172 Interaksi antara guru dengan anak ini sangat penting untuk diperhatikan dalam pembelajaran karena aturan main dalam sentra memang perlu dipahami bersama antara guru dan anak sedari awal karena ini akan berkait dengan keseluruhan proses pembelajaran dalam sentra BAC. Dialektika yang terjadi selama proses pembelajaran akan memberikan pengaruh yang penting bagi anak karena linier dengan rasa aman, rasa nyaman yang memang dibutuhkan anak selama pembelajaran. Rasa aman dan rasa nyaman anak dalam pembelajaran penting agar anak bisa berkonsentrasi penuh untuk belajar tanpa merasa perlu mencari perhatian khusus kepada guru yang akan menggangu aktivitas belajar anak yang lainya. c. Pijakan saat main Guru memberikan kesempatan anak mengamati kegiatan yang akan dimainkan, guru hanya sebagai fasilitator ketika ada anak yang kesulitan dalam melakukan kegiatan main. Kegiatan main diantaranya melipat segitiga, kolase gunung, dan hasta karya dengan berbagai bahan dari alam. Anak-anak melakukan kegiatan main sesuai dengan gagasan dan keluwesan masing-masing anak. Salah satu kegiatan untuk pengembangan kreativitas anak yaitu anak membuat karya dengan menggunakan berbagai media dari alam seperti pewarna, plastisin, ceme, dan lain sebagainya. Anak bebas untuk membentuk karya sesuai dengan gagasan masing-masing anak. Ketika anak-anak sedang membuat karya guru hanya berkeliling mengamati kegiatan anak dan sesekali memberi bantuan kepada anak yang kesulitan. Setelah anak selesai membuat karya, kemudian anak memberikan hasil karyanya kepada guru. Tujuan kegiatan main dapat menstimulasi aspek perkembangan anak salah satunya kreativitas anak. kegiatan di sentra BAC contohnya membuat karya, masing-masing anak nantinya akan mempunyai gagasan sendiri dan kelancaran dalam menyelesaikan kegiatan Wawancara, 11 Mei 2018. Interaksi guru dan anak pada inti pembelajaran ini sesuai dengan substansi pembelajaran sentra. Anak memiliki keleluasaan dalam mengekspresikan apa yang diinginkan dan didukung dengan ketersediaan media dan sarana yang memadai. Guru sentra memerankan diri sebagai seorang fasilitator yang baik sekaligus sebagai motivator bagi anak. Pemberian motivasi pada anak usia dini pada dasarnya memang mutlak harus diberikan guru karena Al-Athfal Jurnal Pendidikan Anak, Vol. 4 2, Desember 2018, 161-176 173 anak usia tahapan tersebut kehadiran motivasi dari guru atau orang dewasa lain akan memberikan keyakinan yang lebih bagi anak dalam melanjutkan imajinasinya, selain itu pemberian motivasi kepada anak juga merupakan bentuk perhatian guru pada anak. Upaya guru untuk mengembangkan kreativitas anak dengan memberikan kesempatan anak untuk membuat karya sesuai keinginanya ini mampu menghidupkan imajinasi anak. Dengan imajinasi anak dapat mengembangkan daya pikir dan daya ciptanya tanpa dibatasi kenyataan dan realita sehari-hari. Anak bebas berpikir sesuai pengalaman dan khayalannya. Selain itu ide kreatif juga akan hidup karena kesempatan untuk bereksplorasi sesuai keinginan sekaligus kebutuhan anak. Eksplorasi dapat memberikan kesempatan bagi anak untuk melihat, memahami, merasakan, dan menarik perhatian mereka. anakjuga sedang belajar bereksperiman pada fase bagaimana mereka dapat mengetahui cara atau proses terjadinya sesuatu. Upaya guru sebagaimana gambaran tersebut akan berimplikasi pada munculnya basic trust anak pada kemampuan dirinya, yang biasanya akan diikuti dengan sikap percaya diri yang akan tumbuh menjadi lebih baik dan tidak takut untuk mencoba hal yang baru. Kemampuan guru untuk menstimulus anak menciptakan produk kreatif yang bermakna bagi dirinya, penciptaan kondisi pribadi dan lingkungan, sejauh mana keduanya mendorong untuk melibatkan dirinya dalam proses kreatif. Dengan dimilikinya bakat dan ciri-ciri kreatif yang dimiliki anak juga dorongan dari guru untuk berbuat kreatif, maka produk-produk kreatif yang bermakna dengan sendirinya akan muncul. Starting pointnya adalah guru hendaknya menghargai produk kreatif anak sehingga dapat menggugah minat anak untuk mengembangkan daya kreativitasnya. d. Pijakan setelah bermain Dalam kegiatan ini, anak-anak -membereskan mainan dan guru memberikan recalling pengulangan materi dilanjutkan dengan guru bertanya kepada