Suatuperusahaan transformasi harus mendistribusikan 1200 paket melalui dua truk pengangkut. Truk I memuat 200 paket untuk setiap pengangkutan dan truk II membuat 80 paket untuk setiap pengangkutan. Biaya pengangkutan untuk truk I dab truk II masing-masing Rp400.000 dan Rp200.000 padahal biaya yang tersedia untuk mengangkut 1200 paket hanya Rp3.000.000. YB7v. Metode Transportasi adalah suatu metode yang digunakan untuk mengatur distribusi dari sumber – sumber yang menyediakan produk – produk yang sama di tempat- tempat yang membutuhkan secara optimal. Alokasi produk ini harus diatur sedemikian rupa karena terdapat perbedaan biaya transportasi alokasi dari suatu sumber ke beberapa tujuan yang berbeda – beda dan dari beberapa sumber ke suatu tujuan juga berbeda – beda. Ada tiga macam metode dalam metode transportasi Metode Stepping Stone Metode Modi Modified Distribution MetodeVAM Vogel’s Approximation Method Pada sesi ini hanya akan dibahas mengenai metode transportasi dengan metode stepping stone, sedangkan metode MODI dan VAM akan dibahas pada sesi tulisan yang lain. A. Metode Stepping Stone Metode ini dalam merubah alokasi produk untuk mendapatkan alokasi produksi yang optimal menggunakan cara trial and error atau coba – coba. Walaupun merubah alokasi dengan cara coba- coba, namun ada syarat yang harus diperhatikan yaitu dengan melihat pengurangan biaya per unit yang lebih besar dari pada penambahan biaya per unitnya. Untuk mempermudah penjelasan, berikut ini akan diberikan sebuah contoh. Suatu perusahaan mempunyai tiga pabrik di W, H, O. Dengan kapasitas produksi tiap bulan masing- masing 90 ton, 60 ton, dan 50 ton; dan mempunyai tiga gudang penjualan di A, B, C dengan kebutuhan tiap bulan masing- masing 50 ton, 110 ton, dan 40 ton. Biaya pengangkutan setiap ton produk dari pabrik W, H, O ke gudang A, B, C adalah sebagai berikut Tentukan alokasi hasil produksi dari pabrik – pabrik tersebut ke gudang – gudang penjualan dengan biaya pengangkutan terendah. Solusi Penyusunan tabel alokasi Xij adalah banyaknya alokasi dari sumber pabrik i ke tujuan gudang j. Nilai Xijinilah yang akan kita cari. Prosedur alokasi Pedoman prosedur alokasi tahap pertama adalah pedoman sudut barat laut North West Corner Rule yaitu pengalokasian sejumlah maksimum produk mulai dari sudut kiri atas X11 dengan melihat kapasitas pabrik dan kebutuhan gudang. Biaya Pengangkutan untuk alokasi tahap pertama sebesar = 50 20 + 40 5 + 60 20 + 10 10 + 40 19 = 3260. Merubah alokasi secara trial and error Perubahan bisa dari kotak terdekat atau bisa juga pada kotak yang tidak berdekatan dengan melihat pengurangan biaya per unit yang lebih besar dari pada penambahan biaya per unit. Misalnya akan dicoba perubahan dari kotak WA ke kotak HA artinya 50 ton kebutuhan gudang A akan dikirim dari pabrik H dan buikan dari pabrik W. Perubahan alokasi produk dari dua kotak tersebut akan mengakibatkan berubahnya alokasi produk kotak lainnya yang terkait kotak HB dan kotak WB. Untuk itu sebelum dilakukan perubahan perlu dilihat penambahan dan pengurangan biaya transportasi per unitnya sebagai berikut Penambahan biaya dari H ke A = 15 Pengurangan biaya dari W ke A = 20 dari W ke B = 5 + dari H ke B = 20 + 20 40 Karena pengurangan biaya per unit lebih besar dari penambahan biaya maka perubahan dapat dilakukan. Biaya Pengangkutan untuk alokasi tahap pertama sebesar = 90 5 + 50 15 + 10 20 + 10 10 + 40 19 = 2260. Penambahan biaya dari W ke C = 8 Pengurangan biaya dari W ke B = 5 dari O ke B = 10 + dari O ke C = 19+ 18 24 Biaya Pengangkutan untuk perbaikan kedua sebesar = 50 5 + 40 80 + 50 15 + 10 20 + 50 10 = 2020. Penambahan biaya dari W ke B = 5 Pengurangan biaya dari H ke B = 20 dari H ke C = 10 + dari W ke C = 8 + 15 28 Biaya Pengangkutan untuk perbaikan ketiga sebesar = 60 5 + 30 8 + 50 15 + 10 10 + 50 10 = 1890 biaya pengangkutan terendah Sehingga alokasi produksi dengan biaya terendah adalah 90 unit produksi dari pabrik W dialokasikan ke gudang B sebanyak 60 unit dan ke gudang C sebanyak 30 unit. 60 unit produksi dari pabrik H dialokasikan ke gudang A sebanyak 50 unit dan ke gudang C sebanyak 10 unit. 50 unit produksi dari pabrik O dialokasikan ke gudang B sebanyak 50 unit. B. Metode Modi Modified Distribution Teknik pengerjaan pada metode ini berbeda dengan dua metode sebelumnya yaitu metode transportasi Stepping Stone dan MODI dimana untuk mendapatkan solusi yang optimal dilakukan berulang-ulang sampai kondisi optimal tersebut terpenuhi. Sedangkan pada metoda VAM ini, sekali kita menentukan alokasi pada satu cell maka alokasi tersebut tidak berubah lagi. Untuk mempermudah penjelasan, kita gunakan contoh yang sama seperti pada metode transportasi sebelumnya. Suatu perusahaan mempunyai pabrik W, H, O dengan kapasitas produksi tiap bulan masing-masing 90 ton, 60 ton, dan 50 ton.; dan mempunyai 3 gudang penjualan di A, B, C dengan kebutuhan tiap bulan masing-masing 50 ton, 110 ton, dan 40 ton. Biaya pengangkutan setiap ton produk dari pabrik W, H, O ke gudang A, B, C adalah sebagai berikut Langkah – langkah pengerjaan Susunlah kebutuhan, kapasitas masing-masing sumber dan biaya pengangkutan ke dalam matriks transportasi 2. Carilah perbedaan dari 2 biaya terkecil, yaitu biaya terkecil dan terkecil ke dua untuk setiap baris dan kolom 3. Pilihlah 1 nilai perbedaan- perbedaan yang terbesar diantara semua nilai perbedaaan pada kolom dan baris. Baris O mempunyai nilai perbedaan terbesar yaitu 9. Bila nilai perbedaan biaya ada 2 yang besarnya sama, maka pilihlah baris atau kolom yang mempunyai biaya terendah. 4. Isilah pada salah satu segi empat yang termasuk dalam kolom atau baris terpilih, yaitu pada segi empat yang mempunyai biaya terendah. Isikan sebanyak mungkin yang bisa dilakukan. 5. Karena baris O sudah diisi penuh sesuai dengan kapasitas, maka selanjutnya hilangkan baris O karena baris O sudah tidak mungkin diisi lagi. Kemudian tentukan kembali perbedaan biaya untuk kolom dan baris yang belum terisi. Ulangi langkah-langkah ini sampai semua baris dan kolom sepenuhnya teralokasi. Karena B mempunyai perbedaan terbesar yaitu 15, maka isilah sebanyak mungkin yang bisa diangkut pada kolom B yang mempunyai biaya terendah. Baris W mempunyai perbedaan terbesar yaitu 12 dan langkah selanjutnya adalah sebagai berikut Jadi biaya transportasi yang harus dikeluarkan 60 3 +30 8 + 50 15 + 10 10 + 50 10 = 1890 3. Metode VAM Vogel’s Approximation Method Pada sesi ini hanya akan dibahas mengenai metode transportasi dengan metode MODI, sedangkan metode stepping stone dan VAM akan dibahas pada sesi tulisan yang lain. Metode ini dalam merubah alokasi produk untuk mendapatkan alokasi produksi yang optimal menggunakan suatu indeks perbaikan yang berdasarkan pada nilai baris dan nilai kolom. Cara untuk penentuan nilai baris dan nilai kolom menggunakan persamaan Pedoman prosedur alokasi tahap pertama mengggunakan prosedur pedoman sudut barat laut North West Corner rule. Untuk metode MODI ada syarat yang harus dipenuhi, yaitu banyaknya kotak terisi harus sama dengan banyaknya baris ditambah banyaknya kolom dikurang satu. Untuk mempermudah penjelasan, berikut ini akan diberikan sebuah contoh. Suatu perusahaan mempunyai tiga pabrik di W, H, O. Dengan kapasitas produksi tiap bulan masing- masing 90 ton, 60 ton, dan 50 ton; dan mempunyai tiga gudang penjualan di A, B, C dengan kebutuhan tiap bulan masing- masing 50 ton, 110 ton, dan 40 ton. Biaya pengangkutan setiap ton produk dari pabrik W, H, O ke gudang A, B, C adalah sebagai berikut Tentukan alokasi hasil produksi dari pabrik – pabrik tersebut ke gudang – gudang penjualan dengan biaya pengangkutan terendah. Solusi 1. Isilah tabel pertama dari sudut kiri atas Biaya pengangkutan untuk alokasi tahap pertama sebesar = 50 20 + 40 5 +60 20 +10 10 + 40 19 = 3260. 2. Menentukan nilai baris dan kolom – Baris pertama selalu diberi nilai nol Nilai baris W = Rw = 0 – Nilai baris yang lain dan nilai semua kolom ditentukan berdasarkan persamaan 3. Menghitung indeks perbaikan dan memilih titik tolak perbaikan. Indeks perbaikan adalah nilai dari kotak yang kosong. Memilih titik tolak perubahan – Kotak yang mempunyai indeks perbaikan negatif berarti bila diberi alokasi akan mengurangi jumlah biaya pengangkutan. Bila nilainya positif berarti pengisian akan menyebabkan kenaikan biaya pengangkutan – Kotak yang merupakan titik tolak perubahan adalah kotak yang indeksnya bertanda negatif dan angkanya besar. Dalam contoh ternyata yang memenuhi syarat adalah kotak HA dengan nilai -20. Biaya pengangkutan untuk alokasi tahap kedua sebesar = 90 5 + 50 15 + 10 20 +10 10 + 40 19 = 2260 4. Ulangi langkah – langkah tersebut diatas, mulai langkah sampai diperolehnya biaya terendah, yaitu bila sudah tidak ada lagi indeks yang negatif. Biaya pengangkutan untuk alokasi tahap ketiga sebesar = 90 5 + 50 15 + 10 10 +20 10 + 30 19 = 2070 Biaya pengangkutan untuk alokasi tahap keempat sebesar = 60 5 + 30 8 + 50 15 + 10 10 + 50 10 = 1890 Alokasi tahap keempat merupakan alokasi optimal karena indeks perbaikan pada kotak kosong sudah tidak ada yang bernilai negatif. 