anak tentang kegiatan main yang sudah dilakukan awal sampai dengan akhir kegiatan. Kegiatan recalling bertujuan untuk mempertajam ingatan anak tentang materi pada saat itu. Wawancara, 11 Mei 2018. Kegiatan penutup dengan guru memberikan recalling pada kegiatan yang telah dilakukan, memberikan pertanyaan atau meminta kepada anak untuk menceritakan kembali pembelajaran Al-Athfal Jurnal Pendidikan Anak, Vol. 4 2, Desember 2018, 161-176 174 yang telah dilakukan ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan anak yang didapat dan sebagai tolak ukur tercapainya tujuan pembelajaran. Simpulan Pembelajaran dalam sentra BAC juga dilaksanakan dengan empat pijakan yang meliputi; Pertama, pijakan lingkungan main yang mana guru sentra menyiapkan segala bahan alam yang dibutuhkan anak dalam proses pembelajaran; Kedua, Pijakan sebelum main yaitu pijakan yang diorientasikan untuk pengondisian kesiaapan anak untuk mengikuti pembelajaran yang salah satunya tentang penjelasan aturan main selama belajar di sentra BAC; Ketiga, Pijakan saat main yang merupakan kegiatan inti pembelajaran yang merupakan fasilitasi kebutuhan belajar anak yang diorientasikan pada pengerjaan karya sesuai imajinasi dan ide kreatif anak; dan Keempat, Pijakan setelah main yang berisi recalling pengetahuan anak atas proses pembelajaran yang sudah mereka lalui, dengan tujuan untuk mengetahui variasi pengetahuan anak pasca belajar sekaligus mengevaluasi permasalah dan kekurangan dari proses pembelajaran sebagai umpan balik bagi guru dalam melaksanakan pembelajaran yang selanjutnya. Daftar Pustaka Ahmad Susanto. 2011. Perkembangan Anak Usia Dini Pengantar dalam Berbagai Aspeknya. Jakarta Kencana Prenada Media Group. Bambang Sujiono dan Yuliani Nurani Sujiono. 2010. Bermain Kreatif Berbasis Kecerdasan Jamak. Jakarta PT. Indeks. Diana Mutiah. 2010. Psikologi Bermain Anak Usia Dini. Jakarta Kencana Prenada Media Group. Helmawati. 2015. Mengenal dan Memahami PAUD. Bandung Rosda. Muhtar Latif, dkk. 2013. Orientasi Baru Pendidikan Anak Usia Dini Teori & Aplikasi oleh Mukhtar Latif - Gramedia Digital Indonesia. Jakarta Kencana Prenada Media Group. Mulyasa. 2012. Manajemen PAUD. Bandung Remaja Rosda Karya. Noorlaila. 2010. Panduan Lengkap Mengajar PAUD. Yogyakarta Pinus Book Publisher. Novan Ardy Wiyani dan Barnawi. 2014. Format PAUD Konsep, Karakteristik, & Implementasi Pendidikan Anak Usia Dini. Yogyakarta Ar-Ruzz Media. Novi Mulyani. 2017. Pengembangan Seni Anak Usia Dini. Bandung PT Remaja Rosdakarya. Rumanda, Y., & hikmah. 2011. Modul Diklat Dasar 4 Pembelajaran PAUD yang Menyenangkan Melalui Bermain. Jakarta Kementerian Al-Athfal Jurnal Pendidikan Anak, Vol. 4 2, Desember 2018, 161-176 175 Pendidikan dan Kebudayaan. Suyadi. 2014. Implementasi dan Inovasi Kurikulum Paud 2013. Bandung PT. Remaja Rosda Karya. Wahyudin. 2007. A to Z anak kreatif. Jakarta Gema Insani Press. Yeni Rachmawati dan Euis Kurniati. 2010. Strategi Pengembangan Kreativitas pada Anak Usia Taman Kanak-Kanak. Kencana Prenada Media. Al-Athfal Jurnal Pendidikan Anak, Vol. 4 2, Desember 2018, 161-176 176 ... Pembelajaran sentra tersebut memiliki banyak kegiatan yang memungkinkan anak-anak bermain dengan berbagai objek dan permainan peran Romini, 2021, berbicara dengan teman, menjelajah, berinteraksi secara fisik, emosional, sosial, dan kognitif adalah cara yang bagus untuk bersenang-senang. Ubaidillah, 2018. ...Kecakapan literasi perlu ditanamkan sejak dini. Literasi pada anak mampu menstimulasi dalam tahapan ganda anak usia dini yaitu secara kognitif dan bonding. Literasi ini diintegrasikan dengan teknologi berbasis Augmented Reality sebagai salah satu Media Literasi Pendukung untuk anak usia untuk menghadirkan pengalaman visual yang baru agar pengalaman membaca pada anak lebih menyenangkan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran sentra berbasis Augmented Reality untuk meningkatkan perkembangan literasi anak TK B dengan menggunakan pendekatan kuantitatif Quasy Experimental. Sampel yang digunakan adalah anak usia 5-6 tahun atau kelompok B. Pada uji hipotesis diperoleh nilai Sig. 2-tailed sebesar 0,001 untuk hasil di kelompok eksperimen. Dimana hasil menunjukkan 0,05 berdasarkan pedoman untuk melakukan uji hipotesis bahwa H0 ditolak dan Ha diterima. Sehingga dapat diketahui bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dalam model pembelajaran menggunakan AR terhadap kemampuan literasi anak. Sehingga dapat diketahui bahwa ada pengaruh yang signifikan dalam model pembelajaran menggunakan AR terhadap kemampuan literasi anak.... Pembelajaran sentra sebagaimana Khasan Ubaidillah merupakan model pembelajaran yang paling mutakhir diterapkan pada pendidikan anak usia dini Ubaidillah, 2018. Karakteristik pembelajaran sentra ialah diberikannya pijakan untuk mengatur konsep, ide, pengetahuan, dan intensitas bermain anak Mulyasa, 2014. ...Nadlifah NadlifahMuhammad Abdul LatifSiti SarahHelda Rismiyati SetyaningrumPembelajaran online memberikan dampak negatif pada perkembangan sosial-emosional anak. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis desain pembelajaran sentra main peran, pembelajaran sentra main peran pasca COVID-19, pencapaian sosial-emosional pada pembelajaran sentra main peran, dan faktor yang mempengaruhinya. Metode penelitian menggunakan jenis penelitian kualitatif field research lapangan dan peninjauan pustaka. Sumber data meliputi kepala sekolah, fasilitator, dan anak-anak di RA Tiara Chandra. Pengumpulan data dengan observasi partisipasi pasif, wawancara semi-terstruktur dan dokumentasi. Analisis data menggunakan analisis Miles and Huberman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran sentra main peran pasca COVID-19 di kelompok B RA Tiara Chandra berjalan secara optimal untuk menstimulasi perkembangan sosial-emosional anak. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pembelajaran sentra main peran meliputi penataan lingkungan, pemilihan kegiatan main, sumber belajar yang menarik, motivasi anak, jumlah anak, dan kondisi emosi yang tidak stabil.... Hasil implementasi model pembelajar sentra bahan alam menggunkan pelepah pisang terbukti dapat meningkatkan kreativitas anak melalui, hal yang saja juga terdapat dalam jurnal Nurani, 2017 memberikan informasi bahwa salah satu cara meningkatkan kreativitas anak adalah melalui kegiatan bermain peran. Sependapat dengan itu terdapa dalam jurnal Ubaidillah, 2018 pada sentra BAC bahan alam cair mampu meningkatkan kreativitas pada anak. ...Asyiful MunarHibana HibanaSusilo SurahmanAnak usia dini memiliki berbagai kemampuan yang perlu adanya stimulasi, pada lembaga ini masih menerapkan model pembelajaran klasikal, dimana pada model klasika ini yang paling ditonjolkan guru sebagai peran utama dalam pembelajaran. Dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan peningkatan kreativitas bagi anak, TKN Pembina Sawang ingin menerapkan model pembelajaran sentra bahan alam untuk menumbuhkan kerativitas yang dimiliki anak. Penelitian ini berupa penelitian lapangan field research dengan metode kualitatif. Hasil observasi yang dilakukan terhadap guru yang dilakukan tiga kali pertemuan pada awal pembelajaran sampai selesai dengan sentra bahan alam, peneliti mendapati bahawa pembelajran sentra bahan alam untuk meningkatkan kreativitas anak melalui bahan alam pelepah pisang sudah berkembang dengan sangat baik. Hal ini terlihat pada anak umur 4-5 tahun sudah mampu mengkreasikan sendiri berbagai macam bentuk-bentuk melalui media pelepah pisang. Berdasarkan gejala yang terdapa dilapangan, saran dari peneliti didalam pembuatan RPPH diharapkan untuk mencantumkan KD standar kompetensi. Agar apa yang ingin dicapai dalam proses pembelajaran dapat dilaksanakan dengan baik. Diharapkan kepada guru dalam penerpan model pembelajaran sentra bahan alam ini untuk menggunakan bahan yang ada dialam yang udah dijumpai dan tidak asing bagi anak, bisa apa saja asalkan tidak membahayakan anak dan selalu dalam pengawasan guru serta sesuai dengan tahap perkembangan anak.... Kegiatan pembelajaran dalam model pembelajaran sentra menggunakan pendekatan yang berfokus pada anak didik Mutiah, 2012, p. 133. Model ini dilakukan melalui kegiatan bermain yang mampu menstimulus aspek-aspek kecerdasan anak didik dan diarahkan serta direncanakan dengan baik oleh guru Ubaidillah, 2018. Ketika penelitian ini dilakukan, sentra yang diselenggarakan di PAUD-LAB ada tiga, yaitu Sentra Persiapan, Sentra Bahan Alam, dan Sentra