2. DEFINISI MODA TRANSPORTASI DARAT, LAUT, UDARA DAN METODENYA 1. Transportasi darat Transportasi darat adalah segala bentuk transportasi menggunakan jalan untuk mengangkut penumpang atau barang. Bentuk awal dari transportasi darat adalah menggunakan kuda, kedelai atau bahkan manusia untuk membawa barang melewati jalan setapak. Seiring dengan berkembangkan perdagangan, jalan diratakan atau dilebarkan untuk mengakomodir aktivitas. Roda kemudian ditemukan. 2 .Transportasi laut Alat transportasi melalui jalan air merupakan bentuk transportasi yang tertua denganmenggunakan perahu layar, kapal uap dan dalam perkembangannya menggunakan tenagadiesel. Secara garis besar pengangkutan melalui jalan air dibedakan menjadi 4 bagian, yaitu pedalaman, danau, pesisir/pedalaman pesisir, serta laut. 3 .Udara Penggunaan angkutan ini biasanya untuk produk bernilai tinggi bukan produk bernilairendah dan dengan biaya yang terlalu tinggi pula untuk ditutupi. Alat transportasi yang terbaruadalah pengangkutan lewat udara, daya tarik pengangkutan udara ini adalah udara masih lebih banyak merupakan potensi dari realitas. Walaupun jarak yang bisa ditempuh tidak terbatas, tetapi pengangkutan udara ini terbatas kemampuanmengangkutnya dan tersedianya pesawat udara serta kondisi kota yang di darati oleh pesawatudara. 3. APLIKASI DARI TIAP MODE a. Transportasi darat Sepeda motor merupakan alat transportasi yang memiliki roda dua dan digerakan oleh motor. Saat ini sepeda motor adalah jenis kendaraan paling banyak digunakan masyarakat RI. Sepeda merupakan alat transportasi roda dua yang digerakan oleh manusia yaitu dengan cara mengayuh pedal. Mobil penumpang merupakan alat transportas yang digerakan oleh motor dan biasanya dilengkapi dengan delapan tempat duduk maksimal tidak termasuk tempat duduk sopir. Mobil angkutan barang merupakan alat transportasi bermotor yang digunakan untuk mengangkut barang. Bus merupakan kendaraan yang sama seperti mobil penumpang akan tetapi muatan penumpang atau tempat duduknya lebih banyak. Kereta api merupakan alat transportasi yang bergerak di rel, kereta api dapat berjalan sendiri ataupun dirangaikan dengan kendaraan lain. Kereta api merupakan alat transportasi yang sedang populer saat ini karena alat transportasi ini bebas dari macet dan dapat mengangkut penumpang maupun barang dalam jumlah banyak. Kereta api umumnya terdiri dari lokomotif dan rangkain gerbong. b. Transportasi laut Alat transportasi laut merupakan kendaraan yang dapat beroperasi di laut atau air, yang diantaranya seperti Sampan merupakan alat transportasi yang berukuran 3-5 meter, umumnya digunakan di sungai maupun di danau sebagai alat transportasi dan untuk menangkap ikan. Kapal merupakan alat transportasi pengangkut manusia, hewan dan barang di laut atau air perahu yang kecil. Feri merupakan alat transportasi laut jarak dekat. Feri memiliki peranan yang sangat penting dalam pengangkutan bagi banyak kota di pesisir pantai. Feri dapat membuat transit langsung antara dua tujuan dengan biaya yang relatif murah atau lebih kecil. c. Transportasi udara Alat transportasi udara merupakan kendaraan yang beroperasi di udara seperti pesawat terbang. Pesawat terbang mampu terbang di udara atau di atmosfir dan umumnya digunakan untuk mengangkut manusia maupun barang. 4. CONTON KASUS DALAM PEMILIHAN RUTE Pencarian rute terpendek merupakan satu masalah yang banyak dibahas dalam transportasi, misalnya seorang pengguna jalan ingin melakukan perjalanan dari suatu tempat asal ke tempat tujuan, dimana dalam melakukan perjalanan tersebut pengguna tentu akan menggunakan rute terpendek dari beberapa rute yang menghubungkan asal dengan tujuannya. Dapat dilihat bahwa, penentuan rute terpendek memegang peranan penting karena dapat mengefisiensikan jarak, waktu dan biaya yang dibutuhkan untuk mencapai suatu daerah tujuan tertentu. Rute yang ditempuh oleh pengguna jalan dalam melakukan aktivitasnya sehari-hari umumnya hanyalah rute yang sering biasa dilalui ataupun rute yang dianggab terpendek berdasarkan persepsi pribadi/orang lain yang pada kenyataannya hal tersebut belum tentu benar. Sebagai contoh, terkadang rute dengan jarak yang pendek mempunyai tingkat kemacetan yang lebih tinggi sehingga waktu tempuh lebih lama dibanding rute yang sedikit lebih panjang tetapi tingkat kemacetannya rendah. Hal ini disebabkan karena masih tingginya persepsi pengguna jalan bahwa rute yang pendek merupakan rute dengan waktu terpendek tercepat. Dari hasil penelitian diperoleh rute terpendek dengan perhitungan baik dengan algoritma Dijkstra maupun Floyd-Warshall dan hasil wawancara/kuisioner. Dimana terlihat bahwa hanya terdapat 33% pengguna jalan yang memilih rute tersebut, sama dengan rute yang diperoleh dari hasil perhitungan, sedangkan pengguna jalan lainnya 67% hanya berdasarkan anggapan/persepsi dimana rute yang dipilihnya merupakan rute terpendek. Persepsi pemilihan rute terpendek yang berbeda-beda dapat dilihat dari latar belakang/alasan pengguna jalan dalam penentuan rute terpendek. Dari hasil penelitian diperoleh 40% pengguna jalan memperhitungkan waktu tempuh dalam melakukan pemilihan rute , 28% karena kebiasaan, 6% menganggap bahwa rute yang dipilihnya terdapat lebih sedikit angkutan lainnya, 2% lebih sedikit persimpangan dan 4% dengan alasan-alasan lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa waktu tempuh merupakan alasan/latar belakang utama dalam pengguna jalan dalam memilih rute. 5. Elemen teori antrian Sistem antrian yang paling sederhana sistem ini mempunyai dua bagian dasar, yaitu suatu antrian tunggal dan sebuah fasilitas pelayanan tunggal, yang kadang kadang disebut sebagai single cannel. 1. Sumber masukan Sumber masukan dari suatu system antrian dapat terdiri atas suatu populasi orang, barang, komponen atau kertas kerja yang datang pada system untuk dilayani. bila popualsi relative besar sering dianggap bahwa hal itu merupakan besaran yang tak terbatas. Anggapan ini hamper umum karena perumusan sumber masukan yang tak terbatas lebih sederhana daripada sumber yang terbatas. Suatu populasi dinyatakan “besar” bila populasi tersebut besar disbanding dengan kapasitas pelayanan. Sebagai contoh suatu masyarakat desa yang berjumlah 8000 orang merupakan populasi yang tak terbatas untuk sebuah toko kecil, tetapi masyarakat ini menjadi suatu populasi yang terbatas apabila dihadapkan dengan 10 mall yang berkapasitas besar. 2. Tingkat Kedatangan Bagaimana cara individu individu dari populasi memasuki system disebut pola kedatangan Individu individu mungkin datang dengan tingkat kedatangan yang konstan atau acak/random yaitu berapa banyak individu individu per periode waktu. Tingkat kedatangan produk produk yang bergerak sepanjang lini perakitan produksi massa mungkin konstan, sedang tingkat kedatangan individu individu ke kantor pos sangat sering mengikuti suatu distribusi poisson. Distribusi probabilitas poisson adalah salah satu dari pola pola kedatangan yang paling umum bila kedatangan para ndividu secara acak atau random. Bila pola kedatangan individu individu mengikuti suatu distribusi poisson, maka waktu antar kedatangan yaitu waktu antara kedatangan setiap individu adalah random dan mengikuti suatu distribusi exponensial. 