Balok. ...Character education requires proper methods and approaches to develop students' personalities. STIFIn genetic personality tool can help teachers to understand their students' potencies so that it can be beneficial to build students' character. This study aimed at analyzing the role of STIFIn in character education and identified the implementation strategy. The study was conducted in PAUD Lare Alit Bandung, by applying in-depth interviews with the key stakeholders, the results showed some steps required to implement STIFIn. The steps were preparation of the teachers' toward STIFIn tools and students' genetic personality identification. The second step was to determine the methods and approaches according to the genetic personality identification and implement them into the learning process. There was also an evaluation activity by cooperating with the parents. This study showed that STIFIn implementation is useful to help the teachers identify their students' potency and optimize them.... From the viewpoints above, it may be inferred that creativity results from someone's capacity to collaborate between ideas or concepts with past findings to add value and create something new. Great curiosity is a sign of a child's inventiveness Ubaidillah, 2018. According to Fauziani & Fatimah, the development of children's creativity must be tailored to their needs, abilities, and interests Fauziani, 2017. ...Agustinus Tandilo MammaSirjon SirjonThis study aimed to increase children's creativity by exploring the natural surroundings of group A children at TK Tunas Dansari Dosay, Jayapura Regency. The subjects of this study were 15 children. This research is a classroom action research method using the action model from Kemmis and Mc Taggart. Data collecting was observation and documentation—data analysis using qualitative descriptive analysis. The results showed an increase in the creativity of group A children in TK Tunas Dansari Dosay. The research data showed that before the action, the average group value was After being given action cycle I, the average result was action II amounted to and increased in action III In cycle II, an action I increased to action II increased to and action III increased to Based on these data, exploring the surrounding nature can increase the creativity of group A children at TK Tunas Dansari Dosay, Jayapura UswatunLilis SuryaniMona El LizaNor Ilman SaputraThis study aims to describe the development of children's critical thinking skills cognitive in learning the BCCT model. Because the ability to think critically cognitive is an important aspect of child development that is directly related to the learning process and determines the success of children in school. The focus of this research is to determine the background, objectives, plans, concepts, benefits, advantages, disadvantages, and the impact of the BCCT learning model in developing children's critical thinking skills. The research approach used is a qualitative approach and uses a type of descriptive research that attempts to describe and interpret existing data. Data collection techniques in this study used the Miels and Hubeman model of analysis, namely observation, interviews, and documentation. Data analysis through data collection, data reduction, data presentation and drawing conclusions. The results of the research conducted by the researcher can be concluded that the application of BCCT learning in developing critical thinking skills children are very enthusiastic in every game play, which is carried out using four playing platforms, namely environmental footholds, initial footings, playing platforms, playing platforms, footing after playing. Playing activities at the children's center can stimulate the development of critical cognitive thinking skills. Thus researchers can conclude that learning BCCT can improve children's critical thinking NipriansyahRambat Nur Sasongko Muhammad KristiawanPutri Fatmawati Arinal HasanahThe STEAM method is applied to early childhood to provide broader thinking power in problem solving. Penelitian aims to describe the learning STEAM Science, Technological, Engineering, Art and Mathematic with media loose parts that can enhance