3. Disiplin Antrian Disiplin antrian menunjukkan pedoman keputusan yang digunakan untuk menyeleksi individu individu yang memasuki antrian untuk dilayani terlebih dahulu prioritas Secara alternatif, skema prioritas dapat pula digunakan. Pelanggan dapat dipilih secara acak. Ada banyak kemungkinan tipe disiplin antrian, dengan memanipulasi disiplin antrian tersebut, kemungkinan dihasilkannya servis terbaik dari jumlah servis terbatas dapat tercapai. disiplin antrian yang paling umum adalah pedoman first come_firt seved FCFS, yang pertama kali datang akan mendapatkan pelayanan awal. tetapi bagaimanapun juga ada beberapa tipe disiplin antrian lainnya yang dapat termasuk model matematis antrian. last come-first served yaitu antrian pembongkaran suatu barang yang ada dimobil untuk dipindahkan, emergency first yaitu antrian disuatu rumah sakit, yang mendahuluan pasien yang darurat. Secara alternatif, skema prioritas dapat pula digunakan. Pelanggan dapat dipilih secara acak. Ada banyak kemungkinan tipe disiplin antrian, dengan memanipulasi disiplin antrian tersebut, kemungkinan dihasilkannya servis terbaik dari jumlah servis terbatas dapat tercapai. Sementara itu tipe disiplin antrian yang di laksanakan oleh kantor pos probolinggo yaitu firt come- first seved 4. Kepanjangan Antrian Banyak system antrian dapat menampung jumlah individu individu yang relative besar, tetapi ada beberapa system yang mempunyai kapasitas terbatas. Bila kapasitas antrian menjadi factor pembatas besarnya jumlah individu yang dapat dilayani dalam system secara nyata, berarti system mempunyai kepanjangan antrian yang terbatas dan model antrian terbatas harus digunakan untuk menganalisa system tersebut. sebagai contoh system yang mungkin mempunyai antrian yang terbatas adalah jumlah tempat parkir atau stasiun pelayanan, jumlah tempat minum direstoran, atau jumlah tempat tidur dirumah sakit. secara umum model antrian terbatas lebih kompleks daripada system antrian tak terbatas. 5. Tingkat pelayanan Waktu yang digunakan untuk melayani individu individu dalam suatu system disebut waktu pelayanan service time. waktu ini mungkin konstan, tetapi sering juga acak random. Bila waktu pelayanan mengikuti distribusi ekspoensial atau distribusi acak, waktu pelayanan yaitu unit/jam akan mengikuti suatu distribusi poisson. Perbedaan distribusi distribusi waktu pelayanan dapat diliput oleh model model antrian dengan lebih mudah disbanding perbedaan distribusi waktu kedatangan. 6. Keluar exit Sesudah seseorang atau individu setelah selesai dilayani, dia keluar dari system. sesudah keluar, dia mungkin bergabung pada satu diantara kategori populasi. Dia mungkin bergabung dengan populasi asal dan mempunyai probabilitas yang sama untuk memasuki system kembali, atau dia mungkin bergabung dengan populasi lain yang mempunyai probabilitas lebih kecil dalam hal kebutuhan pelayanan tersebut kembali. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free TEKNIIK KUANTITATIF DALAM BISNIS METODE TRANSPORTASI MAKALAH FITRAH INDAH 105021102522 MM-1B PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR TAHUN AJARAN 2021/2022 2022 ii ABSTRAK Metode transportasi merupakan suatu strategi yang sering digunakan untuk mengatur pola distribusi yang berasal dari beberapa sumber yang menyediakan produk yang sama ke beberapa tempat yang membutuhkan produk secara optimal. Kasus transportasi timbul ketika suatu perusahaan mencoba menentukan cara pengiriman distribusi suatu jenis barang item dari beberapa sumber lokasi penawaran ke beberapa tujuan lokasi permintaan yang dapat meminimalkan biaya. PT. XYZ dihadapkan pada suatu pemasalahan yang diakibatkan semakin tingginya biaya pemasaran karena dianggap kurang teraturnya pola pendistribusian dari tempat sumber ke tempat tujuan pemasaran, sehingga perusahaan berusaha untuk mengoptimalkan biaya transportasi yang dikeluarkan. Hal ini, jika di biarkan begitu saja maka dapat mengakibatkan kerugian bagi perusahaan. Metode yang digunakan untuk memecahkan masalah tersebut menggunakan metode transportasi, yaitu menggunakan metode pojok kiri atas pojok kanan bawah North West Corner Method dan metode VAM Vogel’s Approximation Method. Pendistribusian material dari beberapa PT ke beberapa Gudang di dengan menggunakan metode transportasi didapatkan hasil yang optimal. Total biaya transportasi dengan menggunakan metode pojok kiri atas pojok kanan bawah North West Corner = Rp. Kemudian Total biaya transportasi dengan menggunakan metode VAM Vogel Approkximation Method = Rp. Pada penelitian di PT. XYZ dengan menggunakan metode transportasi, penggunaan metode yang tepat untuk mengoptimalkan biaya distribusi material adalah untuk solusi fisibel awal menggunakan metode VAM Vogel’s Approximation Method dengan hasil yang paling minimal diantara metode pojok kiri atas atau NWC North West Corner pojok kanan bawah, dengan perhitungan ongkos terkecil yaitu sebesar Rp. Kata kunci Metode transportasi; NWC, Ongkos terkecil, VAM. iii KATA PENGANTAR Puji syukur diucapkan kehadirat Allah Swt. atas segala rahmat-Nya sehingga makalah ini dapat tersusun sampai selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materi. Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktikkan dalam kehidupan sehari-hari. Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan Penulis iv DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i ABSTRAK ............................................................................................................. ii KATA PENGANTAR .......................................................................................... iii DAFTAR ISI ......................................................................................................... iv DAFTAR TABEL ..................................................................................................v BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................1 A. Latar Belakang ..............................................................................................1 B. Rumusan Masalah .........................................................................................3 C. Tujuan Penelitian ..........................................................................................3 D. Manfaat Penelitian ........................................................................................4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...........................................................................5 A. Landasan Teori ................................................................................................5 Pengertian Program Linier .....................................................................5 Pengertian Metode Transportasi ............................................................5 Karakteristik dari metode transportasi ...................................................7 BAB III METODE PENELITIAN .......................................................................9 A. Jenis Penelitian ..............................................................................................9 B. Identifikasi Masalah ......................................................................................9 C. Teknik Pengumpulan Data ............................................................................9 D. Teknik Analisis Data ...................................................................................10 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................11 A. Proses Pengambilan Data ............................................................................11 B. Perhitungan dengan Metode Transportasi ...................................................12 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...............................................................18 A. Kesimpulan .................................................................................................18 B. Saran ............................................................................................................18 DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................20 v DAFTAR TABEL Tabel 4. 1. Biaya untuk mengirim satu unit material .............................................11 Tabel 4. 2. Penyelesaian dengan Metode NWC langkah pertama .........................12 Tabel 4. 3. Penyelesaian dengan Metode NWC langkah kedua ............................12 Tabel 4. 4. Penyelesaian dengan Metode NWC langkah Ketiga ...........................13 Tabel 4. 5. Penyelesaian dengan Metode VAM langkah Pertama .........................14 Tabel 4. 6. Penyelesaian dengan Metode VAM langkah Kedua............................15 Tabel 4. 7. Penyelesaian dengan Metode VAM langkah Ketiga ...........................16 Tabel 4. 8. Penyelesaian akhir dengan Metode VAM ...........................................16 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan perkembangan zaman dan teknologi yang semakin canggih, hampir setiap masalah dalam pengetahuan dan teknologi membutuhkan peranan matematika. Satu di antara aplikasi matematika untuk memecahkan masalah pengoptimalan adalah program linier yang merupakan model dari operasi riset yang banyak digunakan dalam bidang industri, transportasi, perdagangan, ekonomi, dan berbagai bidang lain. Untuk menyelesaikan atau memecahkan masalah persoalan pendistribusian barang dapat dilakukan dengan Metode Transportasi, dimana alokasi pendistribusian akan diatur sedemikian rupa sehingga diperoleh biaya minimal distribusi dan pengangkutan barang dari setiap tempat asal ke setiap tujuan. Distribusi merupakan kegiatan pemasaran yang memperlancar dan mempermudah penyampaian barang dan jasa dari produsen ke konsumen. Saluran distribusi yang baik akan mempengaruhi minat pelanggan yaitu jika pelanggan merasa puas atas pelayanan dan persediaan barang yang dibutuhkan pelanggan, maka akan meningkatkan keuntungan bagi suatu usaha Adelia, 2019. Persoalan transportasi yang sering muncul dalam kehidupan sehari-hari, merupakan golongan tersendiri dalam persoalan program liniear. Metode transportasi juga dapat digunakan untuk menyelesaikan beberapa persoalan optimasi. Persoalan transportasi berkenaan dengan pemilihan rute jalur pengangkutan yang mengakibatkan biaya total dari pengangkutan minimum. Metode transportasi adalah metode yang digunakan untuk mengatur distribusi dari sumber-sumber yang menyediakan produk yang sama ke tempat-tempat yang membutuhkan secara optimal. Alokasi produk ini harus diatur sedemikian rupa, karena terdapat perbedaan biaya-biaya alokasi dari satu sumber ke suatu tempat tujuan. 2 Pada dasarnya suatu perusahaan, baik itu perusahaan yang bergerak dibidang industri jasa maupun manufacturing selalu berusaha menjamin kelancaran, kelangsungan hidup dan pertumbuhan, baik jangka panjang maupun jangka pendek perusahaan, walaupun perusahaan mempunyai banyak tujuan yang harus dicapai, tetapi pada dasarnya tujuan utama perusahaan adalah mendapatkan keuntungan yang semaksimal mungkin. Suatu perusahaan akan bisa bersaing dengan perusahaan lain, jika perusahaan tersebut memiliki suatu strategi yang lebih unggul dari perusahaan lainnya Livia, 2017. Menurut penelitian Nugraha dan Sari 2019 transportasi membicarakan cara pendistribusian suatu barang dari sejumlah sumber ke sejumlah tujuan. Masalah yang sering dihadapi terkait distribusi adalah membuat keputusan mengenai rute yang dapat mengoptimakan jarak tempuh atau biaya perjalanan, waktu tempuh, banyaknya kendaraan yang dioperasikan dan sumber daya lain yang tersedia Fatimah, 2015. Saluran distribusi mempunyai tujuan untuk menyalurkan produk yang dihasilkan perusahaan dengan sasaran tempat tertentu diberbagai daerah geografis yang berbeda Trisnani, 2017. Biaya transportasi merupakan masalah yang sering di jumpai di berbagai bidang terutama yang bergerak di bidang produksi dan pemasaran. Keputusan yang tepat dalam mengalokasikan produk berdasarkan permintaan dan penawaran dengan memperhatikan biaya distribusi sehingga memperkecil pengeluaran sehingga akan mencapai keuntungan maksimal dengan mengeluarkan biaya seminimal mungkin. Seperti dalam prinsip ekonomi yang mana untuk mencapai keuntungan maksimal dengan mengeluarkan biaya seminimal mungkin. Untuk meminimalkan biaya transportasi di perlukan metode perhitungan yang tepat sehingga dapat memberikan solusi yang optimal. Kebutuhan material dalam pelaksanaan beberapa proyek sangat dipengaruhi oleh letak tempat, pengambilan material. Dengan banyaknya jumlah proyek yang dilaksanakan serta bervariasinya tempat pengambilan 3 meterial maka analisis biaya harus dikaji dengan teliti. Salah satu komponen pengeluaran biaya yang menyangkut permasalahan diatas yaitu biaya pendistribusian bahan meterial dari tempat pengambilan ke lokasi proyek. Kasus transportasi timbul ketika suatu perusahaan mencoba menentukan cara pengiriman distribusi suatu jenis barang item dari beberapa sumber lokasi penawaran ke beberapa tujuan lokasi permintaan yang dapat menimimumkan biaya. Sasaran dalam persoalan transportasi adalah mengalokasikan barang yang ada pada sumber sedemikian rupa hingga terpenuhi semua kebutuhan pada tujuan yang dihadapkan pada pemasalahan. Semakin tingginya biaya pemasaran karena tidak teraturnya pola pendistribusian dari tempat sumber ke tempat tujuan pemasaran, sehingga perusahaan berusaha untuk mengoptimalkan biaya transportasi yang dikeluarkan. Hal ini, jika di biarkan dapat mengakibatkan kerugian bagi perusahaan. Berdasarkan keadaan inilah maka dalam penelitian ini mencoba untuk mencari solusi dengan pemilihan rute jalur pengangkutan atau pendistribusian yang mengakibatkan biaya total dari pengangkutan atau pendistribusian tersebut optimum. Dalam hal menentukan suatu rute pendistribusian yang tepat dapat digunakan suatu metode transportasi dalam program liniear. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang maka dapat disimpulkan rumusan masalah pada penelitian ini yaitu bagaimana penerapan teknik metode kuantitatif dalam bisnis dengan menggunakan metode transportasi. C. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan teknik kuantitatif dalam bisnis dengan menggunkan metode transportasi 4 D. Manfaat Penelitian Peneliti berharap dengan adanya penelitian makalah ini dapat menjadi salah satu wadah yang bisa dijadikan pembelajaran untuk memperluas wawasan tentang teknik kuantitatif dalam bisnis denan menggunakan metode trasnportasi. 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori Pengertian Program Linier Program Linier Program Linier adalah suatu cara untuk menyelesaikan permasalahan mengenai pengalokasian/penempatan sumber-sumber yang terbatas diantara beberapa aktivitas yang bersaing, dengan cara yang terbaik yang mungkin dilakukan agar memperoleh suatu solusi yang optimal. Dalam membangun model dari formulasi permasalahan perlu digunakan beberapa pengertian menurut Hendi Nirwansah & Widowati, sebagai berikut 1. Variabel keputusan adalah variabel yang menguraikan secara lengkap keputusan-keputusan yang akan dibuat. 2. Fungsi tujuan objektif merupakan suatu nilai sasaran yang akan diminimumkan atau dimaksimumkan. Fungsi disini merupakan bentuk hubungan antara variabel keputusan. Misalnya, memaksimalkan keuntungan, meminimalkan biaya, dan lain sebagainya. 3. Pembatas merupakan kendala yang dihadapi sehingga tidak bisa menentukan nilai-nilai dari variabel keputusan secara sembarang. Pengertian Metode Transportasi Metode Transportasi merupakan suatu metode yang digunakan untuk mengatur distribusi dari sumber-sumber yang menyediakan produk yang sama ke tempat-tempat yang membutuhkan secara optimal dengan biaya yang termurah. Alokasi produk ini harus diatur sedemikian rupa karena terdapat perbedaan biaya-biaya alokasi dari satu sumber atau beberapa sumber ke tempat tujuan yang berbeda. Metode Transportasi adalah suatu teknik riset operasional operasional research yang sangat membatu dalam pembuatan keputusan-keputusan mengenai lokasi pabrik dan gudang Handoko,200077. 6 Menurut Heizer, dkk. 2017730, metode transportasi adalah suatu metode untuk memecahkan masalah yang bertujuan untuk minimalisasi biaya pengiriman produk dari beberapa sumber ke beberapa tujuan. 1. Menghitung jumlah pemesanan produk yang terjadi di dalam perusahaan. 2. Menentukan biaya yang akan dikeluarkan untuk mengantarkan barang melalui jasa angkutan ke tujuan. 3. Membuat model transportasi sehingga jelas terlihat asal, daerah tujuan, permintaan konsumen dan berapa banyak yang bisa ditampung jasa angkutan Menurut Sarjono 201070, metode transportasi merupakan salah satu teknik manajemen dalam mendistribusikan produk dari gudang ke tempat yang dituju. Metode transportasi sangat dibutuhkan oleh perusahaan yang melakukan kegiatan pengiriman barang dalam usahanya. Dengan adanya metode transportasi, perusahaan akan lebih efektif dan efisien dalam kegiatan pendistribusian produknya. Menurut Andriansyah 201520, metode transportasi adalah salah satu kegiatan yang menyangkut peningkatan kebutuhan manusia, yakni dengan mengalokasikan barang dari satu tempat ke tempat lain yang berbeda. Menurut Hermanto, dkk., 201730, pengertian transportasi adalah kegiatan pemindahan barang dan manusia dari tempat asal ke tempat tujuan. Transportasi menghasilkan produk yang disebut jasa transportasi. Keperluan akan jasa transportasi mengikuti perkembangan berbagai kegiatan yang terjadi di semua sektor ekonomi dan kehidupan masyarakat. Metode transportasi dapat memecahkan masalah pendistribusian barang dari sumber ke tujuan dengan biaya total distribusi minimum. Persoalan yang ingin dipecahkan oleh metode transportasi adalah menentukan distribusi barang untuk dapat meminimumkan biaya total distribusi. 