the creativity and imagination of children. The research method used is descriptive qualitative using observation, interviews and documentation. In data analysis techniques, researchers used qualitative analysis techniques using data reduction, data presentation, and drawing conclusions. The research was conducted in 4 meetings in group B with 12 children. The results showed that STEAM learning with losse parts media could increase children's creativity and imagination. This can be seen from the observation that was made 4 times, all children experienced good development when learning with losse parts STEAM with losse parts can be applied to earlyplay groups childhood education, both inand kindergarten. This research not only improvescreativity children'sbut also increases children's imagination, the loose parts media used are also unique and SumiyatiSiswanto Masruri Maemonah MaemonahPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pembelajaran sentra pada lembaga Taman Kanak-Kanak di Kabupaten Pati. Menggunakan penelitian kualitatif, berupa data-data tentang penyelenggaraan model pembelajaran sentra, langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran sentra, dan kemajuan anak yang diperoleh melalui proses belajar menggunakan model pembelajaran sentra. Objek penelitian ini terdiri atas tiga lembaga dengan kecamatan berbeda, yaitu TK Aisyiah 2 Pati, TK Bintang Kecil dan TK An-Nismah. Subjek penelitian ini, meliputi guru-guru, kepala sekolah, dan peserta didik tiga lembaga tersebut. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi partisipasi pasif, wawancara semi terstruktur, dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa lembaga TK yang berada di Kabupaten Pati menerapkan pembelajaran sentra dengan menggunakan empat pijakan main, meliputi penataan lingkungan main, pijakan sebelum main, pijakan saat main dan pijakan setelah main. Namun, masing-masing lembaga memiliki perbedaan pada pelaksanaan pembelajaran sentra, pembagian waktu kegiatan, dan pembagian Anak Usia Dini Pengantar dalam Berbagai AspeknyaAhmad SusantoAhmad Susanto. 2011. Perkembangan Anak Usia Dini Pengantar dalam Berbagai Aspeknya. Jakarta Kencana Prenada Media Kreatif Berbasis Kecerdasan JamakBambang Sujiono Dan Yuliani Nurani SujionoBambang Sujiono dan Yuliani Nurani Sujiono. 2010. Bermain Kreatif Berbasis Kecerdasan Jamak. Jakarta PT. dan Memahami PAUDHelmawatiHelmawati. 2015. Mengenal dan Memahami PAUD. Bandung Baru Pendidikan Anak Usia Dini Teori & Aplikasi oleh Mukhtar Latif -Gramedia Digital IndonesiaMuhtar LatifMuhtar Latif, dkk. 2013. Orientasi Baru Pendidikan Anak Usia Dini Teori & Aplikasi oleh Mukhtar Latif -Gramedia Digital Indonesia. Jakarta Kencana Prenada Media PAUD. Bandung Remaja Rosda KaryaMulyasaMulyasa. 2012. Manajemen PAUD. Bandung Remaja Rosda Karya. Noorlaila. 2010. Panduan Lengkap Mengajar PAUD. Yogyakarta Pinus Book Seni Anak Usia Dini. Bandung PT Remaja RosdakaryaNovi MulyaniNovi Mulyani. 2017. Pengembangan Seni Anak Usia Dini. Bandung PT Remaja Diklat Dasar 4 Pembelajaran PAUD yangY RumandaRumanda, Y., & hikmah. 2011. Modul Diklat Dasar 4 Pembelajaran PAUD yang Menyenangkan Melalui Bermain. Jakarta Kementerian Al-Athfal Jurnal Pendidikan Anak, Vol. 4 2, Desember 2018, 161-176 175Implementasi dan Inovasi Kurikulum PaudSuyadiSuyadi. 2014. Implementasi dan Inovasi Kurikulum Paud 2013. Bandung PT. Remaja Rosda Karya. Related PapersAlat Peraga adalah sarana yang dapat merangsang aktivitas anak untuk mempelajari sesuatu tanpa anak menyadarinya, baik menggunakan teknologi modern,konvensional,dan tradisional. APE didesain secara sederhana dan ringan sehingga mudah untuk dibawa dan dijinjing oleh anak. Bahan yang biasa digunakan harus aman bagi siswa. Bahan yang bisa digunakan adalah bahan yang berada dilingkungan sekitar seperti kayu, styrofoam,busa, tekstil, kardus, tali, karet, kulit, karton dan bahan alam lainnya seperti batu,kayu, daun-daun, biji-bijian, pelepah pisang,bambu dll. Pentingnya penggunaan alat peraga bagi anak didik paud diantaranya merangsang Motorik anak didik, mengenal Bentuk Benda Pada Anak Didik, dan mempermudah Guru Dalam Proses Belajar Mengajar PAUD. Selanjutnya setelah memilik APE untuk siswa, diperlukan