7 Menurut Lestari dan Christy, 201851, metode transportasi adalah metode yang digunakan untuk mengatur distribusi dari sumber-sumber yang menyediakan produk yang sama ke tempat-tempat yang membutuhkan secara optimal. Alokasi produk ini harus diatur sedemikian rupa, karena terdapat perbedaan biaya-biaya alokasi dari satu sumber ke suatu tempat tujuan. Metode transportasi merupakan bagian dari program linear. Metode transportasi merupakan bentuk khusus dari pemrograman linear. Metode ini digunakan untuk mendistribusikan suatu barang dari daerah penghasil produsen ke sejumlah daerah tujuan agar biaya yang dikeluarkan menjadi mínimum. Ciri-ciri khusus persoalan transportasi adalah 1. Terdapat daerah sumber dan tujuan, 2. Kuantitas komoditas atau barang yang didistribusikan dari daerah sumber produksi dan yang diminta oleh setiap tujuan tertentu, 3. Komoditas yang dikirimkan atau diangkut dari suatu sumber ke satu tujuan besarnya sesuai dengan permintaan atau kapasitas sumber, 4. Ongkos pengangkutan dari suatu sumber ke tujuan besarnya tertentu Karo, 2016. Pada masalah transportasi yang harus diperhatikan adalah bahwa total kuantitas pada seluruh sumber harus sama dengan total kuantitas pada seluruh tujuan, dengan kata lain harus seimbang, jika tak seimbang maka perlu ditambahkan kuantitas dummy Ilwaru dkk, 2020. Persedian atau penawaran supply maksimum pada setiap sumber dan permintaan demand minimum pada setiap tujuan. Dengan menggunakan metode transportasi, dapat diperoleh suatu alokasi distribusi barang yang dapat meminimalkan total biaya transportasi Kertiasih, 2015. Karakteristik dari metode transportasi Metode transportasi mempunyai karakteristik, yaitu sebagai berikut 8 1. Suatu barang dipindahkan transported, dari sejumlah sumber ke tempat tujuan dengan biaya seminimum mungkin, 2. Atas barang tersebut tiap sumber dapat memasok suatu jumlah yang tetap dan tiap tempat tujuan mempunyai jumlah permintaan yang tetap 9 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Pada penelitian ini penulis menggunakan dua jenis metode transportasi yaitu metode NWC North West Corner dan metode VAM Vogel Approkximation Method. Adapun ciri-ciri dari penggunaan metode transportasi yaitu terdapat sejumlah sumber dan tujuan tertentu; kuantitas komoditi/barang yang didisitribusikan dari setiap sumber dan yang diminta oleh setiap tujuan besarnya tertentu; komoditi yang dikirim/diangkut dari suatu sumber ke suatu tujuan besarnya sesuai dengan permintaan dan atau kapasitas sumber; serta ongkos pengangkutan komoditi dari suatu sumber ke suatu tujuan besarnya tertentu. B. Identifikasi Masalah Pada tahap ini peneliti menentukan topik yang akan diteliti, kemudian mencari dan mengumpulkan informasi mengenai permasalah yang sesuai dengan topik. Kemudian peneliti melakukan indentifikasi masalah dan melakukan beberapa kajian untuk menyelesaikan masalah tersebut. Kajian harus berfokus pada pengoptimalan ongkos total dari pendistribusian produk sabun di PT XYZ. C. Teknik Pengumpulan Data Pada tahap ini, peneliti melakukan pengumpulan data dengan mengkaji informasi di beberapa departemen PT XYZ. Data tersebut berupa permintaan produk, persediaan produk atau stok barang, biaya tetap dan variabel, jarak antar distributor dengan pabrik, perhitungan ukuran produk sesuai dengan kemasannya, dan biaya lainnya. Kemudian, peneliti melakukan pengolahan data menggunakan metode Least Cost, dan membandingkannya dengan software LINGO untuk mendapatkan hasil yang lebih optimal. 10 D. Teknik Analisis Data Pada tahap ini dilakukan analisa data yang merupakan proses dari identifikasi segala factor yang mempengaruhi ongkos distribusi produk sabun di PT XYZ. Hasil pengoptimalan biaya atau ongkos distribusi ini dipengaruhi oleh permintaan dan stok barang, serta biaya tetap dan variabel. Kemudian ditarik kesimpulan bahwa perusahaan dapat mengoptimalkan ongkos distribusi. 11 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Proses Pengambilan Data Data yang diambil dalam penelitian ini merupakan data sekunder. Adapun data perusahaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah PT XYZ memproduksi Suatu Material yang disetorkan kepada empat produsen perusahaan yaitu PT I, PT II,PT III dan PT IV. Material dari perusahaan tersebut pada masing-masing cabang usaha perusahaan yang tersebar di tiga tempat yaitu Gudang A, Gudang B dan Gudang C. karena perbedaan efisiensi pada masing-masing tempat maka terjadi perbedaan biaya produksinya. Disamping itu, kapasitas produksi per bulan pada masing-masing tempat juga berbeda yaitu Gudang A = 75000 unit, Gudang B = 10000 unit dan Gudang C = 8500 unit. Smentara Permintaan suku cadang dari keempat produsen meterial itu adalah PT I = 42000 unit, PT II = 83000 unit, PT III = 63000 unit dan PT IV = 72000 unit. Sementara itu Biaya untuk mengirim satu unit material dari tiga cabang keempat produsen mesin itu Adalah seperti yang digambarkan pada Tabel dibawah ini Tabel 4. 1. Biaya untuk mengirim satu unit material 12 B. Perhitungan dengan Metode Transportasi Berdasarkan dari pengolahan dan analisa data dengan metode transportasi dimana penyelesaian awal menggunakan metode pojok kiri atas pojok kanan bawah North West Corner Method, dan VAM Vogel’s Approximation Method maka kemudian diperoleh hasil sebagai berikut a. Penyelesaian dengan Metode NWC • Pengisian sel/kotak dimulai dari ujung kiri atas Tabel 4. 2. Penyelesaian dengan Metode NWC langkah pertama Jika tahapan pertama selesai, maka dilanjutkan dengan tahapan selanjutnya yaitu menglokasikan jumlah maksimum terbesar sesuai syarat sehingga layak untuk memenuhi permintaan Tabel 4. 3. Penyelesaian dengan Metode NWC langkah kedua 13 Dari tabel diatas, dapat terlihat bahwasanya pengisian pada stok dari Gudang A ke PT I sudah maksimum Terbesar sebesar 42000 sesuai dengan permintaan maksimum oleh PT I, maka selanjutnya dapat dilakukan untuk tahapan selanjutnya yaitu Bergerak ke kotak sebelah kanan bila masih terdapat suplai yang cukup. Kalau tidak, bergerak ke kotak di bawahnya sesuai demand. Bergerak terus hingga suplai habis dan demand terpenuhi. Tabel 4. 4. Penyelesaian dengan Metode NWC langkah Ketiga Dari Tabel diatas maka dapat dihitung total biaya kegiatan pengiriman / pendistribusian material dengan metode NWC dari PT proses produksi ke Gudang permintaan suku cadang adalah sebesar seba jumlah material x biaya pengiriman satu unit material, maka untuk perhitungan 14 biaya transportasi keseluruhan yaitu Biaya dari PT I ke Gudang A x Biaya pengiriman/unit = x 120 = Biaya dari PT II ke Gudang A x Biaya pengiriman/unit = x 140 = Biaya dari PT II ke Gudang B x Biaya pengiriman/unit = x 170 = Biaya dari PT III ke Gudang B x Biaya pengiriman/unit = x 100 = Biaya dari PT III ke Gudang C x Biaya pengiriman/unit = x 120 = Biaya dari PT IV ke Gudang C x Biaya pengiriman/unit = x 140 = Dari perhitungan biaya transportasi diatas, maka akan dapat dihitung total biata transportasi yang akan di keluarkan oleh PT XYZ untuk mendistribusikan material dengan metode NWC sebagai berikut Total Biaya Distribusi material dengan Metode NWC = x 120 = + x 140 = + x 170 = + x 100 = + x 120 = + x 140 = = Rp. b. Penyelesaian dengan Metode VAM Hitung perbedaan antara dua biaya terkecil dari setiap baris dan kolom Tabel 4. 5. Penyelesaian dengan Metode VAM langkah Pertama 15 Pilih baris atau kolom dengan nilai selisih terbesar, lalu beri tanda kurung. Jika nilai pada baris atau kolom adalah sama, pilih yang dapat memindahkan barang paling banyak. Tabel 4. 6. Penyelesaian dengan Metode VAM langkah Kedua Dari baris/kolom yang sudah dipilih pada tahap ke 2, maka dilanjutkan dengan menentukan jumlah barang yang bisa terangkut dengan memperhatikan pembatasan yang berlakubagi baris atau kolomnya serta sel dengan biaya terkecil Setelah itu hapus baris atau kolom yang sudah memenuhi syarat sebelumnya artinya suplai telah dapat terpenuhi 16 Tabel 4. 7. Penyelesaian dengan Metode VAM langkah Ketiga Ulangi langkah 1 sampai 4 hingga semua alokasi terpenuhi Tabel 4. 