evaluasi Output Pembelajaran Pada Anak Didik Setelah Menggunakan Alat Peraga. Fungsi Evaluasi dilakukan untuk mengetahui apakah media yang dibuat dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan atau tidak. Evaluasi media ini terdiri dari evaluasi permatif yaitu proses pengumpulan data tentang efektivitas dan efisiensi bahan pembelajaran, sedangkan evaluasi sumatif digunakan untukCreativity is one of the objectives for nonformal education. However, creativity is not well developed enough as it was observed at Play Group of Aisyiyah 02 Pati. Through waste cartoon, children can be trained to develop their creativity. The article reports the progress of how waste cartoons be made as puppets. It is an art work, and students should be creative. The progress shows how talented and creative learners are in producing puppets and telling stories , on Permendikbud No. 137 concerning National Standards for Early Childhood Education, early childhood educators are professionals in charge of planning, implementing learning, and assessing learning outcomes, as well as providing guidance, training, care and protection. Therefore, to support the learning process in teaching and learning activities, it is necessary for the creativity of teachers to develop, plan and implement their use in the use of teaching media such as Educational Game Tools, better known as APE. Based on initial observations, the phenomenon that occurs in the early childhood education environment is found to be low in the use of Educational Game Tools and teacher creativity in the learning process. The fact that exists in the field is what makes researchers carry out programs that can improve the quality of teachers in East Lombok through learning development training. This training for professional educators or teachers is a technique for planning teachin...Permasalahan yang ditemukan dalam mengembangkan kreativitas anak di TK Negeri Pembina Sikur adalah tidak dimanfaatkannya alat permainan edukatif yang sudah disediakan oleh sekolah. Alat permainan edukatif yang ada hanya menjadi simpanan di gudang dan tidak pernah di aplikasikan dalam pembelajaran anak. Guru lebih monoton mengajar menggunakan majalah dan buku tugas anak. Jenis penelitian yang digunakan yaitu eksperimen dengan desain Randomized Pretest-Postest Control Group Design yaitu adanya kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. Untuk memperoleh pengembangan yang optimal, kelompok perlakuan diberikan treatmen sebanyak 5 kali sedangkan kelompok kontrol tidak mendapat perlakuan. Untuk mendapat hasil data yang sesuai, peneliti mengumpulkan data dari hasil observasi, dokumentasi dan instrumen pengembangan kreativitas anak. Subjek yang diambil sebanyak 2 kelas yaitu kelas A1 sebagai kelompok perlakuan dengan jumlah 10 anak yang terdiri dari 4 laki-laki dan 6 perempuan, dan kelompok A2...The problem of this study was the lack of teachers knowledge especially in using learning educational games. This study aimed to describe teachers knowledge of educative tools in learning. The study population was all early childhood teachers qualified as bachelor degrees with a total of 87 teachers. The research sample was 47 teachers by using purposive sampling techniques. Data were collected by using tests and analyzed by using descriptive quantitative. The results showed that 60% teachers has lack understanding in using educational tools, while there were 13% teachers who do not even know about the using of educational tools. From all the indicators it can be showed that teachers has a lack of understanding in benefits 64%, requirements 55% and management of tools educative learning 75%. It can be concluded that teachers still has a lack understanding in managing educative tools in learning. Masalah penelitian ini adalah kurangnya guru memanfaatkan alat permainan edukatif ...Keterlambatan perkembangan motorik halus dapat berdampak pada menurunnya kekuatan otot dan jari-lengan. Bentuk kegiatan yang dapat mengembangkan motorik halus anak salah satunya kegiatan meronce. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh kegiatan meronce terhadap perkembangan motorik halus anak usia 5-6 tahun. Metode penelitian adalah eksperimen dengan jenis design one group pre-test and post-test. Partisipan dalam penelitian ini adalah anak usia 5-6 tahun, yaitu kelompok B2 sebagai eksperimen dengan berjumlah 15 anak yang dilakukan di RA Al-Ikhwan School selama Bulan Juni 2020. Uji hipotesis menggunakan uji-t dengan program SPSS Teknik pengumpulan data yang dipakai pada penelitian ini menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi. Berdasarkan data hasil uji-t memperoleh nilai Sig 2-tailed sebesar 0,000 < 0,05, artinya diterima dan ditolak. Kesimpulan dari penelitian ini, ada pengaruh kegiatan meronce terhadap perkembangan motorik halus anak usia 5-6 tahun. D...ABSTRAK Penelitian ini berawal dari kenyataan bahwa kurang berkembangnya kemampuan motorik halus pada anak usia dini. Motorik halus anak belum berkembang secara optimal. Hal tersebut ditunjukan dengan gerakan jari jemari anak yang masih kaku untuk melakukan kegiatan motorik halus, seperti mengenggam, meremas, memilin dan mencetak belum sempurna. Tujuan dari penelitian ini untuk mendeskripsikan penggunaan media playdough dalam meningkatkan perkembangan motorik halus anak usia dini. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian studi literatur atau studi kepustakaan dengan teknik pengambilan data dari hasil menelaah buku-buku, jurnal, majalah, dan artikel yang berhubungan dengan topik penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan penggunaan media playdough motorik anak berkembang dengan baik sehingga tujuan dalam mengembangkan motorik halus anak bisa tercapai sesuai harapan. ABSTRACT This research stems from the fact that fine motor skills are less developed in early childhood. fine motor skills of children have not developed optimally. This is indicated by the still stiff finger movements of the child to perform fine motor activities, such as grasping, squeezing, twisting and printing rudely. The purpose of this study is to describe the use of playdough media in improving fine motor development in early childhood. The type of research used is literature study research with data collection techniques from the results of reviewing books, journals, magazines, and articles related to the research topic. The results showed that by using playdough media, children's motor skills developed well so that the goals in developing children's fine motor skills could be achieved as expected. PENDAHULUAN Masa usia dini merupakan masa yang sangat penting bagi perkembangan kehidupan selanjutnya karena pada masa usia dini merupakan masa peka atau masa golden age. Pada masa ini anak lebih mudah untuk menerima rangsangan dari lingkungan untuk menunjang perkembangan jasmani dan rohani yang ikut menentukan keberhasilan anak didik mengikuti pendidikan di kemudian hari Yusanti & Suryana Usia dini merupakan usia yang sangat penting bagi perkembangan anak sehingga disebut usia keemasan. Masa ini merupakan masa pembentukan jaringan otak dan perkembangan psikologis dan emosi anak, agar tumbuh kembang anak baik dan berjalan sesuai dengan kematangan usianya, jangan sampai masa emas ini berlalu tanpa adanyaModel pembelajaran adalah suatu model pembelajaran yang berpusat pada anak dan di dalam lingkaran. Model pembelajaran sangat menentukan terhadap pencapaian aspek perkembangan anak usia dini. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tentang penerapan model pembelajaran sentra di TK Amani Insani Yogyakarta. Subjek penelitian menggunakan anak usia 5-6 tahun atau kelompok B, kepala sekolah, dan guru kelompok B. Teknik pengumpulan data menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Adapun teknik analisis data menggunakan model dari Miles Huberman. Uji keabsahan data menggunakan triangulasi sumber dan triangulasi teknik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran sentra di TK Amal Insani sudah diterapkan dengan baik. Terdapat sentra persiapan, sentra bahan a;am dan cair, sentra imtaq, sentra main peran, sentra balok, seni-kreativitas dan sentra musik-olah tubuh. Faktor pendukungnya terdiri atas, kompetensi kepala sekolah, peran kepala sekolah dan kelengkapan APE Alat Permainan Edukatif. Selanjutnya faktor yang menghambat adalah lemahnya guru yang kreatif dan lemahnya karakter guru.

alat peraga sentra bahan alam