8. Penyelesaian akhir dengan Metode VAM Dari Tabel diatas maka dapat dihitung total biaya kegiatan pengiriman / pendistribusian material dengan metode VAM dari PT proses produksi ke Gudang permintaan suku cadang adalah sebesar seba jumlah material x biaya pengiriman satu unit material, maka untuk perhitungan biaya transportasi keseluruhan yaitu Biaya dari PT III ke Gudang A x Biaya pengiriman/unit = x 80 = Biaya dari PT I ke Gudang B x Biaya pengiriman/unit = x 130 = Biaya dari PT II ke Gudang A x Biaya pengiriman/unit = x 140 = Biaya dari PT II ke Gudang C x Biaya pengiriman/unit= x 120 = Biaya dari PT IV ke Gudang C x Biaya pengiriman/unit= x 140 = Biaya dari PT IV ke Gudang B x Biaya pengiriman/unit= x 160 = Dari perhitungan biaya transportasi diatas, maka akan dapat dihitung total biata transportasi yang akan di keluarkan oleh PT XYZ untuk mendistribusikan material dengan metode VAM sebagai berikut Total Biaya Distribusi material dengan Metode VAM = x 80 = + x 130 = + x 140 = + x 120 = + x 140 = + x 160 = = 18 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Pendistribusian material dari beberapa PT ke beberapa Gudang di dengan menggunakan metode transportasi yang sudah digunakan maka didapatkan hasil yang optimal. Total biaya transportasi dengan menggunakan metode pojok kiri atas pojok kanan bawah North West Corner adalah sebesar = Rp. Kemudian total biaya transportasi dengan menggunakan metode VAM Vogel Approkximation Method adalah sebesar= Rp. Pada penelitian di PT. XYZ dengan menggunakan metode transportasi yang digunakan, penggunaan metode yang tepat untuk mengoptimalkan biaya distribusi material adalah untuk solusi fisibel awal menggunakan metode VAM Vogel’s Approximation Method dengan hasil yang paling minimal diantara metode pojok kiri atas atau NWC North West Corner pojok kanan bawah, dengan perhitungan ongkos terkecil yaitu sebesar Rp. B. Saran Kondisi seperti ini supply = demand dalam prakteknya sebenarnya sangat sulit di temui, sehingga disarankan kedepannya untuk melakukan penulisan mengenai kondisi dimana jumlah material yang dibutuhkan lebih besar daripada jumlah material yang tersedia supply demand sesuai dengan kondisi aktual. Kemudian Dalam mendapatkan biaya yang optimal dapat digunakan metode lain agar dalam hal ini lebih bisa mengetahui metode yang lebih baik dalam mengoptimalkan biaya pendistribusian atau biaya transportasi. 20 DAFTAR PUSTAKA Akhmad, Achsani, M. Tambunan, and Mulyo 2016. Impact of Fiscal Policy on the Agricultural Development in anEmerging Economy Case Study from the SouthSulawesi, Indonesia. International Research Journal of Finance and EconomicsIssue 96 2012, Pages 101-112 Akhmad. 2018. 20Manajemen Operasi Teori dan Aplikasi dalam Dunia Bisnis. Azkiya Publishing. Bogor. Akhmad. 2014. Ekonomi Mikro Teoti dan Aplikasi di Dunia Usaha. Andi Offet. Yogyakarta. Akhmad, Amir . 2020. Menanggulangi Kemiskinan Di Daerah Upaya Penanggulangan Kemiskinan Pemerintah Kabupaten Dan Kota Di Sulawesi Selatan. Azkiya Publishing. Bogor Akhmad. 2012. Dampak Kebijakan Fiskal Terhadap Perekonomian Kabupaten Dan Kota Di Provinsi Sulawesi Selatan. Disertasi Doktor. Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor, Bogor. Arsi, F., Syafei, D., & Silviyani. 2022. Optimization of Product Distribution Cost Furniture Using Stepping Stone. Jurnal of Engineering Science snd Technology Management Asmi Ardini., & Lutfiyana N. 2018. Metode Transportasi Untuk Mengoptimalkan Biaya Pengiriman Barang Pada PT Trimuda Nuansa Citra Jakarta. Jurnal Information System For Educators and Professionals. 3 1, 55– 66. Sistem Informasi, STMIK Nusa Mandiri. Ika Widya Ardhyani. 2017. Mengoptimalkan Biaya Distribusi Pakan Ternak Dengan Menggunakan Metode Transportasi Studi Kasus Di PT. X Krian. Teknika Engineering and Sains Journal. 12, 95-100. Teknik Industri, Fakultas Teknik Universitas Maarif Hasyim Latif, Sidoarjo, Indonesia. Irvana Arofah & Nianty Nandasari Gesthantiara. 2021. Optimasi Biaya Distribusi Barang dengan Menggunakan Model Transportasi. JMT Jurnal Matematika dan Terapan. 31, 1-9. Program Studi Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Pamulang. Jevi Rosta & Hendi Tannady. 2012. Pendistribusian Produk Yang Optimal Dengan Metode Transportasi. Jurnal Teknik dan Ilmu Komputer. 104, 347-352. Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Industri, Universitas Bina Nusantara, Jakarta. Luthfi Fauzi Rahman & Luthfi Nur Rahman. 2021. Optimalisasi Biaya dan Jarak Distribusi Pada Depot Air JAVAQUA Menggunakan Metode Transportasi dan Metode Network. Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan. 74, 501-511. Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik Universitas Singaperbangsa Karawang. 21 Marwan. 2021. Optimasi Biaya Distribusi Material Dengan Metode Nwc North West Corner dan Metode Vam Vogel Approximation Method Pada PT. XYZ. IESM Journal . 22, 137-146. Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer, Universitas Potensi Utama. Rhema Chintya Lestari., dkk. 2021. Pengoptimalan Biaya Transportasi Dengan Metode Least Cost dan Lingo Untuk Distribusi Sabun Batang di PT XYZ. 12, 109-120. Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Widyatama. Ribangun Bamban Jakaria & Mochamad Alfan Rosid. 2017. Mplementasi Algoritma Greedy Pada Metode Transportasi Dengan Menggunakan Vam Dalam Pendistribusian Produk. Jurnal Spektrum Industri. 151, 52-58. Teknik Informatika Universitas Muhammadiyah Sidoarjo Indonesia. ResearchGate has not been able to resolve any citations for this publication. Akhmad PideDalam beberapa tahun terakhir perhatian manajemen perusahaan dibidang operasi semakin meningkat seiring dengan meningkatnya kesadaran dan pentingnya manajemen Operasi dalam mendukung keberhasilan perusahaan. Hal tersebut ditandai dengan keberhasilan perusahaan-perusahaan Jepang dalam bersaing denganperusahaan Amerika Serikat dan perusahaan-perusahaan Eropa barat seperti Jerman, Inggris, Prancis dalam memproduksi barang dan jasa. Buku ini muncul guna utuk memenuhi kebutuhan mahasiswa akan kebutuhan buku teks di bidang Manahemen Operasi. Di sampingitu buku juga cocok untuk para manajer perusahaan yang sadar akan pentingnya produksi dalam meraih keberhasilan dalam bersaing. Setiap Bab dalam buku ini dimulai dari pembahasan teori atau model dan dilengkapi dengan contoh-contoh soal untuk lebih memudahkan penggunanya dalam mengaplikasikan teori yang study aims to describe the impact of Fiscal policy on the agricultural development in cities and regencies of south Sulawesi. Data that used were panel data of city and regencies in 2004-2009. The study applies econometric model with simultaneous equation system. The study indicates that local government Fiscal policy especially capital spending in agricultural sector can stimulate the development of regional gross domestic product of agricultural sector. Meanwhile, non agricultural capital spending can stimulate the increasing of regional gross domestic product of private investment. Then, the private investment can stimulate the increasing at the non agricultural sector and decreasing the unemployment rate. While poverty can be decreasing when the same time the increasing of regional gross domestic product and labor absorption. The result of the policy simulation found that budgeting reallocation with decreasing other expenditures and goods and services spending, then, used to increase capital spending can give better result than policy simulation with the increasing of regional gross domestics' product and policy to increase the transfer fund from central of Product Distribution Cost Furniture Using Stepping StoneF ArsiD SyafeiSilviyaniArsi, F., Syafei, D., & Silviyani. 2022. Optimization of Product Distribution Cost Furniture Using Stepping Stone. Jurnal of Engineering Science snd Technology ManagementMetode Transportasi Untuk Mengoptimalkan Biaya Pengiriman Barang Pada PT Trimuda Nuansa Citra JakartaAsmi ArdiniN LutfiyanaAsmi Ardini., & Lutfiyana N. 2018. Metode Transportasi Untuk Mengoptimalkan Biaya Pengiriman Barang Pada PT Trimuda Nuansa Citra Jakarta. Jurnal Information System For Educators and Professionals. 3 1, 55-66. Sistem Informasi, STMIK Nusa Biaya Distribusi Barang dengan Menggunakan Model TransportasiIrvana Arofah & Nianty Nandasari Gesthantiara. 2021. Optimasi Biaya Distribusi Barang dengan Menggunakan Model Transportasi. JMT Jurnal Matematika dan Terapan. 31, 1-9. Program Studi Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Biaya Distribusi Material Dengan Metode Nwc North West Corner dan Metode Vam Vogel Approximation Method Pada PTMarwanMarwan. 2021. Optimasi Biaya Distribusi Material Dengan Metode Nwc North West Corner dan Metode Vam Vogel Approximation Method Pada PT. XYZ. IESM Journal. 22, 137-146. Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer, Universitas Potensi Biaya Transportasi Dengan Metode Least Cost dan Lingo Untuk Distribusi Sabun Batang di PT XYZRhema Chintya LestariRhema Chintya Lestari., dkk. 2021. Pengoptimalan Biaya Transportasi Dengan Metode Least Cost dan Lingo Untuk Distribusi Sabun Batang di PT XYZ. 12, 109-120. Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Algoritma Greedy Pada Metode Transportasi Dengan Menggunakan Vam Dalam Pendistribusian ProdukRibangun Bamban Jakaria & Mochamad Alfan Rosid. 2017. Mplementasi Algoritma Greedy Pada Metode Transportasi Dengan Menggunakan Vam Dalam Pendistribusian Produk. Jurnal Spektrum Industri. 151, 52-58. Faktor-Faktor dalam Memilih Trasportasi Distribusi Pemilihan sarana trasportasi/angkutan sangat membutuhkan pertimbangan yang tepat bagi setiap perusahaan, dimana pertimbangan tersebut antara lain yaitu 1 Pengangkutan tidak terlepas dari besar kecilnya sebuah produk. 2 Pemilihan harus sepadan dengan promosi perusahaan. 3 Biaya yang dikeluarkan jangan sampai terlampau mahal. 4 Harus memilih pengangkutan mana yang paling tepat. 5 Aspek-aspek apa saja yang penting untuk perusahaan. 6 Mana yang efektif dan efisien, memiliki angkutan sendiri atau menyewa. 7 Macam sarana angkutan mana yang bisa menunjang kemajuan perusahaan. Faktor lainnya yang bisa mempengaruhi pertimbangan dalam pemilihan jenis transportasi yang akan dipergunakan antara lain yaitu a. Jenis Barang Produk yang Akan Dikirim Jenis barang produk yang akan dikirim sangat perlu untuk diperhatikan, sehingga alat pengangkutan yang nantinya dipilih bisa disesuaikan dengan barang produk yang akan dikirimkan tersebut, apakah barang produk yang akan dikirimkan itu termasuk 1 Barang-barang produk khusus yang harus diprioritaskan cara pengirimannya, misalnya seperti pengiriman bahan-bahan kimia yang perlu penanganan hati-hati. 2 Barang produk yang tidak mudah rusak serta tahan lama, seperti contohnya peralatan kantor, mesin-mesin dan lain sebagainya. 3 Barang produk yang mudah rusak, sehingga perlu adanya penanganan khusus dan perlu alat pengangkut yang khusus serta aman. Contohnya seperti daging, susu, buah-buahan, obat-obatan, dan lain sebagainya, yang tentunya barang-barang semacam itu harus cepat sampai ke tujuan. b. Banyaknya Barang Produk yang Akan Dikirimkan Jumlah barang produk yang akan dikirim juga menjadi salah satu faktor yang harus dipertimbangkan karena hal ini akan mempengaruhi dalam cara pengepakan, pemuatan serta menentukan jenis kendaraan yang akan dipergunakan. Misalnya seperti kalau barang tersebut sedikit maka bisa dikirim melalui jasa pos ataupun titipan kilat atau bisa juga memakai kendaraan kecil lainnya. c. Tujuan Pengiriman Barang Tujuan pengiriman barang produk juga merupakan salah satu faktor yang penting dalam menentukan pilihan jenis transportasi, disini juga harus diperhatikan jarak yang harus ditempuh nantinya. d. Biaya atau Ongkos Pengiriman Barang Untuk mengetahui biaya atau ongkos pengiriman barang sangat berhubungan dengan jenis barang, berat barang serta tujuannya. Disini perlu dilihat terlebih dulu mana yang lebih ekonomis murah dalam pengiriman barang dengan mempertimbangkan kecepatan dan keamanan barang yang bersangkutan agar bisa sampai tepat ke tujuan, ongkos angkut umumnya dihitung berdasarkan berat dikalikan dengan tarif jarak perkilometer, atau bisa juga memakai sistim borongan. Untuk mengirimkan barang-barang yang volumenya besar seperti misalnya mesin-mesin industri, jasa angkutan yang paling tepat dipakai ialah kapal laut. Seperti yang kita ketahui, bahwa jenis angkutan yang dibutuhkan dalam bisnis diantaranya ialah bus, kapal laut, truk, kereta api, kapal terbang dan sebagainya. Untuk memilih angkutan tersebut terdapat faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan, dimana diantaranya ialah 1 Faktor Kecepatan Kecepatan pengangkutan biasanya merupakan pilihan utama dalam dunia bisnis. 2 Faktor Keamanan Barang-barang produk yang diangkut menuju tempat tujuan harus benar-benar tejamin dari segi keamanannya. 3 Faktor Ketepatan Waktu Barang-barang produk yang diangkut harus tepat waktu serta sesuai dengan pesanan para konsumen. 4 Faktor Biaya dan Tarif Biaya ataupun tarif angkutan adalah salah satu unsur pertimbangan yang harus dihadapi oleh perusahaan ataupun konsumen. Murah atau tidaknya biaya angkutan harus memperhatikan jauh dan tidaknya tempat yang akan dituju, jenis dan sifat barang, jenis angkutan, rusak atau tidaknya jalan yang akan dituju dan sebagainya. Dalam penyampaian produk terutama barang, kegiatan distribusi menggunakan beberapa mode transportasi diantaranya yaitu 1 Truk, kelebihan dari menggunakan truk ialah pada fleksibilitas, sehingga perusahaan yang menerapkan konsep JIT Just In Time menerapkan penggunaan moda transportasi truk untuk urusan distribusinya. 2 Pesawat, dengan perkembangan pergerakan nasional serta internasional maka moda transportasi pesawat udara ini bisa diandalkan dan cepat. Didukung pula dengan bermunculannya perusahaan pengangkutan seperti UPS, Fedex, dan Purolator. 3 Kereta Api, kelebihan kereta api ialah moda transportasi ini memiliki jalan sendiri sehingga waktu ataupun jadwalnya lebih tepat dibandingkan dengan truk, namun dengan tumbuhnya konsep JIT, maka kereta api sudah dianggap merugikan karena proses produksi dalam ukuran batch kecil mengharuskan pengiriman yang berkala serta dalam jumlah sedikit. 4 Kapal laut, adalah salah satu sarana transportasi tertua di dunia. Sistem distribusi dengan memakai moda transportasi ini penting jika biaya pengangkutan lebih penting dibandingkan dengan kecepatan. 5 Pipa, adalah bentuk transportasi yang penting untuk cairan seperti misalnya minyak ataupun gas dan bahan kimia lainnya. Ongkos Angkut Untuk penegasan kembali bahwa ongkos angkut kepada konsumen sangatlah penting, karena hal ini menyangkut dengan resiko yang harus ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan. Penyerahan ongkos angkut barang bisa dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut 1 Frangko stasiun, yakni seluruh ongkos dari gudang penjual sampai dengan barang berada di stasiun kota penjual maka itu adalah tanggungan penjual, dan selanjutnya dari stasiun ke tempat pelanggan akan ditanggung oleh pelanggan. 2 Loko gudang, yakni penyerahan barang dilaksanakan di gudang penjual, barang akan diserahkan apa adanya, ongkos-ongkos membungkus, menimbang dan membawa dari gudang sampai ke tempat konsumen. 3 Fas Free Along Side, yakni penjual menanggung seluruh ongkos mulai dari gudang sampai dengan barang berada disisi kapal pelabuhan penjual, sementara dari sana sampai ke tempat pelanggan akan ditanggung oleh pelanggan. 4 Loco enterpo loco gudang pelanggan, yakni penjual menanggung seluruh ongkos sampai dengan barang berada dalam gudang di pelabuhan pelanggan. 5 Fob free on bord , yakni penjual menanggung seluruh ongkos sampai barang berada diatas kapal pelabuhan penjual, sesudah kapal berangkat sampai ke tempat pelanggan maka ongkos akan menjadi tanggungan pelanggan. 6 Franko pelanggan, yakni penjual menanggung seluruh ongkos sampai barang berada ditempat pelanggan. Dalam alur rantai pasokan atau supply chain, transportasi memegang peranan yang penting. Hal ini karena barang yang sudah diproduksi tidak mungkin dikonsumsi di tempat yang sama. Sehingga barang yang sudah diproduksi harus didistribusikan ke tempat lain. Proses distribusi ini jelas memerlukan transportasi yang memadai untuk memastikan barang sampai ke konsumen dengan kondisi yang baik. Dalam supply chain manajemen, bidang transportasi ini lebih dikenal dengan istilah transportasi logistik. Bila supply chain management memegang semua kendali mulai dari perencanaan produksi, proses produksi, hingga distribusi, transportasi logistik lebih mengarah pada proses pengiriman barang saja. Namun tidak sekedar mengirim barang, berikut ini pentingnya transportasi dalam logistik perusahaan. Apa itu transportasi logistikBanyak orang yang masih bingung dengan istilah transportasi logistik. Secara umum, istilah transportasi adalah memindahkan atau mengirim barang ke pusat distribusi atau gudang dengan menggunakan kendaraan. Namun transportasi logistik adalah proses mengirim barang secara khusus dari supplier ke perusahaan atau pabrik. Dalam hal ini barang yang dikirimkan mulai dari barang mentah dari supplier hingga mengirim barang jadi ke distributor. Semua proses ini ditangani oleh bagian manajemen transportasi. Manajemen transportasi menangani segala hal yang berkaitan dengan kegiatan distribusi. Tugas utamanya adalah memastikan pengiriman yang efektif dan pergerakan barang jadi yang lancar. Untuk memastikan pengiriman logistik sesuai dengan yang direncanakan, manajemen perlu membuat rancangan yang distribusi logistikTugas distribusi logistik mempunyai beberapa tugas untuk memastikan bila proses distribusi sesuai dengan rencana. Berikut ini beberapa agenda distribusi dasar untuk memastikan bila pengiriman barang berjalan dengan baik. 1. Penerima pesanan Customer service yang baik tentu saja menjadi hal yang sangat penting bagi perusahaan. Namun yang tidak kalah penting adalah kepuasan pelanggan dengan menyediakan pengalaman berbelanja yang mengesankan. Oleh karena itu, perusahaan perlu memastikan bila barang yang dikirim ke pelanggan sampai tepat waktu dan dalam kondisi yang baik. Untuk memenuhi permintaan pelanggan, ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan yaitu kecepatan pengiriman, transaksi yang efisien, pengiriman terpercaya, dan komunikasi yang efektif dari semua pihak. 2. Manajemen gudang Manajemen pengiriman memang penting, namun menajemen gudang juga harus sama baiknya. Baik transportasi dan gudang memiliki keterkaitan satu sama lain. Manajemen gudang harus dibuat seefektif mungkin untuk memudahkan proses pencarian dan pengiriman Manajemen transportasi Manajemen transportasi juga harus direncanakan dengan baik. pilih mode transportasi yang paling cocok untuk mendistribusikan barang. Ada banyak jenis transportasi yang bisa dipilih dan sebaiknya pilih yang paling efektif untuk meningkatkan stabilitas pengiriman. Selain memilih jenis transportasi, manajemen transportasi juga bertugas memantau proses distribusi apakah sudah sesuai dengan jadwal. Fungsi transportasi logistikKegiatan transportasi ini secara umum meliputi pengiriman barang dari satu lokasi ke lokasi yang lain dalam rantai pasokan. Kebutuhan pengiriman logistik ini meningkat dengan cepat seiring dengan berkembangnya e-commerce. Dari sisi pelanggan, transportasi ini menjadi kegiatan yang paling terlihat karena menggunakan berbagai jenis kendaraan. Dari sisi rantai pasokan, pengiriman logistik ini mempunyai dua fungsi seperti berikut1. Pergerakan barang Fungsi transportasi dalam pengiriman logistik ini adalah pergerakan produk. Transportasi berperan dalam pergerakan barang, baik barang mentah, komponen, bahan baku, hingga barang jadi. Keberadaan transportasi ini mempengaruhi sektor lain di perusahaan seperti bagian pengadaan barang, bagian produksi, dan juga bagian manajemen pelanggan. Bila transportasi barang di perusahaan tidak baik, bisa dipastikan bila kinerja bagian lain juga akan terpengaruh. 2. Penyimpanan produk Selain berfungsi sebagai pengiriman logistik, transportasi juga berperan dalam penyimpanan produk. Sebelum barang dikirim, biasanya barang akan disimpan sementara dalam gudang. Barang disimpan karena untuk pemenuhan barang secara terjadwal sebelum pengiriman. Sehingga dalam manajemen transportasi juga termasuk manajemen pergudangan untuk mengelola penyimpanan barang sederhana. Manajemen transportasi logistikDalam satu manajemen transportasi logistik tidak hanya bertugas mengatur masalah pengiriman saja. Namun juga segala hal yang terkait dengan proses pengiriman. Berikut ini beberapa tugas lain dari manajemen pengiriman logistik. 1. Evaluasi rutin Proses pengiriman logistik juga harus dievaluasi secara rutin untuk meningkatkan tingkat efektivitasnya. Ada banyak hal yang harus dievaluasi seperti rute pengiriman, kinerja pegawai, kurir, hingga perawatan kendaraan. Evaluasi rutin perlu dilakukan untuk meminimalisir adanya masalah. Kalaupun ada masalah bisa diselesaikan dengan lebih cepat untuk menghindari penurunan efektivitas kerja yang bisa berpengaruh pada proses pengiriman logistik. 2. Koordinasi kantor dengan kurir Berkenaan dengan alur pengiriman barang, manajemen transportasi membangun komunikasi yang baik antara kantor atau back office dengan kurir. Tanpa komunikasi yang baik, proses pengiriman akan tersendat. Hal ini karena back office memahami rute pengiriman yang lebih cepat dan jadwal pengiriman. Sedangkan kurir mengikuti arahan dari back office untuk mengirimkan barang dengan lebih cepat. 3. Pelacakan otomatis Dengan teknologi yang semakin berkembang, kini tidak perlu lagi melacak pengiriman secara manual. Manajemen transportasi perlu membuat perangkat lunak untuk mempermudah pelacakan barang selama proses pengiriman. Selain mempermudah proses pengiriman, hasil pelacakan otomatis ini juga lebih akurat. Mempunyai manajemen transportasi yang bagus akan meningkatkan customer service. Sudah banyak perusahaan yang menawarkan pengiriman dengan cepat sebagai layanan pelanggan mereka. Hal ini karena pelanggan mengingkan barang sampai lebih cepat. Sehingga inovasi pengiriman baru dibutuhkan untuk mengirim barang ke pelanggan secara lebih cepat dan murah. Selain itu, manajemen transportasi juga bertugas melakukan pengecekan pada kendaraan. Pengiriman logistik harus menggunakan kendaraan dalam kondisi bagus untuk menghindari masalah dalam perjalanan yang bisa menghambat proses pengiriman. Evaluasi kendaraan rutin juga bisa menghindari pembengkakan biaya untuk perbaikan atau bahkan pengadaan transportasi baru. Manajemen memastikan kendaraan dalam kondisi bagus dan layak jalan sehingga proses pengiriman bisa berjalan sesuai dengan rencana. Tidak hanya itu, manajemen transportasi juga bertanggung jawab untuk mengurus perizinan yang berhubungan dengan pengiriman barang. Utamanya barang yang dikirim dari dan ke luar negeri tentu memerlukan berbagai macam perizinan. Perizinan ini juga bukan hal yang sederhana karena prosesnya juga ada yang rumit. Namun tanpa perizinan yang diperlukan, proses pengiriman bisa terhambat. Transportasi logistik dalam rantai pasokan atau supply chain sangatlah penting. Transportasi ini berperan mengirim barang mulai dari bahan menah, bahan baku, komponen dari supplier hingga proses distribusi barang jadi ke distributor. Tanpa adanya manajemen transportasi yang bagus, proses produksi dan distribusi produk akan terhambat. Proses pengiriman yang cepat dan tepat juga meningkatkan kepercayaan konsumen karena barang dikirim sesuai jadwal dan dalam kondisi bagus. Perusahaan perlu mempunyai manajemen transportasi yang baik untuk memastikan proses alur pengiriman barang berjalan sesuai yang diharapkan. Jawabannya adalah Konsep langkah-langkah penyelesaian program linear 1. Membuah model matematika 2. Menentukan titik potong 3. Gambarkan grafik dari model yang telah dibuat. 4. Hitung nilai optimum Pembahasan Diketahui Paket yang harus didistribusikan = 1200 truk I = 200 truk II = 80 biaya pengangkutan truk I = biaya pengangkutan truk II = total biaya pengangkutan seluruh paket = Ditanya biaya minimal biaya pengangkutan paket tersebut? Jawab 1. Membuat model matematika Misal x = truk I , y = truk II Truk I memuat 200 paket dan truk II membuat 80 paket dengan mendistribusikan 1200 paket. 200x + 80y ≤ 1200 ⇔ 5x + 2y ≤ 30 .... i Biaya truk I dan truk II adalah dan Biaya tersedia + ≤ bagi di kedua ruas ⇔ 2x + y ≤ 15 ... ii Banyak truk I dan truk II yang memuat paket selalu bernilai positif maka x ≥ 0 dan y ≥ 0 ... iii 2. Menentukan titik potong Menentukan titik potong pada sumbu x dan sumbu y Pertidaksamaan 5x + 2y ≤ 30 titik potong pada sumbu-y, maka x = 0 50 + 2y = 30 2y = 30 y = 15 titik potong pada sumbu-y adalah 0,15 titik potong pada sumbu-x, maka y = 0 5x + 20 = 30 5x = 30 x = 6 titik potong pada sumbu-x adalah 6,0 Pertidaksamaan 2x + y ≤ 15 titik potong pada sumbu-y, maka x = 0 20 + y = 15 y = 15 titik potong pada sumbu-y adalah 0,15 titik potong pada sumbu-x, maka y = 0 2x + 0 = 15 2x = 15 x = 7,5 titik potong pada sumbu-x adalah 7,5;0 Apabila koefisiennya positif dan mempunyai tanda ≤, maka daerah arsirannya ke bawah. Menentukan titik potong kedua persamaan garis Eliminasi pers i dan ii 5x + 2y = 30 ×1 5x + 2y = 30 2x + y = 15 ×2 4x + 2y = 30 - − ...................................x = 0 Subtitusi x = 0 ke dalam pers ii 2x + y = 15 2 0 + y = 15 y = 15 titik potong dari kedua pertidaksamaan adalah 0, 15 3. Gambar model matematika terlampir pada gambar 4. Menentukan biaya minimal dari gambar terlihat bahwa titik-titik yang dilalui bagian yang diarsir adalah 0,15 dan 6,0 maka uji titik Uji titik fx, y = + A0, 15 = 0 + 15 = B6, 0 = 6 + 0 = pilih biaya yang terkecil yaitu Jadi, biaya minimal biaya pengangkutan paket tersebut adalah

suatu perusahaan transportasi harus mendistribusikan